Laporan wartawan GridHot.ID, Dewi Lusmawati
GridHot.ID -Dikutip dari Kompas TV, warga di Manokwari, Papua Barat menggelar aksi protes pada 19 Agustus 2019 atas dugaan persekusi dan rasisme terhadap mahasiswa Papua di sejumlah daerah di Jawa Timur.
Unjuk rasa berujung kerusuhan di Manokwari disebabkan oleh massa yang terprovokasi konten negatif di media sosial terkait penangkapan mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang.
Demikian diungkapkan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo dalam konferensi pers di Gedung Humas Mabes Polri, Senin siang.
"Mereka boleh dikatakan cukup terprovokasi dengan konten yang disebarkan oleh akun di medsos terkait peristiwa di Surabaya," ujar Dedi.
Lanjut Dedi, konten yang dibangun di media sosial dan tersebar dapat membangun opini bahwa peristiwa penangkapan mahasiswa Papua adalah bentuk diskriminasi dan praktik rasisme.
Padahal, Dedi memastikan penangkapan mahasiswa Papua di Surabaya sudah selesai secara hukum.
2 hari pasca kerusuhan di Manokwari, Fadli Zon beserta rombongan DPR RI mengunjungi asrama mahasiswa Papua di Jalan Kalasan Surabaya, Rabu (21/8/2018) siang.
Selain wakil ketua DPR RI Fadli Zon, juga dalam rombongan tersebut juga ada sejumlah anggota legislatif dari Papua dan Papua Barat seperti Jimmy Demianus Ijie, Willem Wandik, Steven Abraham dan Michael Wattimena.
Rombongan tersebut datang sekitar pukul 11.30 WIB.
Kemudian, dua anggota DPR RI terlihat turun dari kendaraan.
Namun mereka hanya berdiri di depan asrama yang pintu gerbangnya tertutup rapat.
Salah satu dari mereka sempat memanggil, "adik,adik" namun tidak ada balasan dari dalam.
Fadili Zon tidak ikut turun dari kendaraan.
Dia hanya memantau dari dalam kendaraan.
Politisi Partai Gerindra itu baru turun setelah meladeni wawancara wartawan.
Pantauan Kompas.com di lokasi, pintu gerbang asrama mahasiswa Papua di Surabaya sendiri terlihat tertutup rapat.
Di depan pintu gerbang terpampang spanduk warna putih bertuliskan "Siapapun Yang Datang Kami Tolak" dengan huruf warna merah.
Sejumlah penghuni terlihat keluar masuk dari salah satu sisi pintu gerbang.
Merasa tidak akan bisa masuk ke asrama mahasiswa Papua, rombongan DPR RI pun bergegas meninggalkan Jalan Kalasan.
Fadli Zon, sebelum meninggalkan Jalan Kalasan mengatakan, pihaknya ingin melihat dari dekat mahasiswa Papua di Surabaya.
"Setelah ini kami akan diskusikan apa yang sebenarnya menimpa para mahasiswa asal Papua itu dengan pihak terkait seperti Gubernur Jawa Timur dan aparat keamanan," jelasnya.
Dia mengaku tidak ingin menyimpulkan apa yang sebenarnya terjadi, karena menurut dia harus ada investigasi menyeluruh untuk memberikan gambaran fakta yang berimbang.
"Jadi perlu ada investigasi yang mencakup segala hal tentang masalah ini," ujarnya.(*)