GridHot.ID-Prinsippendidikan militer TNI memang terkenal sangat keras.
Seperti misalnya pendidikan militer yang didapatkan oleh siswa pendidikan komando.
Dilansir dari artikel yang tayang di Intisari Online pada Mei 2018,pendidikan komando yang biasanya berlangsung selamatiga bulan memang terkesan 'brutal' dan 'menakutkan'.
Seperti halnya pendidikan siswa komando prajurit Paskhas di kawasan Ciwedey, Ranca Upas, Bandung, pada Oktober 2009.
Siswa yang ketahuan melakukan pelanggaran disiplin, bisa dihukum lari mendaki bukit dengan beban ransel di punggung sambil memegang senjata AK-4, meskipun kondisinya saat itu sudah sangat lelah.
Atau seorang siswa komando yang sudah cedera kakinya dan hanya bisa berlari sambil terpincang-pincang, tetap dibiarkan mengikuti pendidikan komando asal masih merasa mampu.
Baca Juga: Berurai Air Mata Saat Putri Semata Wayangnya Disumpahi Cepat Mati, Ayu Ting Ting: Ya Gue Capek
Jikatidak mampu, siswa yang cedera itu bisa mengundurkan diri dan mengikuti pendidikan komando di tahun berikutnya.
Namun demikian, rata-rata siswa yang cedera terus berusaha mengikuti pendidikan komando hingga lulus, karena untuk mengulang di tahun depannya, secara mental mungkin tidak siap.
Pendidikan Komando memang merupakan pendidikan militer yang sangat keras dan penuh disiplin, karena prajurit umumnya digembleng untuk terbiasa dalam situasi peperangan yang sebenarnya.
Baca Juga: Masih Ingat Udin Sedunia, Begini Kehidupannya Sekarang Usai Tak lagi Wara-wiri di Layar Kaca
Misalnya, ketika para prajurit sedang tidur, untuk membangunkannya tidak pernah menggunakan suara manusia, tetapi menggunakan ledakan granat atau bom disusul tentetan tembakan senapan otomatis.
Setelah bangun, latihan keras dan disiplin demi menguji kemampuan tempur di atas kemampuan rata-rata manusia langsung dimulai.
Tapi meski sedang menjalani pendidikan komando yang keras dan penuh disiplin, para siswa tetap diwajibkan menjalankan salat lima waktu di dalam hutan bagi yang muslim dan ibadat singkat bagi yang non-muslim.
Ketika sedang salat, dalam kondisi siap tempur senjata masih disandang.
Sementara, penjagaan dilakukan oleh siswa non-muslim.
Sedangkan ketika siswa pendidikan komando non-muslim sedang melaksanakan ibadat singat, para siswa komando muslim gantian melakukan penjagaan.
Yang menarik, pada hari jumat pun para siswa komando tetap melaksanakan salat Jumat dan dipimpin oleh siswa komando yang ilmu keagamaannya dianggap terbaik.
Ciri khas pasukan komando TNI memang unik, jika dibandingkan dengan pasukan komando dari negara lainnya, misalnya AS dan Eropa.
Pasalnya pasukan komando TNI merupakan para prajurit yang taat dalam ibadah kapan dan di mana pun berada.
Baik saat sedang latihan perang maupun ketika sedang bertempur.
Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul "Meski Sedang Menjalani Pendidikan Komando Yang Tak Mengenal Kompromi, Begini Para Prajurit TNI Melalukan Kewajiban Salat Jumat dan Salat Lima Waktu"
(*)