Gridhot.ID - Sikap Reynhard Sinaga meninggalkan pertanyaan bagi masyarakat di luar sana.
Pasalnya, Reynhard diketahui masih bisa tersenyum ketika berada di pengadilan.
Padahal dalam pengadilan tersebut dirinya sudah divonis hukuman seumur hidup.
Lantas adakah yang memastikan kehidupan Reynhard dalam penjara? apakah ia hidup tenang, atau justeru menderita bahkan dibunuh sesame tahanan?
Nah, seorang sejarawan yang kini tinggal di Indonesia, Profesor Peter Carey malah sangat khawatir dengan nasib Reynhard dalam penjara.
Sang profesor bahkan berharap bahwa Reynhard mendapatkan perlakuan yang berbeda dari pelaku kejahatan lainnya.
Melansir laman Tribunnews.com, hal itu lantaran, pengalaman dari seorang tahanan yang terlibat kasus seksual akan menghadapi jalan yang penuh 'ranjau'dan 'berbatu' di dalam sistem kepenjaraan di Inggris.
"Sebab ada banyak orang yang akan memilih mereka (narapidana kasus kekerasan seksual) untuk dihantam, dipojokan atau di-bully. Tidak mudah," kata Peter Carey di kediamannya pada Sabtu (11/1/2020).
"Jadi, mungkin Reynhard harus ada perlindungan, harus ada sistem di mana dia di salah satu bagian dari kepenjaraan yang memastikan bahwa dia tidak dibunuh dalam penjara," imbuhnya.
Dalam kasus Reynhard, Peter mengungkapkan satu unsur penting yang perlu diperhatikan, yakni psikopat yang dimiliki oleh sang predator.
Bahkan, lantaran psikopat, Reynhard menjadi musuh bagi dirinya sendiri hingga berani memfilmkan aksi pemerkosaannya.
"Jadi dia mendakwa diri sendiri dengan sistem psikopat dia, kalau dia bukan seorang psikopat mungkin dia akan destroy the evidence," kata Peter Carey.
Peter juga berpendapat bahwa harus ada seorang psikolog yang terlibat dalam memutuskan lokasi penjara untuk Reynhard.
Lebih lanjut, Peter juga berpendapat bahwa unsur medis harus dipertimbangkan karena mungkin, selama empat kali sidang yang dijalani Reynhard, hal itu tak pernah dibahas.
"Sebenarnya dia santai-santai saja, dia tertawa waktu lihat film, dia sisir rambut yang sudah panjang, dia terlihat santai-santai saja dengan semua hal yang membuat juri, anggota dari pengadilan, saksi, dan hakim merasa mual," katanya.
"Jadi ada sesuatu yang betul-betul aneh dengan seorang Reynhard," tandasnya.
Tak hanya soal penjara, Peter juga menanggapi soal sidang Reynhard yang dilakukan tertutup.
Sang profesor mengungkapkan, setidaknya ada tiga alasan sidang Reynhard di pengadilan Manchester digelar sangat tertutup.
Dari penuturan Peter, jika sidang pertama saja sudah pernahdiliput media, maka tak akan ada sidang-sidang selanjutnya yang dinilai sah.
"Sebab orang nantinya sudah dibombardir oleh alasan dan opini di media massa yang akan membentuk bagaimana cara mereka menganggap kasus ini, jadi pertama ada empat proses (empat kali persidangan)," ungkap profesor 71 tahun ini.
Alasan kedua, proses sidang bagi pelaku tindakan kriminal di Inggris selalu melibatkan 12 orang juri.
Ke-12 juri itu akan menilai jalannya persidangan mulai dari keterangan saksi hingga bukti yang dihadirkan.
Juri-juri ini juga berhak untuk memutuskan apakah dalam kasus ini terdakwa salah atau salah tapi ada keringanan, atau yang lainnya.
"Mereka dengan kepala dingin harus melihat evidence dan apa yang sudah disajikan dalam pengadilan.
"Dengan bukti begini mereka akan mengambil kesimpulan. Karena mereka juga pada akhirnya sudah mendengar saksi dari terdakwa, pengacara, saksi spesial dan khusus yang dipanggil, dan juga ringkasan dan kesimpulan dari hakim sendiri, mereka akan ambil salah satu mufakat," ungkap Peter Carey.
Di Inggris, harus ada mayoritas suara yang jelas mengenai vonis yang dijatuhkan bagi terdakwa. Maka, setiap pimpinan juri akan melaporkan kepada hakim bahwa mereka satu pendapat dalam sidang.
Dan alasan ketiga, korban Reynhard diperkirakan mencapai 190 orang, sehingga privasi para korban menjadi prioritas pengadilan Inggris.
"Kami di Inggris tidak akan melakukan pelecehan dua kali. Pelecehan awal adalah di tangan Reynhard sendiri, pelecehan kedua adalah di media massa sebab mereka, korban, mungkin akan dicap senang mabuk atau orang yang punya kenderungan sexual preferences seperti ini," terangnya.
Artikel ini telah tayang di Hai Online dengan judul Dikecam Warga Inggris, Profesor Ini Pertanyakan Nasib Reynhard Sinaga dalam Penjara, Apakah Masih Hidup Atau…?
(*)