Cosmas Batubara, Pejabat Menteri Era Soeharto yang Diam-diam Pimpin Organisasi di Balik Lengsernya Soekarno

Kamis, 08 Agustus 2019 | 10:05
KONTAN/Muradi

Cosmas Batubara

Laporan Wartawan Gridhot.ID, Angriawan Cahyo Pawenang

Gridhot.ID - Mantan pejabat menteri di era pemerintahan Presiden Soeharto, Cosmas Batubara dikabarkan tutup usia.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com dan Kontan, Cosmas Batubara dikabarkan wafat pada Kamis (8/8/2019).

Dalam pesan yang diterima para wartawan, tidak dijelaskan terkait sakit yang diderita almarhum sebelum meninggal.

Baca Juga: Kisah Maria Febiana, Dosen Muda Berparas Cantik Istri Anggota TNI AU, Pernah 'Ditembak' Mahasiswanya di Depan Sang Suami

Jenazah dikabarkan akan disemayamkan di kediaman Jalan Cidurian No 3, Cikini, Jakarta Pusat.

Cosmas Batubara sendiri merupakan sosok yang sangat dipercaya di era Presiden Soeharto.

Buktinya, pengusaha yang juga merangkap sebagai politikus tersebut pernah menjabat sebagai 3 menteri yang berbeda di era Soeharto.

Baca Juga: Luna Montico, Wanita Berkebangsaan Italia yang Jadi Istri Baru Gaston Castano, Tak Kalah Cantik dari Mendiang Julia Perez

Dikutip Gridhot dari Tribun Style, jabatan tersebut adalah Menteri Muda Urusan Perumahan Rakyat, Menteri Negara Perumahan Rakyat, dan Menteri Tenaga Kerja.

Tak sampai di situ, Cosmas bahkan sempat ditunjuk untuk menjadi Rektor di Podomoro University pada tahun 2014 lalu.

Rekam jejak Cosmas juga tidak main-main.

Baca Juga: Dulu Sempat Tak Nafkahi Julia Perez, Ternyata Begini Kabar Gaston Castano yang Tak Lagi Aktif Bermain Sepak Bola

Berdasarkan data yang terhimpun dari A Dictionary of Indonesian History Since 1900, Cosmas Batubara ternyata menjadi aktivis mahasiswa yang paling disegani di masanya.

Dirinya merupakan ketua dan juga salah satu pencetus dari organisasi Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) yang dibentuk pada 1965.

KAMI sendiri berperan penting dalam transisi dari era Soekarno ke Presiden Soeharto.

Baca Juga: Rahasia Kekayaan Maulana Indraguna Sutowo, Suami Tercinta Dian Sastro Wardoyo, Kakeknya Ternyata Sosok Pengusaha Kaya Raya Pendiri PT Pertamina

Menjadi yang paling lantang dalam gerakan anti-komunisnya, KAMI bersama organisasi Perserikatan Perhimpunan Mahasiswa Indonesia (PPMI) mengadakan aksi pasca peristiwa Kudeta Militer pada 1965.

Kedua organisasi tersebut berdemo menuntut pembubaran CGMI di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada 18 Oktober 1965.

Aksi tersebut akhirnya menjadi pelopor aksi-aksi mahasiswa lainnya yang sampai menduduki Istana Negara.

Baca Juga: Tak Terima Lapanya Digusur, Pedagang PKL di Medan Pukul Petugas Satpol PP Dengan Tongkat Besi dan Siramkan Air Cabai, Satu Anggota Dilarikan ke Rumah Sakit

Beberapa aksi mahasiswa yang juga bersinggungan dengan dengan pembantaian masal PKI pada tahun tersebut akhirnya membuat Soekarno terdesak.

Hingga akhirnya Soekarno rela menurunkan jabatannya sebagai Presiden demi mengakhiri tragedi tersebut.

Akhirnya pada 27 Maret 1968, MPRS mengangkat Presiden Soeharto untuk menggantikan Soekarno saat itu.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber Kompas.com, Tribun Style