Laporan wartawan Gridhot.ID, Candra Mega
Gridhot.ID - Sosok remaja bernama Armenda Jamel (16) asal Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Provinsi Riau menarik perhatian publik.
Pasalnya, remaja yang akrab disapa Emen tersebut memiliki tinggi badan yang tak wajar.
Seperti yang sudah diwartakan Gridhot.ID, anak dari pasangan Joko Kuswoyo (43) dengan Miharni (43) ini memiliki tinggi badan 2,6 meter.
Karena tingginya di atas normal, kusen pintu kamar Emen terpaksa dibongkar karena kepalanya sering terbentur saat keluar masuk kamar.
"Kepalanya sering terbentur di kusen. Jadi dibongkar bagian atasnya," ujar Joko saat dihubungi Kompas.com, Kamis (22/8/2019).
Setiap kali keluar masuk rumah, Emen yang kini duduk dibangku kelas 1 SMA N 4 Tanah Putih harus menunduk.
Ayahnya pun tak menyangka Emen mempunyai tinggi mencapai 2,6 meter saat usianya remaja.
"Saya sempat kaget juga melihat perkembangan tinggi badan Emen. Karena di keluarga kami tidak ada yang sampai setinggi itu," ujar Joko.
Dikutip dari Kompas, Eman punya hobi main bola voli dan bercita-cita menjadi seorang atlet.
Remaja kelahiran 22 Oktober 2003 ini mengaku sering ikut bermain voli di sekolah dan di lingkungan tempat tinggalnya.
"Saya dari SMP sudah hobi main voli. Sampai sekarang juga sering belajar passing di sekolah atau di sekitar rumah," kata Emen dengan Kompas.com, Sabtu (24/8/2019).
Keinginan Emen menjadi seorang yang sukses untuk membahagiakan kedua orangtuanya.
"Salah satunya pengin jadi atlet. Yang penting jadi orang sukses. Saya ingin bahagiakan keluarga, terutama orangtua," ungkap Emen.
Selain hobi main bola voli, Emen mengatakan sering ikut main bola kaki bersama teman-teman sebaya, tapi ia lebih sering bermain voli.
Emen memang cocok sebagai pemain voli lantaran tingginya hampir sama dengan net lapangan voli orang dewasa.
Tinggi net lapangan voli putra 2.43 meter, sedangkan tinggi Emen 2.6 meter sehingga ia akan lebih mudah melakukan smes ke arah lawan.
Emen berharap cita-citanya menjadi atlet voli dapat terwujud.
"Saya akan coba tekun berlatih bola voli. Semoga cita-cita saya terwujud," ucapnya.
Terlahir dari keluarga sederhana, Emen mengaku tetap bersyukur masih bisa sekolah.
Ia mengatakan, orangtuanya sehari-hari bekerja menderes karet dan buruh harian lepas sehingga Emen tidak minta uang jajan sekolah yang berlebihan.
"Uang jajan ke sekolah dikasih sama bapak Rp 10.000 per hari," tutur anak sulung dari dua bersaudara ini.
Ketidakmampuan orangtuanya menjadi pemicu semangat Emen untuk belajar lebih giat lagi.
Remaja raksasa ini mengaku akan terus rajin belajar supaya menjadi orang yang sukses.
"Saya akan rajin belajar supaya nanti dapat membahagiakan bapak dan ibu," ucap Emen.
Sebagai orangtua, Joko berharap anak sulungnya itu menjadi orang sukses.
Joko mengaku tidak akan memaksa Emen untuk memilih cita-citanya menjadi apa nantinya, apakah itu jadi polisi atau tentara dan yang lain.
"Kalau saya terserah saja dia mau jadi apa. Yang penting jadi orang sukses dan selalu sehat. Kalau jadi polisi atau TNI sepertinya dia enggak minat," kata Joko, Jumat (23/8/2019).
(*)