Ruwet dan Saling Sikut, Kapolda Papua Sebut KKB Pengangguran dan Cari Perhatian, Paulus Waterpauw: Mau Makan Enak Caranya Seperti Itu

Jumat, 15 November 2019 | 17:42
Facebook TPNPB

Ilustrasi KKB Papua

Laporan Wartawan Gridhot.ID, Candra Mega

Gridhot.ID - Kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua dalam beberapa waktu terakhir terus berulah.

Di balik hal tersebut, terungkap fakta jika para KKB Papua sedang terpecah belah.

Fakta tak terduga tentang KKB Papua ini berdasarkan analisis Wakapendam XVII/Cendrawasih, Letkol Inf Dax Sianturi.

Baca Juga: Eksekusi 3 Tukang Ojek Secara Keji, KKB Papua Justru Sebut Korbannya Anggota TNI Polri, Ada PT Freeport dalam Tuntutan Aksi Kawanan Lekagak Telenggen Kali Ini

Dikutip dari Kompas, pihak Kodam XVII/Cenderawasih meyakini aksi KKB Papua selama ini dilakukan untuk menunjukan eksistensi mereka.

Terutama dalam satu tahun terakhir, KKB yang ada di wilayah Kabupaten Nduga terus beraksi sehingga kelompok-kelompok yang berada di Puncak juga ingin menunjukkan keberadaannya.

"Untuk operasional mereka antara yang Ndugama (Egianus Kogoya) dengan kelompok Ilaga itu tidak terkordinir dalam satu komando. Artinya, apa yang terjadi di Ilaga itu bukan bagian dari aksi yang di Ndugama," ujar Wakapendam XVII/Cenderawasih, Letkol Inf Dax Sianturi, kepada Kompas.com, Jumat (18/10/2019).

Baca Juga: 3 Tukang Ojek Ditembak Mati KKB Papua, Veronica Koman Salahkan Jakarta, Begini Cuitannya

Antar-kelompok yang dulunya menamakan diri Organisasi Papua Merdeka (OPM), menurut Dax seperti saling bersaing.

Sosok Egianus Kogoya yang belakangan ini mendominasi aksi-aksi kriminal di Papua diyakininya menimbulkan rasa iri dari kelompok lain yang ada di kabupaten sekitar Nduga.

"Selama ini kami monitor yang paling banyak melakukan aksi adalah Egianus. Di antara kelompok sayap militer OPM atau TPMPB ini juga ada semacam persaingan di antara mereka untuk menunjukkan siapa yang lebih hebat satu sama lain," kata dia.

Baca Juga: Baru 3 Hari Prabowo Subianto Ditunjuk Jadi Menteri Pertahanan, KKB Papua Pimpinan Lekagak Telenggen Kembali Berulah, Tiga Tukang Ojek Tewas Ditembak Tepat di Kepala, Sayatan Senjata Tajam Penuhi Sekujur Tubuh Korban

"Sehingga ketika Egianus beraksi, kelompok yang di Ilaga juga mungkin terpicu untuk melakukan aksinya juga, tetapi untuk satu komando saya rasa tidak ada," kata Dax.

Bahkan, kata Dax di wilayah Puncak sendiri ada beberapa kelompok yang tidak saling terkoordinasi.

KOMPAS.com/JHON ROY PURBA
KOMPAS.com/JHON ROY PURBA

Letkol Inf Dax Sianturi.

"Kelompok yang di Ilaga (Puncak) sendiri itu tidak dalam satu kesatuan. Mereka juga ada faksi-faksi yang bergerak sendiri-sendiri," ucap dia.

Baca Juga: Bukan Kelompok Egianus Kogoya, TNI Sebut Anggota KKB yang Terlibat Baku Tembak di Wamena Bawahan Yusak Tabuni yang Kini Tak Lagi Eksis

Beberapa KKB yang selama ini dikenal sering beraksi di Puncak, di antaranya, Lekagak Telenggen dan Militer Murib.

"Pimpinan tertinggi di Ilaga itu banyak, tapi selama ini yang kami lihat aktif itu Lekagak Talenggen," kata Dax.

Namun, diyakini bila struktur organisasi OPM yang sekarang ada sudah tidak terkoordinasi dengan baik.

Baca Juga: Pengemudi Mobil Camry Disebut Polisi Berusaha Menolong Setelah Tabrak Pengguna Skuter Listrik, Padahal Saksi Sebut DH Hanya Singkirkan Tubuh Korban yang Nyangkut di Depan Kaca Mobil ke Pinggir Jalan

Bahkan, Goliath Tabuni yang selama ini dianggap sebagai pimpinan tertinggi sudah lama tidak terlihat.

Selain itu, Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw mengatakan ada KKB yang berada disekitar perusahaan tambang eksplorasi bijih PT Freeport Indonesia.

Menurutnya, kelompok tersebut telah beraksi sejak lama dan ingin menganggu perusahaan tersebut.

Baca Juga: Masih Ingat Udin Sedunia, Begini Kehidupannya Sekarang Usai Tak lagi Wara-wiri di Layar Kaca

"Oh itu ada, KKB sebutannya kelompok kriminal bersenjata. Jadi mereka berkelompok tapi sering melakukan perbuatan kriminal dan mereka bersenjata," kata Irjen Pol Paulus Waterpauw dalam acara diskusi yang bertajuk 'Merajut Papua Dalam Bingkai NKRI' di Gedung IASTH, Kampus UI Salemba, Jakarta, Selasa (12/11/2019).

Facebook TPNPB
Facebook TPNPB

KKB Papua

Paulus Waterpauw, menyebutkan anggota kelompok KKB tersebut tidak begitu banyak.

Menurut Paulus, senjata yang dimiliki kelompok tersebut didapat dari hasil mencuri dan merampas dari aparat keamanan.

Baca Juga: Usai Ledakkan Diri di Polrestabes Medan, Polisi Segera Amankan Istri RMN, Ternyata Sudah Kontak dengan Sosok Mengerikan Ini dan Berencana Lakukan Teror di Bali

"(Personil) tidak banyak, mereka berkelompok. Mungkin daripada mereka nganggur, mereka freeman, mereka tidak punya gaya apa-apa."

"Modalnya merebut senjata anggota, mencuri, merampas, menganiaya anggota dan dengan senjata yang mereka miliki itu melakukan kekerasan itu tidak hanya kepada aparat, masyarakat mereka sendiri," ungkapnya.

Lebih lanjut, Paulus mengatakan motif yang disuarakan KKB ialah masalah kesejahteraan atau masalah ekonomi.

Kompas.com/Kristian Erdianto
Kompas.com/Kristian Erdianto

Mantan Kapolda Papua Paulus Waterpauw angkat bicara soal KKB.

Baca Juga: Main Polisi-polisian, Bocah 13 Tahun Terciduk di Fly Over Usai Pakai Atribut Polantas Gadungan, Diduga untuk Gagah-gagahan Karena Tak Punya Teman

Selain menimpa Freeport, kelompok tersebut juga kerap meminta 'bantuan' kepada pengusaha dan pemerintah.

"Motifnya ekonomi, perusahaan-perushahaan, pemerintah, pengusaha-pengusaha tertantang sama mereka untuk meminta bantuan. Mau makan enak tetapi dengan caranya seperti itu," katanya.

"Maka itu perlu kita buka dialog, komunikasi dengan mereka. Tapi mereka tidak pernah mau, karena mereka menjaga batas itu biar terlalu enak," tambahnya.

Baca Juga: Video 2 TNI Adu Jotos dengan Anggota Polisi Mapolresta Pelembang di Pinggir Jalan Viral, Kabid Humas Polda Sumatera Selatan Sebut Salah Paham Jadi Penyebabnya

Kapolda Papua Irjen Pol Paulus menyebutkan adanya ancaman menjelang perayaan hari ulang tahun (HUT) Organisasi Papua Merdeka (OPM) pada 1 Desember 2019 mendatang.

Namun,Paulus tidak menjelaskan lebih lanjut apa ancaman yang akan dilakukan kelompok OPM.

"Ada (ancaman), mereka ingin merayakan hari ulang tahun kemerdekaan bangsa Papua Barat atau West Papua yang sudah mereka peringati sejak 1962 itu versi mereka," kata Paulus.

(*)

Tag

Editor : Candra Mega Sari

Sumber Kompas.com, Tribunnews.com