Jasad Aurellia Dipenuhi Lebam Membiru, PPI Tangsel Klaim Pelatihan Paskibraka Sesuai Standar Pembinaan, Tidak Ada Kontak Fisik

Selasa, 06 Agustus 2019 | 09:21
Tribun Jakarta/Jaisy Rahman Tohir

Aurellia Qurratuaini, Paskibraka Tangsel yang meninggal dunia secara mendadak pada 1 Agustus 2019

Laporan Wartawan GridHot.ID, Siti Nur Qasanah

GridHot.ID - Salah satu anggota Paskibraka Kota Tangerang Selatan (Tangsel) untuk upacara bendera 17 Agustus 2019 diketahui meninggal dunia, Kamis (1/8/2019) di kediamannya.

Petugas tersebut diketahui bernama Aurellia Qurrota Ain yang merupakan siswi kelas XI MIPA 3 dari SMA Islam Al Azhar BSD Serpong.

Dilansir GridHot.ID dari Warta Kota, Romi selaku paman Aurellia menilai kematian ponakannya itu terlihat janggal.

Romi menjelaskan banyak keanehan dalam peristiwa ini. Bahkan ia menyebut tubuh Aurellia itu lebam-lebam.

Baca Juga: Berkat Buku Harian, Fakta Baru Kematian Paskibraka Tangsel Terbongkar, Aurellia Lebih Suka Dilatih TNI Daripada Senior Sendiri

"Tubuhnya lebam membiru. Dia (Aurellia) juga sempat cerita kalau pernah dipukul oleh seniornya di Paskibra," ucapnya saat ditemui di rumah duka, Taman Royal, Cipondoh, Tangerang, Kamis (1/8/2019).

Tak hanya pamannya yang bernama Romi, paman Aurellia yag bernama Indra juga menerangkan bahwa latihan kegiatan Paskibraka di Tangerang Selatan yang diikuti keponakannya itu sangat keras.

"Dia pernah cerita ke kami, kalau di Tangsel itu latihannya mengenal sebutan latihan cincin. Yaitu push up di aspal dengan cara tangan mengepal, sehingga jari-jari cincin tangan menghitam," ujar Indra.

Baca Juga: Putrinya Mati Tak Wajar dengan Jasad Penuh Lebam, Keluarga Aurellia Tak Akan Tempuh Jalur Hukum, Sang Ayah Ngaku Sudah Ikhlaskan Anaknya

Indra pun kaget dengan kejadian itu. Menurutnya, latihan tersebut berbeda dengan kegiatan Paskibraka lainnya.

"Saya juga Paskibraka. Keluarga kami Paskibra. Ayah dan ibu Aurel juga Paskibra, tapi latihannya tidak sekeras itu," paparnya.

Diwartakan TribunJakarta.com, Purna Paskibraka Indonesia (PPI) Tangerang Selatan (Tangsel) memastikan tidak ada kontak fisik apa lagi kekerasan fisik pada pendidikan dan pelatihan (diklat) Paskibraka Tangsel.

Baca Juga: Makan Kulit Jeruk Hingga Latihan Cincin yang Beda dari Biasa, Aurellia Diduga Dapat Perlakuan Berlebih dari Seniornya Saat Latihan Paskibraka, Sang Ayah: Jika Komplain, Hukuman Akan Makin Berat

Instagram/@benyamindavnie
Instagram/@benyamindavnie

Potret Aurellia semasa hidup.

"Dalam pelatihan pun kami tidak ada kontak fisik dalam latihan itu tidak ada. Dalam pelatihan yang sudah disepakati tim semuanya ya standard pola pembinaan. Ya kalau hukuman, hukuman biasa," ujar Ketua PPI Tangsel, Warta Wijaya saat ditemui di Pemkot Tangsel, Ciputat, Jumat (2/8/2019).

Warta menjelaskan diklat para calon paskibraka itu sudah mukai dari 1 Juli 2019 di bawah binaan PPI sampai 21 Juli 2019.

Setelah itu, dari 22 -31 Juli 2019, pelatihan dibina oleh anggota TNI dari Batalyon Kavaleri 9.

Mereka berlatih setiap Senin sampai Kamis, lalu Sabtu dan Minggu. Sedangkan, Jumat libur.

Baca Juga: Jasadnya Dipenuhi Lebam Membiru, Sang Ayah Ungkap Gelagat Tak Biasa Aurellia Sebelum Tewas, Jadi Pendiam Hingga Minta Orangtua Pulang Lantaran Kangen

Setiap latihan para peserta diklat sudah harus datang pukul 06.00 WIB dan pelatihan selesai maksimal 16.30 WIB.

Warta juga menegaskan bahwa porsi latihan bagi para calon paskibraka tahun ini sama dengan tahun-tahun sebelumnya.

"Porsi latihan itu sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Bahkan dari kaveleri pun bukan pertama kali. Dia sudah beberapa kali bergabung bersama kami, karena memang setiap tahunnya Paskibraka diiringi dengan militer berbeda2, tahun ganjil itu dengan Yon Kavaleri, tahun genap dengan Arhanud," ujarnya.

Baca Juga: Wakil Walikota Sebut Paskibraka Kota Tangsel Tidak Meninggal Karena Sakit, Keluarga Heran Ada Luka Lebam di Tubuh Jenazah Aurellia, Paman Siap Tuntut Pemkot Tangerang

Warta Kota/Andika Panduwinata
Warta Kota/Andika Panduwinata

Aurellia Quratu Aini (jilbab hitam) semasa hidup bersama ibunya

Warta mengungkapkan, selama pelatihan, Aurellia hanya sekali izin sakit, itupun pada periode awal pelatihan.

Sementara setelahnya, ia menjadi anak yang paling prima sampai disepakati para pelatih menjadi pembawa baki.

"Dia itu paling sedikit bahkan tidak pernah masuk tim kesehatan tim medis itu tidak pernah. Dia anaknya kuat dia anaknya lincah. Bahkan karena kemampuannya dia kita sepakati bersama untuk membawa baki," ujarnya.

Saat ini diklat sudah memasuki latihan bersama dengan tim pengiring, dan tidak ada porsi latihan yang dikurangi atau berubah.

Baca Juga: Seolah Firasat Bagi Keluarga, Aurellia Tulis Sendiri Diary Merah Putih di Malam Sebelum Meninggal Dunia: Ini Latihan Terakhir Paskibra...

"Kami sekarang sudah bergabung dengan pasukan pengiring, pasukan 45 dari tentara. Pelatihan seperti biasa, tidak ada yang berubah," ujarnya.

Warta mengatakan belum ada komunikasi yang serius antara PPI dan pihak keluarga Aurellia.

"Terakhir saat kita datang ke sana untuk melayat saja. Mungkin karena situasinya juga masih syok," ujarnya. (*)

Tag

Editor : Siti Nur Qasanah

Sumber Warta Kota, Tribun Jakarta