Kesaksian Tetangga Imam Mustofa, Pria Pembacok Polisi Wonokromo Berkedok Jihad, Jadi Tertutup Usai Ikut Pengajian

Minggu, 18 Agustus 2019 | 08:55
KOMPAS.COM/A. FAIZAL

Polsek Wonokromo Surabaya dijaga ketat.

Laporan Wartawan GridHot.ID, Siti Nur Qasanah

GridHot.ID - Penyerangan terhadap markas polisi kembali terjadi, Sabtu (17/8/2019), sekitar pukul 16.45 WIB.

Dilansir dari Tribunnews.com, akibat penyerangan tersebut, Aiptu Agus Sumartono, anggota Polsek Wonokromo, Surabaya, Jawa Timur, mengalami sejumlah luka serius hingga harus dilarikan ke UGD RS Bhayangkara

"Luka di bagian tangan, pipi sebelah kanan dan kepala sebelah belakang," kata Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan, Sabtu (17/8/2019).

Baca Juga: Curhat Pimpinan KKB Papua Egianus Kogoya, Kesal Sampai Ngomel Karena Sering Tak Dikenali Pemerintah Indonesia Meski Sudah Tembaki Banyak Anggota TNI

Polisi mengatakan, saat ini pelaku sudah dilumpuhkan dan dibawa oleh Densus Polda Jatim ke Polda Jatim.

"Pelaku kami lumpuhkan dan diperiksa oleh Datasement Khusus Polda Jatim," kata Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Sandi Nugroho.

Kombes Pol Sandi Nugroho menyebut pelaku yang menyerang polisi Polsek Wonokromo bernama Imam Mustofa (31), asal Sumenep, Pulau Madura.

Baca Juga: Beri Minum dan Tenangkan Polisi yang Dibakar Massa Pendemo di Cianjur, Muhamad Ridwan yang Masih Berstatus Pelajar SMK Ngaku Beranikan Diri Demi Kemanusiaan

Pada saat penangkapan, polisi menyita sejumlah barang bukti yakni pisau penghabisan, celurit, ketapel dengan amunisi kelereng, senjata api gas gun, dua lembar kertas fotocopy bertulis La Ilaha Illallah, dan kerupuk.

"Barang-barang itu di dalam tas ransel," kata Kombes Pol Sandi Nugroho

Diwartakan Surya Malang, polisi menyebut Imam Mustofa berupaya menjalankan amaliyah jihad saat membacok Aiptu Agus Sumartono dan memukul anggota piket Briptu Febian.

Imam Mustofa kos bersama istri dan tiga anaknya, di Jalan Sidosermo IV, Gang I, Surabaya.

Baca Juga: Akui Merasa Iri, Gisella Anastasia Heran Kenapa Gading Marten Tak Pernah Disindir Warganet Meski Sering Bepergian

KOMPAS.COM/A. FAIZAL
KOMPAS.COM/A. FAIZAL

Polsek Wonokromo Surabaya disterilkan pasca penyerangan anggota polisi, Sabtu (17/8/2019).

Tetangga kosnya, Ahmad (48), menyebut ada perubahan perilaku Imam Mustofa selama dua tahun belakangan.

Menurut dia, dulu Imam Mustofa kerap berbaur dengan warga sekitar kamar kos.

"Dua tahun inilah, tertutup. Dulu ada kegiatan tirakatan (kenduri malam untuk mengenang proklamasi kemerdekaan Indonesia) masih ikut, mulai dua tahun ini sudah tidak hadir," kata Ahmad di depan rumah kos pelaku.

Baca Juga: Lagi, 2 Prajurit TNI Ditembak di Papua, Penembakan Diduga Didalangi oleh Kelompok KKB Pimpinan Egianus Kogoya

"Kami tahu mana yang biasa kumpul dan tidak," imbuh Ahmad.

Senada dengan Ahmad, Ketua RT III Ainun Arif (43) mengaku Imam Mustofa sudah tidak lagi berkumpul dengan warga sekitarnya.

Ainun mengatakan, beberapa tahun belakangan ini, Imam Mustofa tidak beraktifitas bersama tetangganya dan memilih di sekolah Baiturohman.

Surya Malang/Nur Ika Anisa
Surya Malang/Nur Ika Anisa

Penyerang markas Polsek Wonokromo, Surabaya, 17 Agustus 2019, diketahui bernama Imam Mustofa (31) asal Sumenep, Pulau Madura.

Baca Juga: Stres Kelamaan Jomblo, Pria di Kalimantan Selatan Nekat Bakar Rumah Sendiri Hingga Jadi Arang

"Di sini kan ada musola, kalau saya pilih salat di sini yang paling dekat. Tapi kalau dia tidak pernah di sini. Kumpulnya di Baiturohman, yang saya tahu. Tapi dia juga jualan di sekolah itu," kata Ainun.

Beberapa warga mengaku tidak menyangka kejadian yang dilakukan Imam Mustofa.

"Anak saya kecil sering main ke sana, main sama anaknya. Biasa saja kesehariannya tidak tahu juga ada yang mencurigakan. Dia tertutup tidak pernah banyak omong," kata Ainun.

(*)

Tag

Editor : Siti Nur Qasanah

Sumber tribunnews, Surya Malang