Laporan Wartawan Gridhot.ID, Angriawan Cahyo Pawenang
Gridhot.ID - Gunung Merapi dikabarkan kembali meletus.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, telah terjadi letusan gunung Merapi pada Minggu (17/11/2019).
Letusan tersebut terjadi pada pukul 10.46 WIB.
Dilaporkan tinggi kolom letusan saat itu skitar 1000 meter dari puncak.
Kejadian tersebut juga sudah dikonfirmasi oleh petugas pengamatan Gunung Merapi.
"Iya benar (terjadi letusan di Gunung Merapi)," ujar Lasiman selaku petugas.
Letusan tercatat di seismogram dengan amplitudo max 70 milimeter dan durasi 155 detik.
Gunung Merapi hingga saat ini masih pada level II atau waspada.
Namun para warga disarankan agar tidak beraktivitas dalam jarak 3 kilometer dari puncak gunung.
Di luar radius 3 kilometer para masyarakat diperbolehkan beraktifitas.
Gunung Merapi sendiri memang sudah terkenal menjadi salah satu gunung yang paling aktif.
Di balik itu semua tentu saja ada kisah atau mitos unik di daerah tersebut mengenai keberadaan dan kondisi gunung Merapi.
Salah satu mitos yang paling terkenal adalah mengenai Empu Rama dan Empu Permadi.
Dikutip Gridhot dari Artikel Intisari pada tahun 1995, kisah tersebut bahkan bisa dibilang menjadi mitos induk yang mengungkap asal-usul gunung Merapi.
Alkisah, ketika diciptakan oleh para dewa, Pulau Jawa dalam keadaan tidak seimbang.
Dewa Krincingwesi dikatakan akan memindahkan Gunung Jamurdipo untuk meyeimbangkan pulau Jawa.
Namun niatnya harus terhalang oleh Empu Rama dan Empu Permadi.
Keduanya diketahui membuat keris pusaka di tengah pulau.
Para dewa sudah meminta ijin agar keduanya menggeser kegiatannya tersebut.
Namun kedua empu menolak keras permintaan para dewa dengan alasan keris hampir jadi.
Dewa Krincingwesi yang marah kemudian mengangkat puncak gunung Jamurdipo yang kemudian dilemparkan ke lokasi kedua empu.
Efeknya kedua empu terkubur puncak gunung tersebut hingga mati.
Peristiwa tersebutlah yang membuat gunung itu diberi nama Gunung Merapi yang artinya tempat perapian kedua empu.
Hingga akhirnya Merapi diyakini memiliki keraton makhluk halus yang dipimpin roh Empu Rama dan Empu Permadi.
Baca Juga: Jangan Anggap Remeh Sengatannya, Tawon Ndas Kembali Merenggut Nyawa 2 Warga Klaten
Roh keduanya juga disebut sebagai Eyang Merapi.
Berdasarkan mitos para masyarakat, bila Merapi meletus dan kemudian memakan korban, maka korban tersebut menjadi abdi dalem di keraton.
Namun adapula mitos yang mengatakan korban gunung Merapi merupakan hasil dari keserakahaannya mereka.
Para 'penjaga' Merapi dikatakan melindungi warganya dari bencana.
Termasuk memberikan tanda jika gunung itu akan meletus sehingga para warga bisa menyelamatkan diri lebih awal.
Pertanda tersebut muncul lewat isyarat atau wangsit yang didapat dari mimpi: bisa berujud orang tua berjubah atau berupa gejala alam seperti suara bergemuruh, tanah bergetar, atau turunnya hewan-hewan liar.
(*)