Ranavalona I, Ratu Madagaskar yang Terkenal Bengis dan Kejam, Bahkan Saat Upacara Pemakamannya Saja Masih Munculkan Korban

Rabu, 30 Oktober 2019 | 20:42
Muflika Nur Fuaddah

Ranavalona I

GridHot.ID- Ranavalona I lahir pada tahun 1778 dengan nama Ramavo.

Saat Ramavo masih kecil, ayahnya memperingatkan Raja Andrianampoinimerina (1787–1810) mengenai rencana pembunuhan yang didalangi oleh Andrianjafy, paman sang raja yang sebelumnya telah diturunkan dari takhta oleh Andrianampoinimerina.

Sebagai balasan karena telah menyelamatkan nyawanya, Andrianampoinimerina mempertunangkan Ramavo dengan putranya, Pangeran Radama, yang telah diangkat oleh raja sebagai calon pewarisnya.

Baca Juga: Pertalite Lebih Baik Dibandingkan Pertamax, Seorang Mekanik Bengkel Umum Berikan Penjelasan

Dengan demikian, ketika Radama menjadi Raja Radama I, Ranavalona menjadi istri yang pertama dari dua belas istri.

Dalam posisi ini, berarti kelak anak-anaknya yang akan menjadi pewaris takhta.

Namun, Raja Radama dan Ranavalona tidak pernah memiliki anak.

Baca Juga: Seorang Ibu Simpan Janinnya yang Berusia 14 Minggu di Dalam Kulkas, Alasan di Baliknya Sungguh Memilukan

Keadaan ini bertambah buruk ketika Raja meninggal setelah serangan sifilis.

Pewaris yang berhak atas tahta adalah Pangeran Rakotobe (keponakan Radama), namun tradisi Malagasi tetap menganggap jika Ranavalona melahirkan anak meski bukan keturunan Radama tetaplah dapat mewarisi takhta.

Ranavalona yang menjunjung tinggi tradisi lokal telah mendapat banyak dukungan dari para rakyatnya yang tradisionalis.

Baca Juga: Usai Singgung Soal Perselingkuhan, Raul Lemos Unggah Fotonya Bersama Krisdayanti: Lu yang Baper ke Laut Deh, Nyelam!

Lebih jauh, dia juga mampu mengumpulkan cukup banyak orang militer untuk mempertahankan istana dalam beberapa hari pertama setelah kematian Radama.

Akhirnya, Ranavalona pun dinobatkan menjadi Ratu pada 12 Juni 1829, menggantikan suaminya.

Setelah berkuasa, tindakan pertama yang dilakukannya ialah membunuh Rakotobe dan ibunya, bersama dengan banyak kerabatnya.

Baca Juga: Blak-blakan, Ustaz Dhanu Bongkar Penyebab Pasangan Komedian Ini Sempat Susah Dapat Momongan, Perilaku Sang Istri Jadi Alasan Utama

Cara menjalankan kepemerintahan menjadi brutal dibawah kekuasaannya, Ranavalona berusaha mempertahankan nilai-nilai tradisional dan menjungkirbalikkan hampir semua kebijakan suaminya.

Dia mengusir para misionaris, menghentikan perjanjian perdagangan dengan Prancis dan Inggris, serta berjuang melawan serangan angkatan laut Prancis.

Untuk menghukum warganya yang patut dicurigai, dia mengharuskan mereka untuk memakan kulit ayam diikuti dengan tanaman kacang.

Baca Juga: Baru Saja Resmi Bertunangan, Rezky Adhitya Terlihat Membentak Citra Kirana, Ada Apa?

Tanaman kacang itu akan membuat mereka muntah dan semua kulit ayam yang sudah dimakan harus dikeluarkan untuk membuktikan kesetiaan diri.

Suatu saat, kekasih Ranavalona ketahuan berselingkuh dan menolak melakukan hukuman itu, sehingga segera dia dibunuh dengan menusuk lehernya.

Setelah pertempuran melawan Prancis dan Inggris, Ranavalona juga memamerkan 21 kepala warga Eropa dipajang tertusuk di ujung tombak untuk memperingatkan musuh-musuhnya.

Baca Juga: Cupu dan Kutu Buku, Artis Cantik yang Digadang-gadang Bakal Jadi Mertua Aurel Hermansyah Ini Sudah Mempesona Sejak Muda, Tak Menyangka Begini Tampilannya Saat Masih Sekolah

Konon, pertempuran itu berhasil dimenangkan hanya karena rakyat Madagaskar beruntung, banyak orang Eropa yang terserang malaria.

Dalam kerajaannya, Ranavalona juga melarang praktik kekristenan yang didukung saat pemerintahan suaminya dulu.

Pada 1835, dia mengatakan bahwa dia menghormati kebebasan beragama orang asing, tapi tidak untuk rakyatnya dan menghukum mati siapapun yang melanggar aturan itu.

Baca Juga: Jadi penyanyi Dangdut Berpenghasilan Tinggi, Harta Ayu Ting-Ting di Depok Dibongkar oleh Ruben onsu

Banyak orang Kristen asing melarikan diri, meninggalkan tanggung jawab membayar denda, pemenjaraan, penyiksaan, dan eksekusi.

Pada satu titik, Ranavalona memerintahkan agar15 pemimpin Kristen dieksekusi dan banyak lagi penganiayaan atas alasan agama.

Ranavalona juga menewaskan 10.000 orang-orangnya untuk membangun jalan dengan sedikit persediaan bekal.

Baca Juga: Semenjak Orang Tuanya Bercerai, Anak Perempuan Mulan Jameela Hidup Dalam Hujatan Netizen, Selalu Dikait-kaitkan dengan Perilaku Ibunya yang Dituding Merebut Ahmad Dhani dari Maia Estianty

Konon, korban tewas yang terkait dengan Ranavalona tidak berhenti seiring kematiannya.

Pada pemakamannya tahun 1861, satu barel mesiu secara tidak sengaja menyala dan meledak hingga menewaskan beberapa tamu pemakaman.

Tragedi ledakan mesiu itu mungkin menjadi akhir yang pas untuk masa pemerintahan Ranavalona yang kejam dan kerap membunuh orang-orang. (Muflika)

Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul "Ranavalona I, Ratu 'Gila dan Brutal' dari Madagaskar yang Tetap Menewaskan Orang pada Hari Pemakamannya"

(*)

Tag

Editor : Siti Nur Qasanah

Sumber Intisari Online