Menjajah Tanpa Perang, Begini Cara China Taklukkan Negara Lain, Berawal Manis Tapi Berakhir dengan Hutang Tragis, Tak Akan Bisa Dilunasi, Sekali Telat Bayar Aset Korban Dieksploitasi Habis-habisan

Minggu, 05 Januari 2020 | 11:13
pixabay

ilustrasi

Gridhot.ID - Akhir-akhir ini konflik antar negara memang mulai memanas.

Selain Amerika Serikat dengan Iran, adapula Indonesia dengan China.

China sendiri merupakan salah satu negara superior yang patut diperhitungkan.

Baca Juga: Dikira Kesurupan Karena Tampil Bagai Tak Sadarkan Diri, Biduan Seksi Ini Sebenarnya Tergena Gangguan Mental, Bisa Jadi Ada Trauma Mendalam

Sejak awal, China memang memiliki strategi sendiri agar negaranya tak bisa ditantang oleh lawan.

China diketahui sedang 'menjajah' negara-negara yang lebih kecil dengan meminjamkan sejumlah besar uang yang tidak akan sanggup mereka dibayar.

Negara ini dituduh memanfaatkan pinjaman besar-besaran agar dapat merebut aset dan membangun pangkalan militer di negara-negara kecil dunia ketiga.

Baca Juga: Termakan Bujuk Rayu Pria, Wanita Ini Malah Jadi Tumbal Keluarga Kanibal Teman Kencannya, Disantap Sebagai Ritual Penambah Kekayaan

Negara-negara berkembang mulai dari Pakistan hingga Djibouti, dari Maladewa hingga Fiji, semua berutang besar ke Cina.

Bukan sekadar perkiraan, dilansir dari The Sun, nyatanya memang sudah ada negara yang menunggak hutang dan dipaksa untuk menyerahkan kendali aset negaranya atau harus mengizinkan China untuk mempunyai pangkalan militer di negara tersebut.

via Intisari
via Intisari

negara yang dihutangi China

Ada yang menyebutnya "diplomasi jebakan utang" atau "kolonialisme utang."

Baca Juga: Satu Keluarga di Jaktim Ditemukan Tewas, Keracunan Asap Genset di Dalam Rumah Tanpa Ventilasi, Diduga Tak Sabar Listrik Padam Saat Banjir

Mereka menawarkan pinjaman bagi negara-negara yang tidak mampu membayar, dan kemudian menuntut konsesi ketika mereka gagal.

Salah satu yang harus menanggung konsesi ini adalah Si Lanka.

Tahun lalu Sri Lanka menyerahkan pelabuhan ke perusahaan-perusahaan yang dimiliki oleh pemerintah China dengan sewa 99 tahun.

Baca Juga: Bolak-balik Minta Bertemu dengan Anak Sule Sebelum Meninggal Dunia, Lina Ngaku Melihat Surga, Pesan Terakhirnya pada Rizky Febian Langsung Buat Perasaan Sang Putra Sulung Tak Enak

Sementara itu, di Djibouti, tempat markas utama militer AS di Afrika, juga tampaknya akan menyerahkan kendali atas pelabuhan ke perusahaan Beijing.

Maret lalu, mantan Menteri Luar Negeri AS, Rex Tillerson mengatakan bahwa Beijing melakukan praktik peminjaman predator, dan transaksi korup untuk menjadikan negara-negara kecil terbelit utang untuk kemudian melemahkan kedaulatan mereka.

Baru-baru ini, diplomasi jebakan utang ini bahkan telah meluas hingga ke Pasifik.

Baca Juga: Kesaksian Nelayan Natuna Saat Kapal-kapal Tiongkok Masuk ke Wilayah Mereka, Berani Usir dan Mengancam Tuan Rumah: Kami Sampai Tak Berani Tidur Pas Melaut

Beijing membuat pulau-pulau buatan manusia di Laut Cina Selatan dan hal itu dikhawatirkan akan digunakan sebagai pangkalan militer.

Bahkan, pada April lalu China mendekati Vanuatu, negara kepulauan di Samudra Pasifik selatan untuk mendirikan pangkalan militer.

The Times juga melaporkan bahwa secara efektif China akan meningkatkan kehadiran militernya di pintu gerbang utama ke pantai timur Australia.

Baca Juga: Tiba-tiba Hadir di Pesta Pernikahan, Lesti Kejora Buat Pengantin Terheran-heran, Tamu yang Awalnya Tertib Jadi Lari Berhamburan

Di antara proyek-proyek yang didanai uang ini adalah dermaga terbesar di Pasifik Selatan yang dianggap mampu mengakomodasi kapal induk.

Lembaga think tank Lowy Institute Sydney, yang telah memantau secara dekat kegiatan-kegiatan China di Pasifik, memperkirakan Beijing telah menggelontorkan hampir 1,4 miliar poundsterling atau setara dengan Rp 27 Triliun ke negara-negara Pasifik sejak 2006.

Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul Cara China 'Menjajah' Negara-negara Lain: Beri Pinjaman yang 'Mustahil' Dilunasi.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber intisari