GridHot.ID - Angka kasus kekerasan pada perempuan terus meningkat.
Menurut data, satu dari tiga perempuan Indonesia pernah mengalami kekerasan dalam hidupnya, terutama yang dilakukan oleh pasangan atau orang yang dekat dengan mereka.
Dilansir dari Tribunnews.com, Dylan Sada, seorang model Indonesia yang menetap di New York, Amerika Serikat, pernah mengalami penganiayaan oleh pasangannya sendiri.
Lewat Instagram pribadinya, Dylan mengunggah sebuah video yang tengah merekam kondisi wajahnya sehabis alami kekerasan.
Dylan sengaja mengunggah video tersebuut dalam keadaan babak belur, supaya orang lain tidak mengalami hal yang sama seperti dirinya.
Dalam video tersebut, dia mengaku tidak berani menelepon polisi karena mendapat ancaman dari sang kekasih.
Baca Juga: Kakak Beradik Kerajaan Inggris Ini Tengah Diterpa Isu Keretakan Hubungan Saudara, Ada Apa?
Dalam video tersebut, ia mengatakan, wajahnya dipukuli, diikat dan disikut di wajah dengan keras sehingga lidahnya tergigit
Dia juga menambahkan caption dalam bahasa inggris, yang bila diartikan, sebagai berikut.
"Satu-satunya alasan mengapa saya posting ini adalah karena saya tidak ingin orang lain mengalami penderitaan seperti yang saya alami
Ketika penganiayaan fisik pertama terjadi, saya mengatakan kepadanya bahwa saya ingin meninggalkannya tapi saya dianiaya secara verbal, saya takut
Saya harus berbohong kepada perusahaan modeling saya, bahwa saya mengalami kecelakaan, jatuh sehingga wajah saya terluka
Kronologi kejadian, saya sebenarnya dipukuli, diikat dan wajah saya disikut dengan keras sehingga lidahku terpotong
Aku dijambak begitu keras lalu dibanting ke lantai
Saya memiliki benjolan besar di kepala saya sehingga saya melakukan CT scan
Pelecehan dalam rumah tangga terjadi dalam kehidupan nyata, jika kamu melakukannya meski hanya dianiaya secara verbal, silakan tinggalkan dia
Saya adalah orang bodoh yang sedang jatuh cinta yang mengira ia bisa berubah
Artikel ini telah tayang di NOVA dengn judul "Model Asal Indonesia Ini Dianiaya Oleh Kekasihnya Hingga Lidahnya Terpotong, Ngeri!"
(*)