Punya Pasukan Penerjun Payung Terbesar di Dunia, Rusia Justru Hadapi Masalah Besar Jika Terjadi Perang Modern, Sudah Ada Sejak Jaman Uni Soviet Tapi Tak Kunjung Dibenahi

Jumat, 17 Januari 2020 | 20:13
Kemenhan Rusia

Pasukan Penerjun Payung Rusia

Gridhot.ID - Isu perang dunia ketiga sempat berkobar gara-gara hubungan Amerika Serikat dengan Iran.

Hubungan keduanya sempat memanas akibat kelakuan awal dari negara Amerika Serikat.

Rusia yang menjadi salah satu negara dengan pasukan militer terkuat tentu saja tak terlalu kawatir dengan apa yang akan terjadi.

Baca Juga: Dituduh Punya Utang Rp 70 Juta Sampai Dipermalukan di Sosial Media, Istri Kombes Akhirnya Angkat Bicara: Uang Segitu Mana Mampu Naikin Pangkat

Rusia bahkan memiliki pasukan penerjun payung terbesar di dunia.

Pasukan ini bernama Vozdushno-Desantnye Voyska (pasukan udara atau VDV) yang merupakan pasukan penyerang ekspedisi Rusia.

VDV memimpin invansi ke Afghanistan pada 1979 dan Crimea di 2014.

Baca Juga: Unggah Postingan Patah Hati Pertama di Tahun 2020, Naomi Zaskia Pernah Disebut-sebut Jadi Orang Ketiga Rumah Tangga Lina, Mantan Pacar Sule Labil Saat Disudutkan

Pasukan ini terlatih dengan baik dan dilengkapi dengan kendaraan lapis baja udara (untuk pergerakan terjun payung dan senjata di darat).

Seorang pengamat Rusia, yang mengusulkan pasukan udara Rusia untuk membentuk cabang terpisah dari militer Rusia, mengatakan pasukan udara Rusia terlalu kuat secara politis untuk dipisah.

Yang menarik, komentar itu muncul di koran pro-pemerintah Izvestia.

Baca Juga: Perkosa Nenek Kandungnya Sendiri Hingga Pendarahan, Pemuda 20 Tahun Asal Lumajang Ini Bikin Polisi Kebingungan, Pelaku: Saya Sadar Pak, Tapi Entah Apa yang Saya Pikirkan

"Saat, dua pasukan udara dan dua divisi serangan udara, empat unit serangan udara, satu unit serangan Spetnaz terpisah, dan sejumlah unit dukungan dan pelatihan ada dalam satu atap Pasukan Udara Rusia," tulis Ilya Kramnik.

Belum lagi, angkatan udara Rusia saat ini memiliki sekitar 120 pesawat angkut Il-76, setara dengan transport C-17 Angkatan Udara AS.

Kramnik menulis, "Mari kita ingat bahwa 45 pesawat yang terlibat dalam latihan militer baru-baru ini, hanya cukup untuk paradrop (terjun payung) kurang dari satu divisi VDV, termasuk dua batalion dengan kendaraan lapis baja."

Baca Juga: Lelah Setelah Bantu Dua Algojo yang Bunuh Suaminya, Istri Hakim Jamaluddin Tidur di Samping Jenazah Tanpa Terganggu, Bangun-bangun, Jasad Sudah Dibuang ke Jurang

"Jadi, seluruh armada pesawat Il-76 yang tersedia hanya cukup untuk terjun payung tidak lebih dari dua divisi dengan standar satu set senjata dan peralatan militer."

Dengan kata lain, meskipun mempertahankan angkatan udara divisi ganda, Rusia hanya punya kapasitas untuk menerjunkan kurang dari satu divisi pada satu waktu.

Masalah ini bahkan diakui pada masa Uni Soviet.

Baca Juga: Dulu Viral Karena Batu Ajaibnya, Ponari Kini Hebohkan Jagat Dunia Maya, si Dukun Cilik Asal Jombang Baru Saja Lakukan Lamaran

Kramnik menulis, "Tidak mungkin mengubah situasi dengan adanya kekurangan pesawat terbang untuk kepentingan VDV berdasarkan klasifikasi utama di masa mendatang.

Ini akan membutuhkan peningkatan ganda untuk kekuatan transportasi udara militer.

Dia menambahkan bahwa hal ini menimbulkan pertanyaan yang pasti berkenaan dengan efektivitas pengeluaran sumber anggaran, sementara dengan mempertimbangkan tinggi biaya peralatan parasut khusus dan pelatihan lompatan personil.

Baca Juga: TNI Siaga 1 Antisipasi Serangan Balasan, Begini Detik-detik Penyerbuan Sarang Persembunyian KKB Papua di Intan Jaya, Anak Buah Lekagak Telenggen dan Murib Lari Tunggang Langgang

Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul Meski Terkenal Tangguh, Militer Rusia Hadapi Masalah Besar: Terlalu Banyak Penerjun Payung tapi Tidak Cukup Pesawat.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber intisari online