Laporan Wartawan Gridhot.ID, Angriawan Cahyo Pawenang
Gridhot.ID - Kini Indonesia sedang dihebohkan dengan sosok Risa Santoso.
Dikutip Gridhot sebelumnya dari Surya Malang, Risa Santoso merupakan seorang wanita yang kini menjadi rektor termuda di Indonesia.
Risa Santoso baru saja dilantik pada hari Sabtu (2/11/2019).
Dirinya diketahui menjadi rektor di usianya yang masih menginjak 27 tahun.
Selain parasnya yang cantik, Risa Santoso memiliki prestasi yang luar biasa mentereng.
Selain menjadi lulusan dua universitas ternama luar negeri, Risa Santoso juga pernah bekerja sebagai staf presiden.
Di balik segala prestasinya, tentu saja keluarga menjadi salah satu pendukung utama kesuksesan Risa.
Ayah Risa yang bernama Tanadi Santoso ternyata bukanlah sosok sembarangan.
Dikutip dari laman pribadinya dan BWI Indonesia, Tanadi Santoso ternyataa merupakan seorang pengusaha sekaligus motivator yang berfokus di bidang bisnis.
Tanadi dulunya mengenyam pendidikan di Taiwan dengan jurusan Civil Engineering.
Setelah lulus dari sana, Tanadi memulai karir bisnisnya dengan membuka sebuah toko komputer pada tahun 1986.
Tanadi kemudian melebarkan sayap bisnisnya dengan membukan toko hiasan, beberapa toko komputer di kota lain, hingga perusahaan properti sudah di gelutinya.
Bahkan Tanadi juga mengajar di beberapa instansi pendidikan.
Tanadi juga meneruskan pendidikan S2 di University of Chicago.
Beberapa pendidikan untuk mendalami dunia bisnis juga sudah dia alami seperti:
- 2008 Leading Change – University of California Berkeley- 2008 Leading Through Innovation – University of California Berkeley- 2010 Strategic Marketing Management – Stanford University- 2011 Design Thinking BootCamp – Stanford University- 2013 Digital Marketing Program – Stanford University
Beliau tercatat mengajar Entrepreneurship di Program Magister Teknologi ITS.
Meski tekun dalam mendalami dunia bisnis, Tanadi ternyata memiiliki hobi yang unik.
Tanadi sangat senang dengan dunia Sulap dan membaca Kartu Tarot.
Tanadi kemudian memberikan pesan mutiara di website pribadinya.
“Hidup adalah perjalanan, yang ditaburi mimpi, diisi keberanian, dan dinyatakan dalam tindakan,” tulis Tanadi Santoso.
(*)