GridHot.ID-Perang Yom Kippur adalah perang yang terjadi pada tanggal 6 - 26 Oktober 1973 antara negara Israel melawan koalisi negara-negara Arab yang dipimpin oleh Mesir dan Suriah.
Karena perang tersebut,Israel sesungguhnya mengalami kerugian besar dan nyaris kalah.
Banyak tank Israel berhasil dihancurkan pasukan gabungan Mesir dan Suriah yang sudah dilengkapi persenjataan rudal antitank produksi Rusia, demikian pula jet-jet tempurnya.
Sekitar 40 jet tempur A-4 Skyhawk milik Israel yang digunakan dalam pertempuran berhasil dirontokkan oleh rudal-rudal SAM (Surface Air Missile) buatan Rusia yang dioperasikan oleh Mesir, sehingga mengakibatkan 20 pilot andalan Israel tewas.
Atas banyaknya jet tempur A-4Skyhawk yang tertembak jatuh itu, Israel mendapat ganti dari AS.
Lalu, agar rontoknya jet tempur merekatidak terulang lagi dalam peperangan berikutnya, Israel melakukan sejumlah langkah modifikasi terhadap A-4Skyhawk sehingga menjadi jet tempur yang lebih mumpuni.
Modifikasi atau up grade yang dilakukan antara lain pada peningkatan power mesin, peningkatan kemampuan radar pencari sasaran dan sistem radio komunikasi, peningkatan jumlah persenjataan yang dibawa, serta penambahan daya tampung bahan bakar.
Setelah dimodifikasi, jet-jet tempur A-4 Skyhawk memang tidak mudah tertembak jatuh lagi.
Hal itu terbukti ketika digunakan menggempur instalasi nuklir di Osirak, Irak, pada Juni 1981 dalam Operasi Babylon.
Setelah Perang Yom Kippur dan operasi tempur ke Irak, Israel mengalami surplus A-4Skyhawk.
Maka, agar tetap menguntungkan sebagian di antaranya dijual dengan perantaraan AS.
Baca Juga: Berkali-kali Selingkuhi Mulan Jameela, Ahmad Dhani: Tapi Kan Aku Nggak Pakai Hati
salah satu pembelinya adalah Indonesia di bawah rezim Orde Baru.
Pada tahun 1979, Indonesia yang melakukan pembelian secara rahasia, mulai menerima A-4 Skyhawk yang dikirim menggunakan kapal laut dan berlabuh di Pelabuhan Tanjung Priok.
Sebanyak 33 unit A-4 Skyhawk kemudian diterima oleh Indonesia secara bertahap dan selanjutnya diserahkan ke TNI AU.
Karena A-4 Skyhawk diterima oleh TNI AU dengan prosedur pembelian dari AS, maka buku panduan (modul) yang disertakan dalam pembelian A-4 Skyhawk adalah modul dari AS.
Tapi buku panduan yang memiliki ribuan halaman itu sudah tak cocok lagi dengan A-4Skyhawk 'versi Israel' mengingat banyaknya modifikasi yang telah dilakukan.
Para teknisi TNI AU yang menangani A-4Skyhawk agar bisa disesuaikan dengan sistem radio komunikasi versi Indonesia pun ternyata dibuat puyeng.
Sebab, sistem komunikasi milik AU Israel ternyata tidak nyambung dengan sistem komunikasi radio milik TNI AU.
Namun demikian,setelah melakukan berbagai langkah teknis termasuk dengan cara 'mengakali' sistem radio komunikasi A-4 Skyhawk, para teknisi TNI AU akhirnya berhasil 'menyambungkan' sistem komunikasi A-4Skyhawk dengan sistem komunikasi menara kontrol di darat dan juga dengan pesawat-pesawat TNI AU jenis lainnya.
Sistem-sistem gun pod (cantelan) senjatarupanya banyak yang diubah oleh para teknisi Israel sehingga sempat membuat bingung para teknisi TNI AU.
Apalagi, mengingat sejumlah persenjataan yang kemudian disertakan pada A-4 Skyhawk adalah buatan AS dan bukan Israel.
Akhirnya dengan berbagai cara, para teknisi TNI AU bisa juga menanganinya dengan baik, sehingga A-4 Skyhawk bisa dioperasikan untuk misi tempur dan non-tempur.
Namun sesungguhnya, A-4 Skyhawk yang dioperasikan TNI AU belum berfungsi secara optimal karena Indonesia keburu mendapat embargo senjata dari AS (1995-2005).
Ironisnya, alasan AS melakukan embrago senjata ke Indonesia karena TNI AU telah menggunakan A-4Skyhawk untuk berperang di Timor-Timur.
AS memang cenderung melarang pesawat tempurnya digunakan untuk menyerang pasukan yang tidak memiliki kekuatan udara seperti Timor-Timur.
Apalagi kekuatan bersenjata di Timor-Timur hanya merupakan pasukan gerilyawan sehingga yang menjadi korban serangan A-4 Skyhawk kebanyakan malah warga sipil.
Akibatnya sebagian besar A-4 Skyhawk yang sebenarnya masih layak operasional untuk beberapa tahun ke depan terpaksa di-grounded dan dimuseumkan.
Sumber:
Majalah Angkasa, "Sejarah A4" oleh Marsekal Muda TNO Djoko Poerwoko (alm).
Depohar 30 Gendewa Sakti, Mengukir Prestasi di Kaki Semeru.
Artikel ini telah tayang di Intiari Online dengan judul "Indonesia Merasa Beruntung Bisa Beli Jet Tempur A-4 Skyhawk Israel di Zaman Pak Harto, meski Ujung-Ujungnya Ternyata Malah Dibuat Bingung"
(*)