Laporan reporte Gridhot.ID, Nicolaus Ade
Gridhot.ID - Kehebohan terus terjadi mengenai perusahaan penerbangan ternama Garuda Indonesia.
Hal ini disebabkan akibat Bea Cukai yang berhasil membongkar penyelundupan onderdil Harley Davidson dan sepeda Brompton ilegal di dalam pesawat Garuda Indonesia yang baru saja dibeli.
Pihak Garuda Indonesia sendiri awalnya mengaku kalau barang-barang tersebut merupakan milik karyawannya.
Namun kini terkuat kalau barang mewah selundupan tersebut ternyata milik direksi utama Garuda Indonesia.
Dikutip Gridhot sebelumnya dari Tribun Cirebon, petugas menemukan barang-barang tersebut saat melakukan pengecekan di hangar pesawat milik PT GMF di kawasan Bandara Soekarno Hatta, Minggu (17/11/2019).
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN ) Erick Thohir kemudian melakukan penindakan tegas mengenai pelanggaran tersebut.
Erick Thohir akhirnya memutuskan untuk memberhentikan direktur utama Garuda Indonesia yaitu Ari Askhara.
Direktur Utama PT Garuda Indonesia Ari Askhara terlibat penyelundupan Harley Davidson dan beberapa barang mewah tersebut.
Kasus ini pun juga menjadi bahan pembicaraan para awak kabin Garuda Indonesia.
Melansir dari Kompas.com, Ketua Umum Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia (IKAGI) Zaenal Muttaqin mengatakan, Mantan Direktur Utama Garuda Indonesia I Gustri Ngurah Askhara Danadiputra alias Ari Askhara pernah berjanji satu hal.
Janji itu adalah memberikan awak kabin sebuah koper Tumi seharga Rp 10 juta- Rp 15 juta untuk 3.500 awak kabin Garuda Indonesia.
"Jadi ada rencana mantan Direktur Utama Garuda (Ari Askhara) memberikan awak kabin koper Tumi yang harganya Rp10 juta ke atas,” kata Zaenal di Jakarta, Jumat (6/12/2019).
Kendati demikian hingga posisi Ari lengser, janji itu belum terealisasi sepenuhnya.
Lagipula kata Zaenal, pemberian koper seharga belasan juta dan pengubahan seragam kerja dirasa belum tepat.
Menurutnya, banyak cara yang seharusnya bisa dia lakukan untuk menyejahterakan awak kabin.
Untuk itu dia berharap, Direktur pengganti Ari Askhara bisa lebih baik melaksanakan tugas agar mampu mewujudkan perusahaan yang sejahtera.
"Kami dari awak kabin ingin menjadikan bahwa kasus Ari Askhara adalah sebuah pelajaran penting sehingga nantinya Garuda Indonesia menjadi perusahaan yang baik," ujarnya.(*)