Jadi Guru Ngaji Demi Sembunyikan Identitas Diri, Begini Saat-saat Terakhir Kehidupan Cut Nyak Dien, Pahlawan Nasional Asal Aceh yang Makamnya Ditemukan Setengah Abad Usai Tutup Usia

Kamis, 10 Oktober 2019 | 20:42
pahlawancenter.com via Tribunwiki

Cut Nyak Dien

GridHot.ID - Berasal dari keluarga bangsawan yang sangat taat beragama, Cut Nyak Dien lahir pada tahun 1848.

Ayahnyabernama Teuku Nanta Seutia, seorang ulebalang (panglima perang) VI Mukin.

Diketahui, Cut Nyak Dien menikah pada usia belia pada tahun 1862, dengan Teuku Ibrahim Lamnga dan memiliki seorang anak laki-laki.

Baca Juga: Pedangdut Senior Bongkar Rahasia Besar Nella Kharisma, Tak Mau Tampil di TV Meski Jadi Idola Masa Kini, Ini Alasannya

Ketika Perang Aceh meletus pada 1873, Cut Nyak Dien memimpin perang di garis depan melawan pasukan Belanda yang bersejata lebih lengkap.

Cut Nyak Dien dikenal sebagai panglima perang yang tangguh di wilayah VI Mukin.

Setelah bertahun-tahun bertempur, pasukan yang dipimpin Cut Nyak Dien makin terdesak.

Baca Juga: Pulang ke Kampung Halaman, TKW Ini Tak Menyangka Dibuatkan Hunian oleh Majikan, Pengabdiannya Besarkan Anak Majikan Dibalas Kebaikan

Demi menghindari kejaran pasukan Belanda, keluarga Cut Nyak Dien lalu memutuskan mengungsi ke daerah terpencil dengan terus mengobarkan semangat pertempuran.

Tapi dalam pertempuran sengit di kawasan Sela Glee Tarun, Teuku Ibrahim gugur.

Kendati suaminya gugur, Cut Nyak Dien tetap bertekad untuk terus melanjutkan perjuangannya melawan kolonial Belanda dengan semangat yang makin berapi-api.

Baca Juga: Bosan Hidup dan Tak Percaya Adanya Akhirat, Ilmuan Asal Australia Ini Pilih Akhiri Hidupnya dengan Cara Suntik Mati

Kebetulan sewaktu menyelenggarakan upacara penguburan Teuku Ibrahim, Cut Nyak Dien bertemu dengan Teuku Umar yang kemudian menjadi suami sekaligus rekan seperjuangan.

Bersama Teuku Umar, Cut Nyak Dien berhasil membangun kekuatan kembali dan mampu menghancurkan markas Belanda di sejumlah tempat.

Namun, berkat taktik liciknya, Belanda kembali mendesak pasukan Cut Nyak Dien dan Teuku Umar.

Baca Juga: Dipoligami dengan Karyawan Sendiri, Istri Presenter Ini Mengaku Ihklas, Tak Sakit Hati Meski Suaminya Membagi Hati dengan Wanita Lain

Di tengah perang yang berkecamuk, pasangan Cut Nyak Dien dan Teuku Umar mempunyai seorang putri, Cut Gambang yang ketika dewasa dinikahkan dengan Teuku Di Buket, putra Teuku Cik Di Tiro yang juga pejuang dan pahlawan Aceh.

Dalam perjalanan hidup mereka, anak dan menantu Cut Nyak Dien itu akhirnya juga gugur di medan perang.

Ujian berat kembali dialami Cut Nyak Dien, ketika Teuku Umar gugur pada 11 Februari 1899.

Baca Juga: Kabur Saat Tugas Pengamanan, Oknum Polwan Ini Ditemukan Komandan Sedang Asyik Ngamar, Identitas Pasangan Prianya Sungguh Tak Terduga

Walu kembali ditinggalkan oleh orang-orang terkasih, Cut Nyak Dien tetap bertekad untuk terus berjuang sampai titik darah penghabisan.

Sementara itu, Belanda yang mengetahui kekuatan pasukan Cut Nyak Dien kian melemah, terus melancarkan tekanan.

Setelah terus bersembunyi dari hutan ke hutan, kondisi fisik dan kesehatan Cut Nyak Dienmenjadi melemah. Namun hal itu tidaklah membuatnya urung untuk melanjutkan pertempuran.

Baca Juga: Saat Proses Cerai dengan Veronica Tan, Ahok Rupanya Sudah Menduga Akan Terjadi Hal Ini, Minta Sang Pengacara Agar Kuat

Melihat kondisi Cut Nyak Dien yang seperti itu, sang panglima perang, Pang Laot Ali, menawarkan menyerahkan diri ke Belanda. Tapi, Cut Nyak Dien justru marah sekali dan menegaskan untuk terus bertempur.

Akhirnya Cut Nyak Dien berhasil ditangkap oleh pasukan khusus Belanda yag dipimpin oleh Letnan van Vurren.

Seperti biasa setelah ditangkap, dan untuk menghindarkan pengaruhnya terhadap masyarakat Aceh, Cut Nyak Dien diasingkan ke Pulau Jawa, tepatnya ke daerah Sumedang, Jawa Barat.

Baca Juga: Hampir 33 Tahun Menjalani Rumah Tangga, Liliana Tanoesoedibjo Singgung Soal Munculnya Orang Ketiga dalam Hubungan Pernikahan, Ada Apa?

Di tempat pengasingannya, Cut Nyak Dien yang sudah renta dan mengalami gangguan penglihatan, lebih banyak mengajar agama dengan tetap merahasiakan jati diri yang sebenarnya.

Cut Nyak Dien wafat pada tanggal 6 November 1908 dan dimakamkan di Sumedang.

Makam Cut Nyak Dien baru diketahui secara pasti pada 1960 atau sekitar 50 tahun setelah kematiannya.

Baca Juga: Mantan Suaminya Nikahi Artis Ternama, Linda Ramadhanty, Bekas Istri Arie Dwi Andika Tampak Masih Seperti Remaja Meski Berusia Lebih dari 40 Tahun, Apa Rahasianya?

Waktu itu, Pemda Aceh memang sengaja menelusuri kuburannya.

Perjuangan Cut Nyak Dien bahkan membuat seorang penulis dan sejahrawan Belanda, Ny Szekly Lulof kagum dan menggelarinya Ratu Aceh.

Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul "Cut Nyak Dien, Pahlawan Aceh yang Makamnya Baru Diketahui Setengah Abad Setelah Kematiannya"

(*)

Tag

Editor : Siti Nur Qasanah

Sumber Intisari Online