Bakal Jadi Pembeli Setia Boeing, Indonesia Bagai Negara Sultan yang Siap Beli 2500 Unit Pesawat Terbang, Punya Syarat Ketat untuk Kekang Amerika Serikat

Senin, 23 Desember 2019 | 20:13
scmp.com

Pesawat Boeing

Gridhot.ID - Perang dagang Indonesia versus Amerika Serikat tampaknya semakin seru.

Terkadang perang dagang memang diperlukan supaya pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat 'dipaksa' maju ke arah yang positif.

Baru-baru ini tersiar kabar yang cukup membuat negara-negara di dunia bisa geleng-geleng kepala tentang apa yang hendak dilakukan Indonesia.

Baca Juga: Mantan Suaminya Direbut Pelakor, Begini Sikap Sarita Abdul Mukti Saat Makan Malam Bareng Faisal Harris, Netizen Singgung Jennifer Dunn: Lagi Kepanasan!

Dikutip dari Kontan.co.id, Rabu (8/8) Menteri Perdagangan saat itu Enggartiasto Lukita pada tahun 2018 sudah melakukan pembicaraan resminya dengan manufaktur pesawat kenamaan dunia, Boeing Amerika Serikat.

Enggartiasto yang berkunjung ke negeri Koboi itu pada Juli lalu menyatakan Indonesia berencana membeli 2.500 unit pesawat baru dalam jangka waktu 20 tahun kedepan.

Jika kesepakatan itu terjadi maka bisa dipastikan Indonesia menjadi negara pertama importir pesawat terbesar Boeing di dunia.

Baca Juga: Ditinggal Citra Kirana Menikah Duluan, Ali Syakieb Justru Kepergok Jalan Bareng Wanita Cantik, Warganet Menyebut Sosoknya Mirip Dewi Perssik

Hal itu juga bisa memastikan keberlangsungan hidup perusahaan Boeing jika kesepakatan tercapai.

Namun Enggar juga mengungkapkan syarat lainnya jika Boeing ingin mendapatkan pesanan pesawat gila-gilaan itu.

Enggar meminta pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk memberikan pengecualian dari tarif impor baja sebesar 25 persen dan alumunium 10 persen yang dikenakan AS.

Baca Juga: Tantang Balik Para Pemburunya, Pemilik Akun Facebook Andre Maroz Penghina Kopassus Siap Serahkan Mahar Rp 1 Miliar Bagi yang Bisa Menemukannya, Tak Sadar Jika Dirinya Bisa Saja Terjerat Hukuman Penjara

"Kunjungan ke AS saya tidak datang hanya untuk minta Generalized System of Preferences (GSP), tetapi kami mulai dengan pertemuan dengan Boeing melalui support airlines Lion Air," kata Enggar, Senin (6/8).

Hal itu juga didengar oleh pihak Boeing dan apabila diloloskan maka biaya produksi pesawatnya juga akan terpengaruh.

Bukan itu saja, Enggar juga menyebutkan syarat lainnya, yakni Boeing harus menggunakan bahan bakar Bioavtur yang bahan dasarnya dari Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS).

Baca Juga: Suasana Ramai Mendadak Berubah Tenang Ketika Adzan Berkumandang, Ini Penampakan Desa Madinah di Jawa Timur, Hampir Semua Warganya Berpakaian ala Timur Tengah

"Boeing basically mau dan bisa menerima itu, dan akan didiskusikan secara internal," kata Enggar.

Sekali lagi jika kesepakatan tercapai maka ini adalah momentum baik bagi kedua negara yang bisa menjadi potensi kerjasama skala besar.

Belum diketahui rincian terdiri dari jenis apa saja rencana memesan 2.500 unit pesawat dari Boeing tersebut, sebab Indonesia memang membutuhkan tambahan pesawat baik sipil dan non-sipil.

Baca Juga: Bagai Petir Menyambar di Siang Bolong, Kepala Desa di Kabupaten Bogor Tiba-tiba Meninggal Dunia Setelah Pamit Buang Air Kecil, Padalah Baru 7 Jam Dilantik dengan Kondisi Kesehatan Sangat Baik

Artikel ini telah tayang di Grid.ID dengan judul Kaya, Indonesia Berencana Pesan 2.500 Unit Pesawat Terbang Ke Manufaktur Dirgantara Boeing Amerika Serikat.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber grid.id