Ketubannya Rembes Saat Hamil 5 Bulan, Siti Rodiah Diberi Pilihan Susah oleh Dokter, Selamatkan Diri Atau Bayinya, yang Terjadi Justru Seperti Ini

Senin, 11 November 2019 | 14:13
Aulia Dian Permata

Bayi mungil bernama Daffa yang mengalami pendarahan

Gridhot.ID - Sepasang suami istri asal Jakarta ini harus berjuang demi buah hati mereka.

Pasalnya buah hati mereka baru saja lahir namun di usia kandungan yang memasuki bulan ke lima.

Diketahui awal mula kejadian tersebut terjadi sejak Sit Rodiah mengalami ketuban rembes di usia kehamilannya yang baru masuk di bulan ke lima.

Baca Juga: Tak Hanya Manusia, Ratusan Koala Juga Jadi Korban Tewas Kebakaran Hutan di Australia, Lembaga Konservasi: Ini Seperti Kremasi

Usia kandungannya yang masih cukup muda akan membahayakan dia dan calon bayinya jika dipaksa melahirkan.

Hingga pada tanggal 6 Januari 2018 lallu, Siti kembali ke dokter karena perutnya terasa sangat sakit seperti orang akan melahirkan.

Saat dokter memeriksa kandungannya, air ketuban dalam rahim Siti telah mengering dan saat itu kandungannya baru berusia 25 minggu.

Siti dan Pujiyanto pasrah ketika dokter berkata hanya akan fokus menyelamatkan Siti saja karena harapan hidup si bayi sangat tipis.

Siti melahirkan seorang bayi laki-laki dengan normal dan betapa terkejutnya mereka saat bayi itu selayaknya bayi yang lahir non prematur.

Bayi mungil itu hanya memiliki berat badan 850 gram, namun dia bereaksi menangis setelah lahir, mata terbuka dan seluruh organ tubuhnya bergerak.

Baca Juga: Jarang Diketahui Publik, Artis Cantik Ini Rupanya Punya Sekolahan dengan Biaya SPP Super Murah, Hanya Rp 3 Ribu per Bulan

Seketika itu juga, Pujiyanto menyebut doa berkali-kali dan ucapan syukur atas kelahiran anaknya.

Tetap saja, bayi mungil yang diberi nama Daffa itu harus berada dalam perawatan intensif NICU.

NICU sendiri adalah unit perawatan khusus bagi bayi-bayi yang lahir prematur atau memiliki kelainan fungsi organ.

Baca Juga: Pulang ke Kampung Halamannya di Sidoarjo, Inilah yang Dilakukan Via Vallen Bersama Warga Sekitar, Lesehan di Musala Sambil Menyantap Buah-buahan

Sayangnya, di rumah sakit tempat Siti melahirkan tidak memiliki fasilitas NICU sehingga Daffa hanya dirawat dengan fasilitas seadanya.

Terkendala masalah biaya dan tidak banyak rumah sakit yang NICUnya bekerja sama dengan BPJS, Pujiyanto merasa nyaris putus asa.

"Tidak banyak rumah sakit yang mau menerima pasien NICU dengan BPJS, tapi saya lihat anak saya telah berusaha untuk bertahan hidup, saya harus berusaha menyelamatkannya," kata Pujiyanto.

Baca Juga: Kabar Lina Hamil Duluan Menyeruak ke Publik, Netizen Iba pada Sule: Walau Beliau Melucu, Tapi Rautnya Sedih

Tanpa pikir panjang lagi, Pujiyanto memindahkan putranya ke RSIA Bunda, Menteng untuk dirawat di NICU.

Daffa memang terlihat normal terlepas dari tubuhnya yang sangat kecil, ternyata setelah diperiksa lebih lanjut, Daffa masih perlu perjuangan lagi karena terkena sakit kuning dan ada beberapa infeksi dalam tubuhnya.

Karena biaya perawatan NICU tanpa BPJS sangat mahal, Daffa dirujuk ke RSUD Pasar Minggu yang memiliki NICU dan bekerja sama dengan BPJS.

Baca Juga: Diberi Penghargaan Karena Akhirnya Bisa Mengupas Kulit Salak, Nia Ramadhani: Gila, Ini Aneh Abis!

Selama 10 hari dirawat di RSUD Pasar Minggu, Daffa justru mengalami penurunan kondisi.

Berat badannya semula 850 gram turun menjadi 720 gram dan Daffa mengalami infeksi serius dalam usus serta nafas spontannya berhenti.

Dengan kondisi kritis, Pujiyanto tetap berusaha memindahkan Daffa ke RSUD Tarakan agar mendapat pertolongan yang tepat.

Baca Juga: Niat Hati Mengubah Penampilan Lewat Jalur Instan, Wanita Ini Justru Meninggal Dunia, Tak Ada 1 Jam Setelah Operasi Plastik Dilakukan

Dihubungi oleh tim Intisari pada Minggu, 4 Februari 2018, Pujiyanto menjelaskan kondisi terkini Daffa.

"Daffa sudah sangat kritis, ventilator yang dipasang pada Daffa sudah dinaikkan menjadi 100% dan semua obat-obatan sudah diberi dengan maksimal, tapi Daffa masih mengalami pendarahan dari hidung dan rongga dada," kata Pujiyanto.

"Daffa juga trombositnya turun, dia harus tranfusi darah dan ada bakteri NEC dalam usus Daffa yang cukup berbahaya. Bahkan, dokter khawatir kalau sampai terjadi pendarahan di otak," lanjutnya.

Baca Juga: Diam-diam Jadi yang Pertama Datang Beri Bantuan Saat Tsunami Menerjang, Ini 7 Fakta Tak Terduga Yakuza, Gengster Paling di Takuti di Negeri Sakura

Pujiyanto mengaku bahwa dia masih kurang informasi mengenai perawatan bayi prematur di NICU sehingga tidak bisa menentukan mana perawatan NICU yang paling tepat bagi Daffa.

Pujiyanto dan istri kini pasrah dan hanya bisa berdoa semua yang terbaik untuk Daffa.

Sadar bahwa biaya yang diperlukan untuk pengobatan Daffa sangat banyak, Pujiyanto dan Siti menggalang dana melalui situs kitabisa.com.

Baca Juga: Pengakuan Kasatlantas Kudus Soal Video AKBP Saptono Bagi Duit ke Pengendara, Ternyata Sudah Jadi Kebiasaannya Juga di Kantor, Sering Lakukan Razia Dompet Anggotanya yang Kosong dan Diberi Uang

Pemberitaan terakhir, biaya yang diperlukan oleh Daffa masih kurang sekitar Rp70 juta dari target biaya Rp300 juta.

Semoga Daffa bisa segera pulih dan kembali sehat, ya!

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber intisari