Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade
Gridhot.ID - Memarkirkan kendaraan ditempat umum maupun tempat parkir harus selalu dijaga keamanannya.
Salah satu cara yang paling pertama harus dilakukan adalah jangan sampai lupa mengunci stang sepeda motor ataupun pintu mobil pada saat diparkir.
Hal ini untuk mencegah tindak pencurian sekaligus menjaga keamanan kendaraan.
Namun hal itu ternyata tak berlaku di Pulau Bawean, Gresik, Jawa Timur.
Berbeda dengan pemilik kendaraan pada umumnya, masyarakat di Pulau Bawean, Gresik, Jawa Timur justru terkesan abai dengan keamanan kendaraan terutama sepeda motor mereka.
Sebagian besar masyarakat Pulau Bawean memiliki kebiasaan yang cukup unik ini.
Mereka akan meninggalkan sepeda motornya di tepi jalan atau di lokasi parkir dengan kunci masih tergantung pada lubang kunci.
Saat memarkirkan sepeda motornya di tepi jalan atau depan rumah, mereka dengan tenang akan meninggalkannya tanpa mencabut kunci yang masih terpasang.
Bagi para pendatang atau mereka yang bukan penduduk setempat, pasti hal ini akan membuat heran.
Jika sehari-hari, banyak orang yang sangat takut karena akan terjadi pencurian sepeda motor ketika mengetahui kunci masih tertinggal, lain halnya dengan masyarakat di Pulau Bawean.
Mereka dengan santainya meninggalkan sepeda motornya beserta kunci yang terpasang, tanpa ada rasa takut kendaraannya akan dilarikan oleh oknum pencuri.
"Biar saja ditinggal, memang sudah biasa, tidak ada yang akan curi," kata salah seorang warga yang sempat ditemui Kompas.com di kawasan Alun-Alun Sangkapura.
Tidak hanya satu atau dua kendaraan di satu tempat, hal seperti ini banyak ditemui di sepanjang jalan di kawasan Pulau Bawean.
Banyak motor dengan kunci terpasang, tergeletak di pinggir jalan tanpa diawasi pemiliknya.
Jika tidak terpasang, kunci biasanya ditinggalkan oleh pemiliknya di dalam dashboard motor pada sepeda motornya berjenis matik.
Kebiasaan ini kemudian dapat dimaklumi karena tingkat keamanan masyarakat pulau cenderung tinggi.
Tindak pencurian kendaraan bermotor hampir tidak ditemukan.
Ternyata hal ini disebabkan wilayah atau letak geografis daerah ini.
Wilayah Bawean yang tidak terlalu luas dan terpisah jauh dari daratan pulau lainnya, misalnya Jawa, sehingga sulit untuk melarikan kendaraan curian.
Akses kegiatan masyarakat Bawean semua terpusat di satu pelabuhan, sehingga semua yang keluar masuk area pulau cenderung mudah terlacak.
Selain kebiasaan unik ini, sebagaimana kondisi di banyak pulau lainnya, sepeda motor di Bawean tidak hampir semuanya tidak berspion, entah karena alasan apa.
Hal lain, masyarakatnya tidak terbiasa menggunakan helm, banyak juga kendaraan bermotor yang berpelat nomor mati, alias belum dibayarkan pajaknya.(*)