Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade
Gridhot.ID -Aliansi mahasiswa kembali mengadakan aksi demonstrasi lanjutan untuk menolak RUU KUHP dan juga RUU KPK.
Aksi demonstrasi tersebut dilaksanakan di depan Gedung DPR MPR RI, Jakarta.
Demo yang dilakukan hari ini merupakan demo kelanjutan dari aksi demo sebelumnya, yakni pada Senin (23/9/2019) lalu.
Mahasiswa kini kembali menggerakkan seluruh aliansi mahasiswa Indonesia dengan penolakan yang sama.
Mahasiswa kembali mendesak pemerintah untuk segara menolak revisi RUU yang dianggap bermasalah.
Menanggapi hal tersebut kini pihak kepolisian diketahui telah mempersiapkan keamanan ketat.
Melansir dari Kompas pada Senin (30/9/2019), kepolisian telah menyiapkan pengamanan untuk kawasan Kompleks Parlemen Senayan.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono telah mengklarifikasi sebanyak 20.500 personel gabungan telah disiapkan untuk mengamankan aksi unjuk rasa mahasiswa tersebut.
Jumlah pengamanan tersebut telah dilakukan penambahan personel dari aksi demo sebelumnya.
Sebab pada aksi demo sebelumnya disebutkan hanya menerjunkan sebanyak 18.000 personel gabungan.
Junlah yang dikerahkan saat ini dijamin sudah bisa memberikan keamanan.
"Jumlah personel cukup untuk pengamanan. 20.500 personel gabungan disiapkan," terang Argo.
Sementara itu mengutip dari Tribunnews, aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI), melakukan aksi demo dengan jadwal dipecah.
Beberapa BEM SI akan kembali turun pada Selasa (1/10/2019), besok bertepatan dengan pelantikan anggota DPR RI terpilih untuk periode 2019-2024.
"BEM SI turun tanggal 1 Oktober 2019," ujar koordinator Media BEM SI dari Sekolah tinggi Ekonomi Islam (STEI SEBI), Ghoziy Basir Amirullah.
Senada dengan Ghoziy, Ketua BEM Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Muhamad Abdul Basit, saat ini pihaknya masih berpegang teguh dengan pernyataan Ketua DPR Bambang Soesatyo.
Dimana ia menyatakan tidak ada pengesahan RUU hingga pelantikan anggota DPR pada periode selanjutnya.
Sementara itu Basit juga menyampaikan bahwa dirinya dan kawan-kawan masih melakukan pendampingan mahasiswa yang masih ditahan dan dirawat di rumah sakit.
"Melihat dengan kondisi saat ini, dimana ada kawan-kawan kita masih ditahan dan dirawat di rumah sakit, jadi kita fokus untuk mengadvokasi dan mendampingi kawan-kawan tersebut,"ujar Basit.(*)