Kencangkan Dasi, Menhan Lantang Sebut Pertahanan Negara Bagian dari Investasi, Prabowo: Jangan Berharap Mudah-mudahan Tidak Ada yang Mengganggu Indonesia

Selasa, 12 November 2019 | 12:42
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

Prabowo Subianto saat hadiri rapat perdana dengan Komis I DPR RI

Laporan Wartawan Gridhot.ID, Angriawan Cahyo Pawenang

Gridhot.ID - Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto baru saja melaksanakan rapat kerja perdana dengan Komisi I DPR RI.

Rapat tersebut dilaksanakan pada Senin (11/11/2019).

Dalam kesempatan tersebut, Prabowo Subianto menjelaskan mengenai arah kebijakan umum yang akan diterapkan Kementerian Pertahanan.

Baca Juga: Tajir Melintir Punya Gurita Bisnis di Mana-mana, Ruben Onsu Justru Paksa Sarwendah Untuk Habiskan Hartanya: Elu Porotin Gue Dong!

Dirinya juga menjelaskan mengenai dasar pemikiran dan beberapa filosofi terkait pertahanan negara.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, Prabowo juga kemudian menyinggung kalau kebijakan pertahanan negara tidak boleh berdasarkan harapan semata.

"Dalam perumusan kebijakan umum nanti, saya menganut istilah sederhana, kebijakan kita tidak boleh didasarkan atas harapan,"

Baca Juga: Usai Keceplosan Ungkap Tempat Duduk yang Paling Mematikan Bagi Penumpang Saat Kecelakaan Pesawat, Maskapai Penerbangan Ini Langsung Minta Maaf, di Mana?

"Jangan berharap mudah-mudahan tidak ada negara yang mengganggu kita," ujar Prabowo.

Seraya mengencangkan dasi, Prabowo kemudian menjelaskan kalau pertahanan negara merupakan sebuah investasi.

Ia ingin pertahanan Indonesia tetap kuat meski berapapun biaya yang dibutuhkan.

Baca Juga: 3 Tahun Berlalu Semenjak Kematian Putrinya yang Dibunuh Jessica Kumala Wongso, Ayah Mirna Kini Sedang Berbahagia Nikah Lagi, Hotman Paris: Wanita Ini Telah Membuat Pilihan Hidup

"Maaf, strategi tidak boleh didasarkan pada doa. Policy dan strategi adalah investasi. Investasi adalah SDM dan teknologi, doktrin, strategi yang tepat dan kekuatan yang memadai," kata Prabowo.

Kemudian dirinya menambahkan kalau pertahanan dan keamanan negara harus didasarkan pada sistem pertahanan rakyat semesta.

Dikutip Gridhot dari Tribunnews, Prabowo mengatakan kalau konsep pertahanan rakyat semesta merupakan doktrin Indonesia selama ini.

Baca Juga: Hidup Bergelimang Harta, Nia Ramadhani Gabut Tak Punya Kesibukan, Istri Ardie Bakrie: Makan Es Krim Aja Buat Tambah-tambah Kegiatan

Maksudnya berarti apabila terjadi perang maka seluruh unsur masyarakat harus siap terlibat.

Pertahanan rakyat semesta sendiri menurut UU RI No 34 tahun 2004 adalah sistem pertahanan yang bersifat semesta, yang melibatkan seluruh warga negara, wilayah dan sumber daya nasional lainnya, serta dipersiapkan secara dini oleh pemerintah dan diselenggarakan secara total, terpadu, terarah, berkesinambungan dan berkelanjutan untuk menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan melindungi keselamatan segenap bangsa dari setiap ancaman.

Menurut Prabowo, pulau-pulau besar di Indonesia harus siap memiliki kemampuan bertahan secara mandiri.

Baca Juga: Hidupnya Pria Ini Berubah Seketika Setelah Dirinya Membeli Barang yang Ternyata Dilarang Dijual oleh Pemilik Aslinya, Pasar Loak Jadi Awal Mula Kisahnya

Karena pada dasarnya, peperangan terjadi akibat perebutan sumber daya ekonomi.

"Kita tak boleh membuat Indonesia lemah. Dengan biaya berapa pun kita harus membuat Indonesia kuat, jika tidak akan diinjak-injak bangsa lain," kata Prabowo.

Lalu Prabowo mengutip filosofi dari Vegetius Renatus.

Baca Juga: Bikin Heboh Publik, Penemuan Ladang Ganja Terbesar di Dunia, Letaknya Jauh di Terowongan Bawah Tanah hingga NIlainya Tanaman Capai Rp19 Miliar

"Si vis Pacem Para Bellum. Jika kau menghendaki damai bersiaplah untuk perang," kata Prabowo.

Dirinya mengatakan kalau perdamaian juga dibutuhkan untuk mewujudkan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi.

Meski menjelaskan secara gamblang apa yang akan dia lakukan untuk kementerian pertahanan, dirinya masih tidak menyampaikan anggaran yang akan digunakan kementerian tersebut.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber Kompas.com, tribunnews