Laporan Wartawan Gridhot.ID. Candra Mega
Gridhot.ID -Polres Purworejo telah menangkap Raja Keraton Agung Sejagat, Sinuhun Totok Santosa, dan istrinya Fanni Aminadia, Selasa (14/1/2020) sekitar 17.00 WIB.
PenangkapanRaja dan Ratu Keraton Agung Sejagat itu dikonfirmasi Dandim 07/08 Purworejo Letkol Muchlis Gasim.
"Memang benar, raja dan isteri Keraton Agung Sejagat sudah diamankan di Polres," ujar Gasim, Selasa (14/1/2020).
Keduanya saat ini sudah dibawa ke Mapolres Purworejo untuk dimintai keterangan lebih lanjut.
Keraton Agung Sejagat mulai dikenal publik, setelah mengadakan acara wilujengan dan kirab budaya dari Jumat (10/1/2020) hingga Minggu (12/1/2020).
Keraton Agung Sejagat dipimpin oleh seseorang yang dipanggil Sinuhun yang bernama asli Totok Santosa Hadiningrat dan istrinya yang dipanggil Kanjeng Ratu yang memiliki nama Dyah Gitarja.
Penasihat Keraton Agung Sejagat, Resi Joyodiningrat menegaskan Keraton Agung Sejagat bukan aliran sesat seperti yang dikhawatirkan masyarakat.
Iamengatakan Keraton Agung Sejagat adalah kerajaan atau kekaisaran dunia yang muncul karena telah berakhir perjanjian 500 tahun yang lalu, terhitung sejak hilangnya Kemaharajaan Nusantara, yaitu imperium Majapahit pada 1518 sampai dengan 2018.
Perjanjian 500 tahun tersebut dilakukan oleh Dyah Ranawijaya sebagai penguasa imperium Majapahit dengan Portugis sebagai wakil orang barat atau bekas koloni Kekaisaran Romawi di Malaka pada 1518.
Dengan berakhirnya perjanjian tersebut, maka berakhir pula dominasi kekuasaan barat mengontrol dunia yang didominasi Amerika Serikat setelah Perang Dunia II.
Menurutnya, kekuasaan tertinggi harus dikembalikan ke pemiliknya, yaitu Keraton Agung Sejagat sebagai penerus Medang Majapahit yang merupakan Dinasti Sanjaya dan Syailendra.
Sementara, Kabag Humas dan Protokol Pemkab Purworejo Rita Purnama menuturkan kegiatan di Keraton Agung Sejagat terindikasi merupakan suatu penipuan.
Pasalnya, cerita sejarah yang disampaikan banyak tidak sesuai.
"Banyak yang tidak sesuai dengan sejarah yang ada, karena dalam rapat terbatas tadi juga mengundang sejarawan di Purworejo," kata Rita.
Keraton Agung Sejagat yang ada di Desa Pogung Juru Tengah, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo mengklaim memiliki 450 pengikut.
Salah satu pengikutnya adalah Puji yang bergabung dengan Keraton Agung Sejagat bersama suaminya sejak tahun 2015 lalu.
Puji adalah punggawa keraton yang bertugas sebagai penyambut tamu di depan pintu masuk keraton.
Sedangkan suaminya, bertugas untuk mencatat daftar hadir para pengunjung.
Dilansir dari Tribun Jateng, Puji mengaku diajak bergabung oleh sang Raja Sinuhun Totok Santoso Hadiningrat.
Puji menyakini bahwa Totok Santoso Hadiningrat adalah trah dari Eyang Hanyokrokusumo.
Menurut Puji, Totok sering menguraikan sejarah dan mereka percaya bahwa daerah Pogung tempat berdirinya keraton pernah dilewati kereta kencana dan merupakan bekas keraton pada masa lalu.
Itulah alasan istana Keraton Agung Sejagat didirikan di daerah Pogung.
"Nenek moyang saya menceritakan jika, akan ada istilahnya 'pasar ilang kumandange' dan percaya akan kedatangan Kaisar Sinuhun yang merupakan titisan keturunan eyang Majapahit," katanya kepada Tribunjateng.com, Selasa (14/1/2020).
Ia mengaku selama menjadi punggawa tidak pernah membayar iuran untuk masuk keraton.
"Paling kalau keluar uang kalau kita berangkat ke sini naik motor, bensinnya sendiri," jelasnya.
Istana Keraton Agung Sejagat menurut Puji sangat terbuka sehingga banyak pengunjung yang datang ke wilayah keraton.
Terkait pembiayaan kerajaan termasuk pembuatan seragam, Puji mengatakan menggunakan biaya sendiri.
"Tidak ada janji-janji, paling adalah wejangan seperti menceritakan sejarah Jawa, dan misinya adalah menyejahterakan masyarakat dalam hal sandang pangan papan," jelasnya.
Istana Keraton Agung Sejagat didirikan di rumah dan lahan Cikmawan (53) warga asli RT 3 RW 1 Desa Pogung Jurutengah, Kecamatan Bayan.
Cikmawan adalah Adipati Djajadiningrat dan bagian dari punggawa keraton.
Dia juga sebagai koordinator ndalem Keraton Agung Sejagat.
Dilansir dari Tribunnews.com, di halaman istana terdapat bangunan kerangka mirip tiang dari kayu yang berdiri kokoh.
Masyarakat sekitar menyebut bangunan tersebut bakal untuk pendopo.
Tidak jauh terdapat sebuah kolam yang memiliki sumber air yang tidak terlalu jernih.
Di sudut lain, terlihat sebuah batu besar yang diletakkan di pendopo kecil sehingga tidak terkena hujan dan panas secara langsung.
Cikmawan, pemilik lahan yang juga menjadi koordintaor ndalem keraton menyakini bahwa Totok yang disebut sinuhun adalah seorang kaisar.
"Sinuhun itu adalah kaisar, setelah nantinya diangkat menjadi kaisar nantinya dia akan pindah di situ," kata Djajadiningrat.
(*)