Jadi Eksportir Ikan Tuna Terbesar di Bumi, Indonesia Rajai Pasar Dunia Berkat Susi Pudjiastuti, Pasar Eropa Sampai Senang

Rabu, 25 Desember 2019 | 07:13
kolase Kompas.com dan Instagram/Susi Pudjiastuti

Indonesia rajai pasar ikan dunia

Gridhot.ID - Indonesia memang memiliki kekayaan alam yang luar biasa.

Siapa sangka kalau kini Indonesia bisa berbaga.

Pasalnya salah satu kekayaan alam di Indonesia berhasil di olah dengan baik sampai merajai dunia.

Baca Juga: Pakai Outfit Serba Putih dan Mengendap di Tengah Salju Layaknya Siluman, Sniper Ini Berhasil Bunuh Lebih dari 700 Prajurit Rusia, Tak Pernah Pakai Teleskop, Hanya 1 Orang yang Pernah Berhasil Menembaknya

Salah satu yang menjadi topik pemberitaan dalam tahun-tahun terakhir yakni tentang hasil laut Indonesia yang rajai pasar dunia.

Todung Mulya Lubis, Duta Besar Indonesia untuk Norwegia mengatakan, komoditi hasil laut Indonesia akan semakin mendominasi pasar dunia.

Ini karena Norwegia telah mengimpor beberapa produk ikan laut seperti barramundi, tuna, red snapper, makarel dan komoditi hasil laut lainnya seperti kepiting, udang, cumi-cumi, lobster serta rumput laut.

Baca Juga: Terimakasih Kopral Romnick Estacio, Tentara Filipina yang Gugur Saat Bebaskan 2 Warga Negara Indonesia Sandera Abu Sayyaf, Miris, Sang Adik Dulu Juga Tewas di Tangan Teroris Kala Selamatkan Kota Marawi dari Belenggu ISIS

Kabar baik bagi Indonesia itu terungkap saat Todung Mulya Lubis berkujung ke perusahaan Importir Norwegia Sletten Norge AS (sektor seafood) dan Scanesia AS (produk makanan/minuman kemasan).

Seperti dikutip dari Antara, Todung mengatakan bahwa Indonesia telah menjadi eksportir terbesar tuna di dunia.

Indonesia memiliki keunggulan, sehingga tidak diragukan lagi dari segi legalitas dan traceability komoditi hasil lautnya.

Baca Juga: Hanya Bisa Pasrah Saat Diseret dan Dipukul, Pria Disabilitas Ini Ditinggalkan Istrinya di Pinggir Jalan, Disuruh Mengemis untuk Mendapatkan Uang

Dengan semakin gencarnya upaya pemberantasan IUU Fishing dan praktek penangkapan ikan (termasuk budidaya ikan) yang berkelanjutan, merupakan suatu keniscayaan komoditi hasil laut Indonesia akan semakin mendominasi pasar dunia di masa mendatang.

Dia menyampaikan, Indonesia dan negara-negara EFTA termasuk Norwegia dalam proses ratifikasi perjanjian IE-CEPA diharapkan dapat mengurangi hambatan tarif dan memperlancar arus barang, sehingga dapat meningkatkan ekspor Indonesia ke Norwegia.

Untuk itu Todung mendukung perlunya promosi produk secara berkelanjutan di Norwegia, yang pada akhirnya mengukuhkan eksistensi branding produk dalam market-share di Norwegia.

Baca Juga: Buat Polisi Kebingungan, Gadis Muda Bercadar yang Melahirkan di Baskom Tak Mau Ungkap Apapun Selain Nama dan Umurnya, Diduga Sedang Dalami Ilmu Agama di Magetan

Dia juga mendorong peningkatan laju investasi dari Norwegia ke Indonesia guna mendukung pembangunan kapasitas industri nasional yang berorientasi ekspor, sehingga berdaya saing tinggi dan dapat memenuhi permintaan pasar internasional.

Sementara itu, CEO SN-AS, Mani Sletten, menyampaikan informasi mengenai beberapa produk yang selama ini diimpor langsung dari Indonesia.

Produk itu berupa berbagai jenis ikan laut (barramundi, tuna, red snapper, macarrel) dan komoditi hasil laut lainnya seperti kepiting (king crab), udang (emperor prawn/shrimp), cumi-cumi, lobster dan rumput laut.

Baca Juga: Ingin Cepat Kaya Raya Agar Segera Tobat, Waria Ini Nekat Pinjam Uang Rp 20 Juta untuk Beli Tuyul di Temannya, Bagai Jatuh Lalu Tertimpa Tangga, Uangnya Malah Dibawa Kabur Entah ke Mana

Dikatakannya proses pembersihan, pemotongan, pengepakan dan pendinginan/pembekuan komoditi tersebut dilakukan di Indonesia, selanjutnya dikirim ke Norwegia dengan kapal laut dengan volume rata-rata impor sekitar 10-20 ton per minggu.

SN-AS mendistribusikan produk yang diimpornya kepada para penjual grosir di seluruh wilayah Norwegia dan Nordik, serta negara Eropa lainnya.

Menurut importir tersebut komoditi hasil laut Indonesia umumnya masuk dalam benchmark mereka dan tropical-fish yang masih memiliki peluang besar di pasar Eropa.

Baca Juga: Rentalkan Kamar Kosnya pada Kaum Pacaran Seharga Rp 15 Ribu Per Jam, Pelajar SMK Ini Raup Penghasilan Ratusan Ribu Sehari, Cukup Sediakan Tisu dan Kondom Sebagai Fasilitas

Namun demikian, eksportir diharapkan dapat meningkatkan dan mempertahankan kualitas produknya, yang diketahui asalnya dan mempertahankannya, sehingga dapat memenuhi sertifikasi yang ditetapkan di Eropa, khususnya di Norwegia.

Selain produk ikan laut, importir asal Norwegia, Scanesia AS, juga mengimpor produk makanan/minuman kemasan dari Indonesia untuk dipasarkan di Norwegia, dan negara Nordik.

Beberapa produk makanan/minuman kemasan Indonesia yang diimpor antara lain, bumbu masak, sambal/kecap/saus, kacang KOKITA, mie instan dan sambal/kecap ABC, mie/spagheti kemasan dan sambal/kecap/bumbu sate BALI Kithcen, NU Green Tea, Exotico (minuman kemasan), Permen Jahe (Sina – Sidoarjo), Bon Cabe KOBE, jus buah (kemasan) ABC, dan sebagainya.

Baca Juga: Bak Disambar Petir di Siang Bolong, Pasangan Suami Istri Ini Baru Tahu Kalau Mereka Saudara Kandung, Padahal Sudah Menikah Selama 30 Tahun

Indonesia adalah produsen ikan tuna terbesar di dunia, dengan hasil tangkapan bernilai hingga 5 miliar dollar AS atau hampir Rp 71 triliun setahun.

Jika dihitung-hitung, satu dari enam ekor tuna yang ditangkap di dunia selama tiga tahun terakhir ini berasal dari Indonesia.

Data resmi Food and Agriculture Organization (FAO) melalui SOFIA pada 2016 menunjukkan bahwa terdapat 7,7 juta metrik ton tuna dan spesies seperti tuna ditangkap di seluruh dunia.

Baca Juga: Malang Melintang di Industri Hiburan Sejak Lama, Elly Sugigi Nyatanya Masih Tinggal di Kamar Kos yang Pengap, Handuk-handuk yang Menggantung Sembarang Jadi Sorotan

Di tahun yang sama, Indonesia memasok lebih dari 16 persen total produksi dunia dengan rata-rata produksi tuna, cakalang dan tongkol Indonesia mencapai lebih dari 1,2 juta ton pertahun. Sedangkan pada 2017, volume ekspor tuna Indonesia mencapai 198.131 ton dengan nilai 659,99 juta dollar AS.

Artikel ini telah tayang di Intisari dengan judul Kaleidoskop Intisari 2019: Tuna hingga Lobster Indonesia Kini Rajai Pasar Dunia, Semua Berkat Aksi Menteri Susi Tenggelamkan Ratusan Kapal.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber intisari