Laporan Wartawan Gridhot.ID, Candra Mega
Gridhot.ID -Kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua dalam beberapa waktu terakhir memang terus berulah.
Melansir dari Kompas, KKB diduga kerap melakukan intervensi kepada aparatur kampung untuk mendapatkan uang dan bahan makanan.
Namun, ada kejadian unik yang diceritakan Sekretaris Daerah Lanny Jaya, Christian Sohilait tentang keberanian salah satu aparatur kampung di Distrik Kuyawage.
Ia mengisahkan pengalaman Leus Murib yang berani berhadapan dengan pemimpin KKB Egianus Kogoya.
"Ketika kelompok KKB Nduga pimpinan Egianus Kogoya masuk untuk acara kedukaan di Kuyawage, dia kasih waktu, selesai duka berapa hari, (kelompok Egianus) harus segera tinggalkan tempat ini karena ini daerah pengungsi, kita tidak mau ada pertumpahan darah atau kontak senjata di sini," ujarnya di Jayapura, Senin (25/11/2019).
KKB pimpinan Egianus Kogoya merupakan kelompok yang selama satu tahun terakhir paling aktif beraksi menganggu keamanan di Kabupaten Nduga.
Baca Juga: 3 Tukang Ojek Ditembak Mati KKB Papua, Veronica Koman Salahkan Jakarta, Begini Cuitannya
Bahkan, aksinya tergolong sadis karena Egianus tidak segan-segan membunuh korbannya.
Ketika keberadaannya di Kuyawage dibatasi oleh Leus Murib, Egianus bukan tidak melawan, namun Leus yang merupakan warga lokal justru berani menghadapinya.
"Egianus berontak tapi dia (Leus Murib) angkat panah juga. Ini contoh saja," kata Sohilait.
Menurutnya, hal tersebut bisa terjadi karena aparatur kampung di Lanny Jaya merupakan putra daerah sehingga ia juga memiliki posisi dalam struktur adat setempat.
Karenanya, ketika KKB mengintervensi, mereka berani melawan karena mereka sama-sama terikat aturan adat.
"Saya pikir mereka ini keluarga, jadi kalau keluarga, teman-teman OPM mau bunuh mereka dia juga pikir dua kali, itu denda besar buat mereka karena ini sama-sama anak asli yang punya wilayah," tutur Sohilait.
Keberadaan kelompok Egianus Kogoya di Kuyawage juga sempat dibenarkan oleh Komandan Kodim 1702/Jayawijaya, Letkol Inf. Candra Dianto.
"Posisinya kelompok Egianus Kogoya sedang ada kedukaan di Kuyawage, Kabupaten Lanny Jaya," ungkapnya saat dihubungi melalui telepon pada 18 November 2019.
Sebelumnya, Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw mengatakan ada juga KKB yang berada disekitar PT Freeport Indonesia.
Menurutnya, kelompok tersebut telah beraksi sejak lama dan ingin menganggu perusahaan tersebut.
"Oh itu ada, KKB sebutannya kelompok kriminal bersenjata. Jadi mereka berkelompok tapi sering melakukan perbuatan kriminal dan mereka bersenjata," kata Irjen Pol Paulus Waterpauw dalam acara diskusi yang bertajuk 'Merajut Papua Dalam Bingkai NKRI' di Gedung IASTH, Kampus UI Salemba, Jakarta, Selasa (12/11/2019).
Menurut Paulus, senjata yang dimiliki kelompok tersebut didapat dari hasil mencuri dan merampas dari aparat keamanan.
"(Personil) tidak banyak, mereka berkelompok. Mungkin daripada mereka nganggur, mereka freeman, mereka tidak punya gaya apa-apa."
"Modalnya merebut senjata anggota, mencuri, merampas, menganiaya anggota dan dengan senjata yang mereka miliki itu melakukan kekerasan itu tidak hanya kepada aparat, masyarakat mereka sendiri," ungkapnya.
Lebih lanjut, Paulus mengatakan motif yang disuarakan KKB ialah masalah kesejahteraan atau masalah ekonomi.
Selain menimpa Freeport, kelompok tersebut juga kerap meminta 'bantuan' kepada pengusaha dan pemerintah.
"Motifnya ekonomi, perusahaan-perushahaan, pemerintah, pengusaha-pengusaha tertantang sama mereka untuk meminta bantuan. Mau makan enak tetapi dengan caranya seperti itu," katanya.
"Maka itu perlu kita buka dialog, komunikasi dengan mereka. Tapi mereka tidak pernah mau, karena mereka menjaga batas itu biar terlalu enak," tambahnya.
Kapolda Papua Irjen Pol Paulus menyebutkan adanya ancaman menjelang perayaan hari ulang tahun (HUT) Organisasi Papua Merdeka (OPM) pada 1 Desember 2019 mendatang.
Namun, Paulus tidak menjelaskan lebih lanjut apa ancaman yang akan dilakukan kelompok OPM.
"Ada (ancaman), mereka ingin merayakan hari ulang tahun kemerdekaan bangsa Papua Barat atau West Papua yang sudah mereka peringati sejak 1962 itu versi mereka," kata Paulus.
(*)