China Bisa Hancur Sendiri Karena Keserakahannya Meski Tanpa Berperang Lawan Negara Lain, Ladang Panel Surya Berbentuk Panda Raksasa Ini Penyebabnya, Harta Nasional Tiongkok yang Disebut-sebut Bom Waktu Bagi Bumi

Minggu, 05 Januari 2020 | 13:13
BBC via Intisari

Ladang panel surya milik China

Gridhot.ID - Bumi kini memang sedang mengalami perubahan iklim yang drastis.

Banyak negara kemudian memanfaatkan energi alternatif dengan niat agar bisa memanfaatkan energi yang baik bagi alam.

Hal tersebut seperti yang niat dilakukan oleh negara China.

Baca Juga: Rezeki Nomplok! Pria Ini Mendadak Kaya Raya Usai Rumahnya Tenggelam Karena Banjir, Tak Sengaja Temukan Emas Saat Cuci Piring di Sungai

Jika Anda memiliki kesempatan untuk terbang di atas “Datong County” China Utara, maka Anda akan dapat melihat dua panda raksasa.

Ya, dua panda raksasa ini adalah ladang seluas 248 hektar yang terbuat dari ribuan panel surya 100 megawatt.

Panda Green Energy, perusahaan yang membangun ladang surya ini menganggapnya sebagai citra harta nasional China.

Baca Juga: Ngeles Tersandung Kasus Narkoba Gara-gara Konsumsi Obat Bipolar, Medina Zein Sebut Penyakitnya Faktor Genetik, Sang Ibunda Justru Bantah Ada Keturunan

Tak hanya di dalam negri, China juga memiliki banyak Ladang Tenaga Suryanya di negara lain seluruh dunia.

Bahkan jika tenaga surya itu menghasilkan listrik sekaligus, maka dapat memberdayakan seluruh Inggris beberapa kali.

Pembangkit listrik tenaga surya terbesar di dunia saat ini berada di Gurun Tengger Cina dengan kapasitas lebih dari 1.500 megawatt.

Baca Juga: Thailand Resmi Larang Toko Besar Gunakan Kantong Plastik, Tak Ambil Pusing, Warganya Pakai Barang Nyeleneh untuk Berbelanja, Keranjang Pakaian Jadi!

BBC via Intisari
BBC via Intisari

peneliti panel surya

Dilansir dari BBC, Selasa (4/9/2011), menurut Badan Energi Internasional (IEA) lebih dari 60% panel surya dibuat di China.

Dalam beberapa dekade terakhir, China sendiri juga mendorong investasi infrastruktur di daerah Tibet.

Beberapa berpendapat bahwa investasi semacam itu memiliki motif politik untuk memperkuat otoritas Tiongkok.

Baca Juga: Dikira Kesurupan Karena Tampil Bagai Tak Sadarkan Diri, Biduan Seksi Ini Sebenarnya Tergena Gangguan Mental, Bisa Jadi Ada Trauma Mendalam

Beberapa ladang tenaga surya raksasa saat ini juga tengah dibangun oleh China di seluruh dunia, dengan India mendapat porsi banyak.

Panda Green Energy bahkan memiliki 'Program 100 Panda' yang bertujuan untuk membangun ladang-ladang surya di negara lain.

BBC via Intisari
BBC via Intisari

ladang panel surya

Uniknya desain dari ladang itu tetap harus memperlihatkan simbol panda.

Baca Juga: Termakan Bujuk Rayu Pria, Wanita Ini Malah Jadi Tumbal Keluarga Kanibal Teman Kencannya, Disantap Sebagai Ritual Penambah Kekayaan

Semisal di Fiji akan ada panda dan rugby, sementara di Kanada ada panda dan daun maple khas Kanada.

Tetapi jika pembangkit listrik raksasa semacam ini terus menerus dibangun, maka akan ada efek mengerikan di masa depan.

Yakni limbah panel surya.

Baca Juga: Satu Keluarga di Jaktim Ditemukan Tewas, Keracunan Asap Genset di Dalam Rumah Tanpa Ventilasi, Diduga Tak Sabar Listrik Padam Saat Banjir

Panel-panel ini hanya dapat bertahan sekitar 30 tahun atau lebih, etelah itu mereka harus diuraikan.

Sulit untuk mendaur ulang mereka karena mengandung bahan kimia berbahaya seperti asam sulfat.

China diperkirakan akan mengalami ledakan limbah panel surya tiba-tiba pada 2040 dan saat ini tidak ada solusi untuk masalah itu.

Baca Juga: Bolak-balik Minta Bertemu dengan Anak Sule Sebelum Meninggal Dunia, Lina Ngaku Melihat Surga, Pesan Terakhirnya pada Rizky Febian Langsung Buat Perasaan Sang Putra Sulung Tak Enak

Mungkin ini bukan masalah serius seperti halnya limbah nuklir, namun ini adalah masalah ketika kita memastikan ladang tenaga surya raksasa ini adalah green energy (teknologi hijau ramah lingkungan).

Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul Bangun Ladang Tenaga Surya Terbesar di Dunia, China akan Alami Efek Mengerikan Ini di Masa Depan.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber intisari