Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade
Gridhot.ID - Seorang bocah berumur 11 tahun di Cianjur mengalami kelainan sifat yang membuat para tetangga dan orang tuanya kesusahan.
Pasalnya bocah tersebut dikabarkan sering menganiaya hewan-hewan berbahaya seperti ular dan kodok.
Bocah laki-laki itu brnama Rizki Maulana Yusuf.
Ia gemar suka sekali menarik badan ular dan kodok sampai-sampai ia juga kerap menggigit hewan tersebut hingga mati.
Semua itu dilakukan Rizki tanpa rasa takut sedikitpun.
Tetangganya pun juga kerap melihatnya melakukan hal tak lazim tersebut.
Bocah yang tinggal di Kampung Condre, Desa Babakansari, Kecamatan Sukaluyu, ini langsung mengamuk jika kebiasaannya tersebut dicegah warga.
Melansir dari TribunJabar.id Selasa (20/8/2019), kebiasaan anehnya itu ia lakukan sejak berusia 6 tahun dan terserang penyakit kejang dan panas.
Rizki akan bertindak aneh pada saat terserang demam dan kejang-kejang.
Ia sama sekali tak punya rasa takut dengan hewan-hewan berbahaya seperti ular sekalipun.
“Seminggu setelah ia mengalami demam dan kejang-kejang dia sering ngamuk-ngamuk," kata ibu Rizki, Cucu (30).
Kebiasaan anehnya itu terlihat ketika ia ditemui sering bermain dengan kodok dan ular.
"Saya kaget ketika melihat anak saya menangkap ular lalu ular itu ditarik dan digigit hingga mati, lalu menangkap kodok lalu kodok itu ditarik dan digigit hingga mati," katanya
Ia mengatakan, Rizki tak akan melepaskan ular tersebut sampai ular tersebut sudah mati.
"Sempat menarik ular hitam kobra dan dikira udah mati karena lemas, namun setelah dilepas ular tersebut kembali bergerak dan siap mematuk anak saya," katanya.
Selain ular dan kodok, Rizki juga pernah memaikan jenis tawon penyengat.
"Saya melihat ia disengat tiga kali di tangannya, tapi ia malah tertawa. Tak nampak sedikitpun rasa sakit yang diperlihatkannya," kata Cucu.
Tetangga Cucu, Nanan (52) mengatakan prilaku Rizki memang tak seperti anak seusianya.
Rizki sering memperlakukan binatang layaknya mainan.
"Kalau menangkap kodok ia suka mendengarkan suaranya, setelah tidak bersuara kodok itu digigit, hingga kodok itu tak bersuara, setelah tak bersuara ia ketawa, dan setelah kodok itu mati ia membuangya, begitupun pada binatang-binatang lainya seperti ular, anak ayam dan anak kucing," katanya.
Kebiasaan anehnya ini pun membuat repot orang tuanya.
Pasalnya Rizki sering menangkap hewan milik tetangganya seperti ayam, bebek atau kucing jika tak menemukan kodok atau ular.
Cucu sebagai orangtua Rizki sering merasa bersalah pada tetangganya karena kelakuan aneh sang anak.
"Saya sering merasa bersalah jika ada tetangga yang datang bertanya apakah menemukan kucing, anak bebek, atau anak ayam mereka, karena kerap sekali anak saya menangkap hewan piaraan juga untuk ditarik-tarik hingga mati," kata Cucu.
Menanggapi tetangganya yang kebingungan mencari hewan piaraan mereka, Cucu hanya bisa meminta maaf.
"Saya hanya bisa minta maaf kepada para tetangga saya," kata Cucu.
Ia mengatakan, tak bisa mengganti hewan peliharaan para tetangga yang ditangkap anaknya.
Pasalnya kehidupannya kurang beruntung dan masih bingung untuk kehidupan makan sehari-hari.
Hingga saat ini kondisi Rizki masih terlihat membutuhkan pengobatan.
Untuk mandi dan makan masih belum bisa dilakukan sendiri.
"Kalau lagi tenang biasanya suka becanda dengan adiknya, ngobrol juga suka masih nyambung meski agak lama jawabnya," kata Cucu.
Kepala Desa tempat ia tinggal, H Junaedi mengatakan bahwa Rizki mengalami gangguan mental.
Ia mengatakan Rizki pernah dimasukkan ke sekolah SLB oleh pemerintah desa.
Namun, sekolahnya tak berjalan mulus dan diminta orang tuanya untuk berhenti di tengah jalan.
"Kebetulan di Desa Babakansarj ada yayasan, dan di dalamnya ada SLB, saya tak tau apa alasan orang tua Rizki malah memberhentikan anaknya sekolah," katanya.
Sementara itu, Camat Sukaluyu mengaku telah mengetahui kebiasaan anak di Desa Babakansari gemar menggigit hewan.
Pihaknya pun telah mengagendakan dengan organisasi masyarakat yang kebetulan mempunyai akses untuk melakukan pengobatan terhadap Rizki.(*)