Ganyang Malaysia, Belum Sempat Kokang Senjata, Pasukan Negeri Jiran Sudah Dilibas Marinir Indonesia, Prajurit Komposit Inggris Tutupi Kekalahan dengan Dusta

Senin, 25 November 2019 | 20:13
tribunnews

Marinir

Gridhot.ID - Konfrontasi Indonesia-Malaysia tahun 1962-1966 menjadi salah satu pertempuran besar yang pernah dialami bangsa ini.

Operasi ganyang Malaysia yang dikobarkan di Indonesia oleh Presiden Soekarno itu akibat niat Inggris untuk membentuk negara boneka dibawah Malaysia.

Konfrontasi Indonesia-Malaysia tentu membuat pihak Negara Persemakmuran terutama Inggris, Australia dan Selandia Baru ekstra repot.

Baca Juga: Dekat dengan Indonesia, Negara Tetangga Ini Masuk Daftar Pemilik Pasukan Terkuat di Dunia, Bersama Rusia Menjelma Jadi Mimpi Buruk Militer Banyak Negara, Ini Rahasianya

Mau tak mau trio negara beda benua satu rasa itu mengerahkan militernya untuk membantu serdadu Malaysia menghadapi infiltrasi sukarelawan dan tentara Indonesia.

Salah satu peristiwa yang akan dikenang dalam konfrontasi Indonesia-Malaysia adalah Peristiwa Kalabakan.

Kalabakan adalah sebuah kawasan di distrik yang terletak di bagian barat distrik Tawau.

Baca Juga: Gelagapan Dibentak Anggota Kopaska TNI di Atas Kapalnya Sendiri, Militer Malaysia Kabur Meski Serka Ismail Datang dengan Perahu Karet dan Tanpa Senjata, Ganggu Pembangunan Mercusuar Berujung Angkat Jangkar

Jaraknya dari Kota Tawau adalah sekitar 100++ kilometer. Saat ini, Kalabakan hanyalah sebuah kota terpencil yang tidak memiliki status kota.

Saat itu bulan Desember 1963, Peleton X yang merupakan satuan khusus KKO AL (sekarang Marinir) ditugaskan ke perbatasan Kalimantan Timur (Kaltim)-Sabah.

Peleton X tersebut bertugas dibawah Basis VI operasi A/Koti.

Baca Juga: Terlahir dari Keluarga Pedagang Kue di Kampung, Kini Pemuda Asal Papua Ini Berhasil Duduki Posisi Sebagai Staf Milenial Presiden, Pernah Jadi Finalis Indonesian Idol hingga Miliki Prestasi Akademik Cemerlang

Lantas KKO ditugaskan untuk melakukan raid/serangan ke Sabah (Sandakan, Lahat Datu dan Sempurna).

Tim kemudian dibagi tiga kelompok kecil, sasaran pertama diserang oleh tim pimpinan Kopral Mar Sukibat dan Orajurit Mar Subroto.

Baca Juga: Kadali Petinggi Militer Ukraina, China Sukses Lancarkan Tipu Muslihat Demi Miliki Kapal Induk, Kasino Terapung Jadi Modusnya

Sasaran kedua akan diserang oleh pasukan pimpinan Serda Mar Rebani.

British Troops in Borneo

Sedangkan sasaran ketiga akan diserang oleh tim pimpinan Prajurit Mar Asmat.

Para personel KKO yang akan melaksanakan serangan ini memang sudah dibekali latihan jungle warfare dan berkualifikasi komando.

Baca Juga: Dulu Dipecat dari Militer Hingga Kini Terpilih Jadi Menhan, Prabowo Subianto Ternyata Pernah Sekolahkan 35 Perwira ke Luar Negeri Pakai Duit Pribadi, Salah Satunya Jenderal Ini

Maka didalam diri mereka tersimpan 'beban' sekaligus kebanggaan sebagai prajurit elit Indonesia.

Dengan keadaan alam berhutan Kalimantan maka tepat rasanya kenapa KKO ini dipilih untuk melakukan serangan.

Lawan yang akan dihadapi oleh pasukan KKO ini bukan sembarangan, yakni Royal Malaysia Regiment ditambah kesatuan prajurit Inggris yang sudah kenyang pengalaman kontra gerilya di kampung Kalabakan.

Baca Juga: Buntut Ucapan Kata-kata Rasis di Depan Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya, Tak Hanya Danramil Tambaksari, 4 Oknum Anggota TNI Juga Diskors dan Diseret ke Pengadilan Militer

Pasukan pimpinan Serda Rebani lah yang bertugas menyerang posisi dua pos pasukan Royal Malaysia Regiment berkomposit serdadu Inggris tersebut.

Satu kesalahan fatal kemudian diperbuat oleh pasukan Royal Malaysia Regiment dan kesatuan Inggris dalam menjaga pos perbatasannya.

Mereka menganggap remeh kekuatan pasukan Indonesia disana dan penjagaan menjadi lengah.

Baca Juga: Berfungsi Sebagai Alat Pertahanan Militer, Berikut 7 Pesawat Jet Tercepat yang Berhasil Diciptakan Manusia

Apalagi persenjataan yang dimiliki oleh pihak lawan lebih komplit.

Pasukan KKO pimpinan Serda Rebani tentu tak menyia-nyiakan hal ini.

Dengan perlengkapan tempur seringan mungkin, pada jam J hari H, pasukan Marinir Indonesia itu langsung menyerang secara mendadak dan cepat ke posisi Royal Malaysia Regiment setelah sebelumnya menerobos wilayah lawan.

Baca Juga: Diduga Pakai Kutu Rambut Sebagai Senjata Biologis untuk Sebarkan Penyakit, Markas Militer Amerika Akan Diobok-obok Parlemen Habis-habisan

Serangan mendadak ini tentu tak disangka-sangka oleh pasukan Malaysia dan Inggris karena mereka lengah.

Belum sempat kokang senjata dan siap tempur atau istilahnya "caught with their trousers down" mereka sudah dihabisi oleh serangan cepat KKO AL.

Korban dari pihak Malaysia dan Inggris berjatuhan, sebanyak delapan orang tewas dan 38 lainnya luka-luka.

Baca Juga: Doktrin Xi yang Membuat Militer China Agresif dan Tak Segan Menggunakan Bom Nuklir Agar Tujuannya Tercapai

Pasukan Serda Rebani juga berhasil merampas 1 Rifle Bren, 7 SMR, 10 Sten Gun dan 1 buah pistol milik musuh.

Sedangkan dari KKO sendiri gugur satu orang yakni Prajurit Gabriel.

Yang paling merugikan adalah diantara kedelapan korban tewas itu ada tiga orang Perwira pasukan Inggris yakni, Mayor RM Haddow, Mayor R.H.D. Norman dan Mayor H.A.I. Thompson.

Baca Juga: Ingin Bangun Pangkalan Militer, Cina Lancarkan Cara Licik untuk Jajah Negara Dunia Ketiga

Namun pihak kerajaan Inggris berusaha menutupi kematian ketiganya karena ingin menjaga eksistensi (atau malu) bahwa perwira militernya tewas ditangan tentara dari negara baru merdeka 'kemarin sore.'

Setelah berhasil melakukan serangan di kampung Kalabakan ini, tim Serda Rebani kemudian balik markas.

Tapi sayang, karena kekurangan makanan dan medan berat beberapa prajurit tidak kembali ke markas termasuk Serda Rebani sendiri.

Baca Juga: Ketika Amerika Serikat Lakukan Operasi Militer Konyol, Tembak Kawan Sendiri Malah Mengira Bermusuhan dengan Hantu

Atas jasa dan keberaniannya Rebani dinaikkan pangkatnya menjadi Sersan Mayor Anumerta dan Pemerintah RI menganugerahkan Bintang Sakti kepadanya.

Dengan serangan ini pihak lawan kemudian mengurangi aktivitas militernya di perbatasan, bukan hanya itu Malaysia juga membangun monumen di kampung Kalabakan untuk mengenang peristiwa bersejarah ini.

Artikel ini pernah tayang di Intisari Online dengan judul:"Saat Pasukan Marinir Indonesia Tewaskan Para Perwira Inggris yang Meremehkannya."

Tag

Editor : Candra Mega Sari

Sumber Intisari Online