Laporan Wartawan Gridhot.ID. Candra Mega
Gridhot.ID -Presiden Joko Widodo dan keluarga dikenal sangat sederhana dalam kesehariannya.
Meskitelah menjadi orang nomor satu di Indonesia, gaya hidup Jokowi dan keluarga tak banyak berubah.
Iriana Jokowi bahkan tetap menjadi wanita yang rendah hati meski menyandang status ibu negara.
Ia tetap dikenal sebagai ibu negara yang sederhana dan menjadi panutan bagi banyak perempuan.
Sebagai istri orang nomor satu di Indonesia, setiap gerak-gerik Iriana tak pernah lepas dari sorotan publik.
Mulai dari aktivitas sehari-hari maupun gaya fashion saat mendampingi Jokowi di berbagai kesempatan.
Baca Juga: Baru Sebulan Sandang Gelar Kapolri, Idham Aziz Kini Terancam Dicopot Jokowi, Ini Alasannya
Melansir dari Tribun Manado, gaya busana dan penampilan sederhana Iriana di berbagai acara selalu dipuji.
Dalam acara-acara tertentu, Iriana bisa memadupadankan gaya busananya.
Untuk acara resmi dan kenegaraan, Iriana mengenakan batik maupun kebaya tradisional.
Sementara saat di rumah, ia mengenakan pakaian sederhana seperti kemeja senada dengan Jokowi.
Terlepas dari hal itu, sosokIriana yang sederhana turut menarik perhatianKapolri Jenderal Pol Idham Aziz.
Saat 18 bulan menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya, diam-diam Idham Aziz mengamati sikap Iriana saat hendak pulang ke Solo.
Dari perilaku dan adab itu, Kapolri mengaku belajar banyak dan ingin menularkan teladan itu kepada para pejabat utama polisi pada semua level di Indonesia.
Pengamatannya ini terungkap dalam video arahan resminya kepada jajaran polisi di tiga kepolisian di Sulsel (Makassar), Mamuju (Sulbar) dan Kendari (Sulawesi Tengah) akhir pekan lalu.
Dari potongan video 2 menit 26 detik,Kapolri mengungkap kebiasan Iriana saat hendak bepergian untuk urusan pribadi.
Idham lalu membandingkannya dengan perilaku oknum perwira polisi dan keluarganya di daerah.
Dari informasi yang diperoleh Tribun Timur, Selasa (14/1/2020), potongan video itu direkam saat Kapolri memberi pengarahan tertutup di Aula Mapolda Sulawesi Barat, Lingkungan Kalubibing, Kelurahan Mamanyu, Kecamatan Mamuju, Kota Mamuju, Sulbar, Minggu (12/1/2020).
Sebagai pejabat yang ikut bertanggung jawab atas keamanan dan keselamatan kepala negara dan keluarganya, Idham ternyata memperhatikan kesederhanaan Iriana saat berada di bandara.
Keberangkatan ibu negara tak mencolok dan laiknya perjalanan rakyat biasa.
"Kalau ibu negara mau pulang ke Solo, di bandara dia tak diantar dan tak dijemput. Hanya ada dua paspampres (paspampres) yang lihat-lihat dari belakang. Beliau langsung duduk di ruang tunggu biasa, bersama penumpang bandara," ujarnya.
Perilaku Iriana ini, kata Idham jauh berbeda dengan sebagian oknum perwira polisi dan istrinya.
"Kau bayangkan itu ibu kapolres, kalau mau ke Jakarta saja, semua pintu VIP di bandara ditutup. Itu baru istri kapolres, bayangkan kalau itu istri kapolda," ujar Idham yang terdengar diikuti tawa hadirin.
Dengan nada kelakar Idham melanjutkan, dengan memberi contoh kejadian itu ada di bandara Tampapadang, Mamuju.
Belum derai tawa mereda, kapolri melanjutkan, "Tapi itu, contoh bukan disini, bukan di Tampapadang. Contoh saya, itu di polda lain."
Kapolri lalu merelefksikan teladan itu harus diterapkan dalam perilaku keseharian semua personel polisi di Indonesia.
"Pelajaran yang saya mau ambil, bahwa kadang-kadang tanpa kita sadari, kita diomongin sama orang banyak (karena perilaku polisi yang tak disadari)."
Menurutnya, perbaikan institusi Polri sebagai pelayan masyarakat harus dimulai dari kesadaran personel, termasuk dirinya.
"Makanya saya sejak saya kapolri, kalau naik mobil tak pernah itu pakai bintangku, bintang empat. Kau lihat saja sendiri. Saya pergi ke istana (presiden), mobil biasa saja. (kalau rapat terbatas) Ratas jam 1, jam 12 saya sudah berangkat ke Istana (tak ada pengawalan mencolok)," ujarnya.
Ayah empat anak ini juga menceritakan kebiasaan lainnya saat menjabat sebagai Kapolri (November 2019) yang juga tak mau banyak protokoler dan jemputan.
"Pasti kalian bertanya-tanya. Terutama PJU (perwira jabatan utama) polda/polres, semua kenapa kapolri ini tak boleh dijemput-jemput."
"Tidak boleh, kita harus bisa membedakan mana adat, mana kebiasaan, agama, dan tradisi. semua harus bisa dibedakan."
Perwira tinggi Polri angkatan 1988 ini pun mengingatkan para anggota kepolisian untuk selalu berperilaku sederhana dan mensyukuri yang ada.
"Harus banyak bersyukur. Karena hanya dengan kamu banyak bersyukur, kamu bisa menatap masa depan,"
Pria kelahiran Kendari ini menyebukan dirinya juga berasal dari orang kebanyakan.
"Saya juga orang kampung seperti kamu. Seperti sebagian besar orang. Kalau saya ikuti teman-teman (masa kecil), paling ujung-ujungnya pergi mabbagang (jadi nelayan di laut), atua angkat batu karang di laut. Tapi karena saya juga ingin maju, ya saya seperti sekarang ini," ujar Kapolri.
Di pengarahan itu, Kapolri berkelakar bahwa ia termasuk karakter yang tegas, namun hanya takut kepada seniornya, Kapolda Sulbar Brigjen Baharuddin Jafar.
"Saya juga takut sama Bang bahar, karena dia seperti itu," kata Idham.
"Saya juga berharap kamu selalu rendah hati. Karena kita adalah bagian dari pelayanan masyarakat."
Idham Azis dijemput di Bandara Tampa Padang, Kecamatan Kalukku, Mamuju, Minggu (12/1/2020).
Kapolda Sulsel Irjen Pol Mas Guntur Laupe, mengkonfirmasikan ketegasan dan laiknya adik angkatan sekaligus atasannya itu menjadi teladan untuk reformasi di tubuh Polri.
"Itulah karakter pemimpin darah Bugis sejati." kata Mas Guntur, saat dikonfirmasi tentang video itu, Selasa (14/1/2020).
(*)