Laporan Wartawan Gridhot.ID, Angriawan Cahyo Pawenang
Gridhot.ID - Mantan pejabat menteri di era pemerintahan Presiden Soeharto, Cosmas Batubara dikabarkan tutup usia.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com dan Kontan, Cosmas Batubara dikabarkan wafat pada Kamis (8/8/2019).
Dalam pesan yang diterima para wartawan, tidak dijelaskan terkait sakit yang diderita almarhum sebelum meninggal.
Jenazah dikabarkan akan disemayamkan di kediaman Jalan Cidurian No 3, Cikini, Jakarta Pusat.
Cosmas Batubara sendiri merupakan sosok yang sangat dipercaya di era Presiden Soeharto.
Buktinya, pengusaha yang juga merangkap sebagai politikus tersebut pernah menjabat sebagai 3 menteri yang berbeda di era Soeharto.
Dikutip Gridhot dari Tribun Style, jabatan tersebut adalah Menteri Muda Urusan Perumahan Rakyat, Menteri Negara Perumahan Rakyat, dan Menteri Tenaga Kerja.
Tak sampai di situ, Cosmas bahkan sempat ditunjuk untuk menjadi Rektor di Podomoro University pada tahun 2014 lalu.
Rekam jejak Cosmas juga tidak main-main.
Berdasarkan data yang terhimpun dari A Dictionary of Indonesian History Since 1900, Cosmas Batubara ternyata menjadi aktivis mahasiswa yang paling disegani di masanya.
Dirinya merupakan ketua dan juga salah satu pencetus dari organisasi Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) yang dibentuk pada 1965.
KAMI sendiri berperan penting dalam transisi dari era Soekarno ke Presiden Soeharto.
Menjadi yang paling lantang dalam gerakan anti-komunisnya, KAMI bersama organisasi Perserikatan Perhimpunan Mahasiswa Indonesia (PPMI) mengadakan aksi pasca peristiwa Kudeta Militer pada 1965.
Kedua organisasi tersebut berdemo menuntut pembubaran CGMI di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada 18 Oktober 1965.
Aksi tersebut akhirnya menjadi pelopor aksi-aksi mahasiswa lainnya yang sampai menduduki Istana Negara.
Beberapa aksi mahasiswa yang juga bersinggungan dengan dengan pembantaian masal PKI pada tahun tersebut akhirnya membuat Soekarno terdesak.
Hingga akhirnya Soekarno rela menurunkan jabatannya sebagai Presiden demi mengakhiri tragedi tersebut.
Akhirnya pada 27 Maret 1968, MPRS mengangkat Presiden Soeharto untuk menggantikan Soekarno saat itu.
(*)