Laporan wartawan GridHot.ID, Dewi Lusmawati
GridHot.ID -Dikutip GridHot.ID dari Kompas, Bahlil Lahadalia menjadi salah satu orang yang dipanggil Presiden Joko Widodo ke Istana Negara, Selasa (22/10/2019).
Seperti tokoh-tokoh yang disebut sebagai calon menteri, ia juga datang ke Istana Negara dengan mengenakan kemeja putih.
Bahlil bukan orang asing bagi Jokowi.
Bahkan Jokowi kerap memanggil Bahil dengan sebutan adinda Bahlil di depan umum.
Seperti saat membuka Munas Hipmi XVI di Hotel Sultan, Jakarta, Senin (16/9/2019).
“Tadi adinda Bahlil menyorong-nyorongkan dan merekomendasikan beberapa yang hadir di sini, beliau menunjuk-menunjuk abang Lutfi, menunjuk-menunjuk Ketua Kadin abang Rosan, tapi saya tahu ini adinda Bahlil ini pinter,” kata Jokowi.
Dikutip dari Tribun Wow, Bahlil Lahadalia adalah seorang pengusaha yang pernah menjabat sebagai Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI).
Bahlil Lahadalia lahir di Banda, Maluku Utara pada 7 Agustus 1976 dari keluarga yang sederhana.
Ayahnya merupakan seorang kuli bangunan sedangkan sang ibu bekerja sebagai buruh cuci.
Bahlil Lahadalia sudah memiliki sifat mandiri sejak sekolah dasar, saat itu ia membantu keluarganya dengan menjajakan kue si sekolah.
Baca Juga: Prabowo Subianto Sudah Mantap Jadi Menteri Jokowi, AHY Tak Kunjung Datang ke Istana, Ada Apa?
Bahlil Lahadalia menempuh pendidikan tinggi di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay, Jayapura, Papua.
Pada semester enam, Bahlil Lahadalia mengaku pernha menderita busung lapar dan semenjak kejadian itu, Bahlil Lahadalia semakin menguatkan tekadnya untuk keluar dari kemiskinan.
Bahlil Lahadalia sudah memiliki sifat mandiri sejak sekolah dasar, saat itu ia membantu keluarganya dengan menjajakan kue si sekolah.
Ketika di sekolah menengah, Bahlil Lahadalia juga pernah menjadi kondektur hingga part time menjadi sopir angkot.
Bahlil Lahadalia sudah berjuang sejak masih kecil, hingga menjadi pengusaha karena keadaan dan nasib.
Bahlil Lahadalia juga pernah menjadi karyawan di bank selama enam bulan.
Setelah itu ia berhenti dan memutuskan untuk bekerja di tempat lain.
Begitu selesai kuliah, Bahlil Lahadalia dan temannya kemudian membangun perusahaan, dimulai dari perusahaan konsultan keuangan dan teknologi informasi (TI).
Peran Bahlil di perusahaan ini adalah menjadi direktur wilayah Papua.
Tak lama kemudian, Bahlil Lahadalia memutuskan untuk mengundurkan diri dari perusahaan yang dibangunnya bersama teman-temannya tersebut.
Setelah resign, Bahlil diberi dividen sebesar Rp 600 juta yang kemudian digunakannya sebagai modal untuk membangun perusahaan perdagangan (trading) kayu.
Kini Bahlil memiliki 10 perusahaan di berbagai bidang di bawah bendera PT Rifa Capital sebagai holding company.
Pada Februari 2015 pada Musyawarah Nasional Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) ke-XV menetapkan Bahlil Lahadalia sebagai Ketua Umum HIPMI periode 2015-2018.(*)