Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade
Gridhot.ID - Transportasi umum berbasis online sekarang semakin marak di tengah kalangan masyarakat.
Praktisnya ojek online atau ojol dianggap dapat memudahkan perjalanan.
Salah satunya adalah Go-Jek, perusahaan transportasi online terbesar di Indonesia.
Bicara tentang Go-Jek, kebanyakan orang tak akan asing degan nama Nadiem Makarim.
Namun, ternyata kesuksesan Go-Jek tak hanya karena tangan Nadiem Makarim.
Selain Nadiem, masih ada sosok lain di baliknya yang jarang tersorot.
Salah satunya adalah pencetus GoPay.
Melansir dari Gojek.com, GoPay adalah fitur pembayaran elektronik yang tersedia dalam aplkasi gojek.
Tak banyak orang yang tau siapa sebenarnya yang mencetuskan GoPay.
Ternyata GoPay bukanlah dicetuskan oleh Nadiem Makarim.
Melalui video di akun youtube Arief Muhammad, kita diperkenalkan dengan CEO dari GoPay.
Arief pun mengaku dalam video ini kalau dirinya sedang menunggu kedatangan dari Aldi Haryopratomo.
Dalam video tersebut, Arief pun terkejut saat melihat Aldi datang dengan menggunakan motor dan atribut Go-jek.
Dibalik kesuksesannya menjadi CEO, Aldi juga ungkap perjalanannya yang tak biasa.
Dalam wawancara itu Arief Muhammad membongkar bahwa Aldi ternyata kerap mengambil orderan GoJek.
Perjalanan karier Aldi bisa menjadi CEO GoPay diceritakannya penuh dengan perjuangan.
Semua diawalinya karena merasa ingin membuat orang lain maju.
Aldi merupakan anak seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Darah bisnis pun tak banyak ia miliki dari ayahnya.
Namun, tekadnya yang kuat untuk sekolah di luar negeri pun terwujud saai ia mendapat beasiswa S-1 Teknik Elektro dari Purdue University, Amerika Serikat.
Ia lulus dari Purdue University dengan predikat cumlaude.
Usai lulus kuliah Aldi bekerja di California di perusahaan penyaluran kredit mikro untuk orang-orang di negara berkembang.
Berikutnya Aldi sempat mendirikan bisnisnya sendiri yang bergerak di mikro finance, tetapi tak berlanjut karena kehabisan dana.
Dari situ Aldi sadar ia harus memiliki jaringan bisnis yang baik.
Artinya ia harus masuk di mana banyak orang memiliki jaringan bisnis.
Ia pun mengikut tes dan akhirnya mendapatkan beasiswa dari Harvard University.
Usai lulus dari Harvard, Aldi kembali mengembangkan bisnis lamanya yakni startup RUMA (Rekan Usaha Mikro Anda).
Dalam bisnisnya itu, ia memperoleh rekan dari salah satu investor Ebay.
Startup RUMA pun ia jalani dengan sungguh-sungguh.
RUMA terus berkembang sampai akhirnya melahirkan usaha baru, yakni Arisan Mapan.
Arisan Mapan dimulai Aldi setelah ia melakukan berbagai survei kebutuhan warga di desa.
Dia melihat warga desa kerap mencicil berbulan-bulan hanya untuk sebuah panci.
Skema cicilan itulah yang ia ganti dengan skema arisan untuk membeli berbagi barang kebutuhan.
Caranya cukup unik, Aldi meminta ibu-ibu di desa membentuk kelompok per lima orang untuk membeli panci.
Bisnis itu pun terus berjalan hingga akhirnya GoJek yang tengah berkembang mengajak Aldi kerjasama.
Kebetulan Nadiem Makarim adalah sahabat Aldi yang sudah sama sama kenal saat berkuliah di Harvard University.
Keduanya pun sepakat bergabung dan Aldi kemudian menjadi CEO GoPay pada tahun 2016.
Dalam mengelola GoPay, ia tak hanya diam di kantor.
Dikutip dari Wartakotalive, bukan cuma itu, Aldi juga kerap turun langsung melakukan survei terhadap pedagang pengguna GoPay.
Alasannya hanya satu, ia ingin tahu langsung apa yang dialami para pengemudi Ojol Gojek maupun pedagang dalam memakai aplikasi GoPay.
Dengan cara itu Aldi bisa mendapatkan jawaban yang jujur terkait baik buruknya pelayanan GoPay.
Aldi mengaku tak ada yang sadar bahwa dirinya CEO GoPay setiap sedang narik GoJek atau melakukan survei terkait GoPay.
"Nggak ada yang tahu biasanya," ujar Aldi.
Tapi beberapa kali ada pengemudi Ojol yang menyadari bahwa mukanya mirip CEO GoPay.(*)