Terluka Parah Usai Amankan Demo, Anggota TNI Ini Justru Ditodong Bayaran Rp 500 Ribu oleh Rumah Sakit, Direktur Rumah Sakit Angkat Bicara

Jumat, 25 Oktober 2019 | 20:25
Kolase Instagram @info.tni

RSUD di SUlawesi Tenggara tak mau terima pasien TNI yang terluka.

Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade

Gridhot.ID -Belakangan ini, sebuah Rumah Sakit Umum Daerah mendadak menjadi sorotan publik dan viral.

Pasalnya, di rumah sakit tersebut diduga tak mau melayani seorang anggota TNI yang sedang terluka karena menjadi korban demonstrasi.

Berita ini pun heboh dan diunggah melalui akun Instagram TNI @info.TNI.

Baca Juga: Niatnya Usir Kecoa karena Sang Istri Merasa Jijik, Pria Ini Justru Ledakkan Kebun Rumahnya Hingga Porak-poranda, Rekamannya Viral Hingga Diusut Polisi

Dalam akun tersebut dijelaskan ada seorang anggota TNI AD dari Kodim 1417/Kdi menjadi korban dari demonstrasi yang digelar oleh Front Mahasiswa Sulawesi Tenggara Bersatu di perempatan Mapolda Sultra, Selasa (22/10).

Sersan Satu (Sertu) Subakri, Komandan Regu (Danru) Provos Kodim 1417/Kdi terluka saat menolong dan mengamankan anggota Intel Brimob Sultra, Brigadir R dari amukan massa.

Sertu Subakri dengan segera kemudian dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bahteramas yang merupakan rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan medis.

Baca Juga: Anaknya Jadi Mendikbud, Sosok Ayah Nadiem Makarim Ternyata Bukan Orang Sembarangan, Mantan Bos Hotman Paris yang Bikin Banyak Orang Segan

Namun, bukannya segera ditangani, Sertu Subakri justeru perlakuan tak menyenangkan.

Ia dimintai sejumlah uang oleh pihak rumah sakit plat merah itu padahal sedang dalam kondisi darurat.

“Setelah tiba di RS, anggota saya melapor kepada saya bahwa mereka dimintai uang jaminan 500 ribu rupiah sama pihak RS,” kata Danramil Poasia, Kapten Inf Leonardin yang mendampingi korban.

Uang itu, lanjut Leo, sebagai jaminan bagi korban yang apabila tidak dibayarkan maka korban tidak akan diberi obat.

Tetapi, karena tidak membawa uang tunai sebanyak yang diminta, Leonardin kemudian melapor kepada Komandan Kodim Kolonel Inf Alamsyah untuk meminta petunjuk.

Baca Juga: Tiga Periode Jabat Menteri Keuangan Indonesia, Harta Kekayaan Sri Mulyani Tercatat Sebesar Rp 46, 61 Miliar, Uniknya Sama Sekali Tak Punya Kendaraan Pribadi

“Kami kecewa, kenapa dalam kondisi menjalankan tugas negara, anggota kami juga ini sedang berpakaian dinas tetapi diperlakukan seperti ini,” tutur Leo.

Sementara itu, usai berita ini tersebar dan viral pihak RSUD Bahtermas yang dihubungi oleh media akhirnya memberikan keterangan.

Direktur Rumah Sakit Bahteramas, dr. Sjarif Subijakto, mengakui bahwa petugasnya meminta sejumlah uang jaminan kepada Sertu Subakri, anggota TNI dari Komando Distrik Militer 1417 Kendari yang menjadi korban luka saat demonstrasi berujung ricuh di depan Polda Sulawesi Tenggara (Sultra), Selasa lalu (22/10).

Baca Juga: Tepat Tengah Malam Disaksikan Teman-temannya Sesama Polisi, Tito Karnavian Kisahkan Detik-detiknya Tanggalkan Seragam Kebesaran Sebagai Kapolri, Semua Demi Jadi Mendagri

Tapi, Sjarif menyebut bahwa yang meminta uang jaminan itu adalah oknum petugas, dan bukan atas nama rumah sakit.

Sebab, lanjut dia, pihak rumah sakit sejak dua bulan lalu tidak lagi memberlakukan jaminan pasien dalam bentuk uang.

"Ya benar (meminta uang jaminan). Tapi itu dilakukan oleh oknum petugas yang belum tau aturan baru. Saya sudah cari tau oknum petugas medis itu. Kami akan beri sanksi," kata Sjarif saat dihubungi kendarinesia, Kamis malam (24/10).

Sjarif tak menampik jika sebelumnya adanya aturan rumah sakit terkait jaminan berupa uang.

Tapi, sejak dia menjabat sebagai direktur rumah sakit, aturan itu dihilangkan.

Baca Juga: Tanpa Istri, Prabowo Subianto Sudah 2 Kali Tertangkap Kamera Berpose Resmi Usai Jadi Menteri, Tetap Gagah Berani Meski Tak Didampingi Pujaan Hati

Aturan baru yang ia buat, adalah pasien cukup menjaminkan identitasnya saja, seperti Surat Izin Mengemudi, Kartu Tanda Penduduk atau kartu identitas lain.

"Kalau sewaktu direktur (rumah sakit) yang lama, memang aturan itu (jaminan uang) ada. Tapi sewaktu saya menjabat saya hilangkan," ujarnya.

Dia menyebut, kejadian tersebut hanyalah miskomunikasi yang dilalukan oleh petugas jaga dirumah sakit yang dipimpinnya.

Baca Juga: Cerita Unik Nadiem Makarim Usai Dilantik Jadi Mendikbud, Ngaku Masih Merasa Canggung Saat Pidato Hingga Tak Tau Kalau Miliki Ajudan: Bapak Siapa Ya?

Kata Sjarif, petugas itu belum paham dan mengerti aturan baru.

"Masalah itu sudah selesai. Bapak Gubernur dan Danrem sudah bertemu. Jadi sudah selesai. Petugas itu (yang meminya jaminan), saya akan beri sanksi," pungkasnya.

Sebelumnya, Humas RS Bahteramas, Masyita, saat dikonfirmasi kendarinesia, Selasa lalu (22/10), juga membenarkan bahwa petugasnya meminta uang jaminan.

Baca Juga: Bak Bumi dan Langit, Pendapatannya Saat Jadi CEO GoJek Terbilang Luar Biasa Karena Miliki Saham Rp 1,96 Triliun, Sekarang Segini Gaji yang Akan Nadiem Makariem Usai Jadi Mendikbud

Uang jaminan itu, kata Masyita, sudah sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) rumah sakit.

"Tadi itu jaringan rusak, pasien ditangani oleh tim medis IGD. Yang lain disuruh urus jaminan, karena tidak ada identitasnya. Makannya disuruh menjamin sesuai prosedur RS," jelas Masyita.(*)

Tag

Editor : Nicolaus

Sumber Instagram