Laporan Wartawan Gridhot.ID, Candra Mega
Gridhot.ID - Kasus tewasnya mahasiswa Universitas Taman Siswa (Unitas) Palembang, Muhammad Akbar (19) masih terus didalami pihak kepolisian.
Melansir dari Sripoku.com, Akbar meninggal saat mengikuti Pra-Diksar Menwa di Desa Tanjung Baru, Kecamatan Indralaya Kabupaten Ogan Ilir, Kamis (17/10/2019) lalu.
Kapolda Sumsel Irjen Pol Firli didampingi Dirkrimum Polda Sumsel Kombes Pol Yustan Alpiani membeberkan penyebab kematian Akbar.
Dari hasil visum jasad korban, Akbar diduga tewas akibat kekerasan.
"Seperti adanya resapan darah di dalam dada, adanya bekas resapan darah di kemaluan. Kemudian di belakang, perut dan ada di kepala juga ada bekas tanda-tanda kekerasan," ujar Yustan saat gelar perkara di Mapolres Ogan Ilir, Minggu (3/11/2019).
Aparat Sat Reskrim Polres Ogan Ilir saat ini sudah menetapkan tiga tersangka dalam kasus ini.
Diketahui, para tersangka berinisial R, IS dan KI yang merupakan panitia Pra-Diksar.
Dikutip dari Kompas.com, reka ulang kasus tewasnya Akbar saat mengikuti diksar Menwa digelar Senin (11/11/2019).
Reka adegan diikuti oleh tiga tersangka, puluhan saksi, baik peserta maupun panitia, dan korban yang diperankan olen peran pengganti.
Jaksa penuntut dari Kejari Ogan Ilir dan penasihat hukum tersangka serta keluarga korban juga turut dihadirkan menyaksikan reka adegan itu.
Puluhan personel polisi yang berseragam maupun pakaian sipil mengawal reka adegan yang disaksikan Kapolres Ogan Ilir AKBP Imam Tarmudi.
Saat dilakukan reka adegan, terlihat jelas adanya tindak kekerasan dengan memukul dan menendang korban oleh tiga tersangka, R, IS, dan KI.
Ketiga tersangka merupakan senior korban dari Menwa yang berasal dari Universitas Muhammadiyah Palembang.
Diketahui panitia diksar berasal dari mahasiswa Muhammadiyah Palembang, sedangkan pesertanya dari Unitas.
Akibat tindakan itu, Akbar terjatuh dan terguling ke tanah sehingga harus mendapat perawatan dari panitia kegiatan.
Di adegan lain, terlihat juga salah satu tersangka menendang kemaluan korban dari belakang saat korban hendak beraktivitas di pagi hari.
Korban bahkan sempat terguling di lapangan sambil memegang kemaluannya karena kesakitan.
Ada juga adegan kaki dan tubuh korban diikat dengan tali tambang oleh salah satu senior.
Namun, menurut pelaku yang mengikat, tindakan itu dilakukan untuk meluruskan kaki korban yang keram dan tidak bisa berjalan.
Aksi kekerasan tidak hanya dilakukan oleh ketiga tersangka, sejumlah mahasiswa lain yang merupakan senior dan panitia terlihat turut melakukan kekerasan sehingga potensi jumlah tersangka bertambah.
"Dari rangkaian kegiatan yang sama-sama kita saksikan, kita bisa melihat gambaran fakta real di lapangan. Kita juga undang kejaksaan untuk melihat langsung fakta-fakta di lapangan tersebut," kata Kapolres Ogan Ilir AKBP Imam Tarmudi, Senin.
Kasat Reksrim Polres Ogan Ilir AKP Malik Fahrin mengatakan, dari rekan adegan yang dilakukan, sangat mungkin tersangka kasus kekerasan yang menyebabkan Akbar tewas akan bertambah.
"Kemungkinan tersangka bertambah iya, tapi berapa jumlahnya belum bisa kami sampaikan. Dari rekonstruksi ini kita dapat gambaran," ujar Malik.
(*)