Gridhot.ID -Film dewasa di kalangan masyarakat Indonesia terkadang masih dianggap tabu untuk disaksikan oleh orang-orang.
Padahal dalam film dewasa terkadang sudah diberi petunjuk peraturan siapa saja yang boleh menyaksikannya.
Meski begitu, terkadang masih saja ada yang menyalahi aturan, menjadikan film dewasa dicap sebagai film yang kurang layak untuk ditonton.
Namun, hal ini sangat berbeda jauh dengan masyarakat di luar Indonesia.
Salah satunya di negara Korea Selatan.
Film dewasa justru digunakan untuk membantu kepolisian mengungkap sebuah kasus.
Di Korea Selatan ada polisi khusus yang bekerja setiap harinya menonton film dewasa.
Hal ini mungkin terdengar aneh di kalangan masyarakat Indonesia, tapi mereka melakukannya bukan karena menikmati adegan dari film-film itu.
Semua yang dilakukan anggota kepolisian ini ternyata berkaitan dengan keamanan di negara.
Melansir World of Buzz, Kamis (21/11/2019), ada 16 unit polisi yang bertugas memantau film dewasa dan dibentuk oleh Komisi Standar Komunikasi Korea (KCSC).
Nah, tugas utama mereka yang bekerja pada unit ini adalah menonton film dewasa secara online.
Mereka beroperasi dalam 24 jam sehari.
Meski kelihatannya menyenangkan dan mudah, ternyata melihat konten semacam ini setiap hari bukanlah hal yang mudah.
Sebab dibutuhkan kesehatan mental tim dalam melakukan pekerjaan itu.
Salah satu anggota mengatakan bahwa dia tidak bisa melihat wanita dengan cara yang sama lagi setelah bekerja dan harus tetap menatap ke bawah.
Yang lain menceritakan betapa terkejutnya dia pada hari pertama bekerja.
"Saya melihat banyak tayangan yang provokatif yang belum pernah saya lihat sebelumnya dalam hidup saya," kata salah satu tim polisi digital.
Semua itu dilakukan ternyata untuk melakukan tugas ini.
Tugas utama dari menonton film dewasa ini adalah terfokus pada video spycam yang diambil oleh pria nakal untuk biasanya digunakan untuk memata-matai wanita di toilet, ruang ganti, atau juga sekolah.
Selain video spycam, mereka juga berfokus pada "video balas dendam".
Artinya videodewasa yang diposting oleh mantan pacar karena kecewa setelah putus.
Biasanya polisi digital ini menyisir video tersebut di Twitter atau Youtube dan mereka mencari tagar yang relevan dalam bahasa Korea.
Jika mereka menemukan video mencurigakan, mereka akan meminta situs terkait untuk menghapusnya.
Namun jika mereka menemukannya dari situs luar negeri, mereka paling bisa hanya meminta layanan internet domestik untuk memblokirnya.
Salah satu hal menarik yang mereka lakukan adalah memiliki hotline, di mana para korban dapat memanggil mereka langsung untuk membuat laporan.
Di Korea Selatan, membuat film atau mendistribusikan video tanpa persetujuan dapat membuat seseorang dipenjara 5 tahun.
Tetapi sebagian besar orang-orang ini hanya mendapatkan denda.(*)