Grid.ID - Seorang bule asal Jerman sempat menghebohkan surabaya karena menjadi sorotan.
Pasalnya bule cantik tersebut mengikuti manasik haji yang diselenggarakan salah satu SMA di Surabaya.
Wanita tersebut bernama, Franziska Bernlochner yang berasal dari Jerman.
Sudah pasti tampilan Franziska Bernlochner, nampak berbeda dengan siswi kelas XII SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Surabaya, Jawa Timur yang ikutan kegiatan yang sama.
Manasik haji jadi kegiatan tahunan yang harus dilakukan siswa kelas XII SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Surabaya untuk ujian praktek.
Namun ternyata Franziska merupakan seorang pengajar.
Nah Franziska Bernlochner guru Jerman yang merupakan Exchange Participants dari AIESEC dan mengajar di Smamda, ikutan acara tersebut.
Franzi, sapaan akrabnya baru seminggu tinggal di Surabaya dan langsung mengajar di Smamda.
Perbedaan budaya yang mencolok masih sangat baru baginya. Mulai dari pakaian seragam di sekolah hingga banyaknya lingkungan masyarakatnya.
"Berbekal browsing, dan saya ingin melihat project di Indonesia.
18 jam terbang dari Jerman saya menemukan hal yang sangat berbeda dan di sini sangat panas," ujar guru uang mengajar Bahasa Inggris, Matematika dan Fisika yang dikutip Grid.ID dari SURYA.co.id, Sabtu (10/2/2018).
Ia mengungkapkan perbedaan di Surabaya dengan tempatnya tinggal adalah sikap religiusnya.
Baca Juga: Prabowo Subianto Sudah Mantap Jadi Menteri Jokowi, AHY Tak Kunjung Datang ke Istana, Ada Apa?
Di Jerman menurutnya hanya orang tua yang ke gereja, sedangkan di sini anak kecil sudha rajin beribadah 5 kali sehari.
"Bahkan mereka antusias untuk beribadah haji, sangat seru mengikutinya. Saya berusaha memahami perbedaan ini," ujar alumnus teknik otomotif ini.
Alfina Yulia Sani (17), siswa kelas XII mengungkapkan manasik haji merupakan pengalaman pertamanya.
Sehingga ia ingin tampil dengan baik, apalagi ada guru dari Jerman yang mungkin ingin belajar hal ini.
"Pastinya malu kalau saya sendiri nggak bisa kalau ditanya bule," ungkapnya.
Wakil Kepala Smamda Surabaya, Rr Tanti Puspitorini mengungkapkan kedatangan guru asal Jerman ini menjadi pengalaman baru siswa.
Dengan demikian siswa bisa mendapat pelajaran bahasa Inggris dari native speaker langsung.
Mereka juga bisa mendapat kelas internasional dengan bahasa pengantar matematika dan fisika yang memakai bahasa Inggris.
"Kami pastinya senang bisa mengenalkan budaya masyarakat muslim. Dia tadi senang sekali bisa ikut tawaf juga," lanjutnya.
Meskipun kawasan sekolah mewajibkan berbusana muslim, tetapi pihak sekolah memberikan kelonggaran agar Franzi tidak setiap hari memakai jilbab.
Artikel ini telah tayang di Grid.ID dengan judul Terbang 18 Jam, Akhirnya Bule Cantik Asal Jerman Ikutan Manasik Haji di Surabaya.
(*)