Jadi Pilihan Sang Presiden untuk Ibu Kota Baru Indonesia, Kalimantan Nyatanya Tak Sepenuhnya Lepas dari Resiko Gempa Bumi, Begini Penjelasannya

Minggu, 19 Januari 2020 | 19:25
via Intisari

peta gempa Indonesia sampai tahun 2013

Gridhot.ID - Presiden Jokowi sudah memutuskan untuk memindahkan ibu kota Indonesia ke pulau Kalimantan.

Salah satu alasannya adalah karena Kalimantan sendiri memiliki resiko bencana alam yang sangat minim.

Namun benarkah Kalimantan bebas dari bencana alam sehingga lebih tenang?

Baca Juga: Kepala Desa Enggan Meminjamkan Ambulans, Jenazah Seorang Kakek Terpaksa Ditandu Memakai Sarung Menuju Rumah Duka, Lintasi Perbukitan Sejauh 10 Kilometer

Pernah beredar sebuah ilustrasi yang menunjukan titik-titik wilayah gempa bumi di Indonesia yang pernah terjadi dalam kurun waktu 1973-2013.

Dalam foto tersebut terlihat betapa banyak dan seringnya gempa menimpa wilayah di Indonesia.

Namun, jika dicermati lebih teliti ada sebuah fakta unik dari ilustrasi tersebut: pulau Kalimantan nyaris 'bersih' dari jejak gempa.

Baca Juga: Buntut Panjang Pengakuan Ningsih Tinampi, Polisi dan MUI Sama-sama Turun Tangan: Kita Tak Mungkin Bisa Manggil Malaikat dan Rasulullah

Ya, pulau yang sering digadang-gadang sebagai lokasi ideal jika kelak ibu kota Indonesia dipindah dari Jakarta jarang sekali mengalami gempa.

Namun, benarkah Pulau Borneo sangat aman dari ancaman gempa bumi, dan juga tsunami?

Mengutip laman geomagz.geologi.esdm.go.id, sejatinya Pulau Kalimantan tidak sepenuhnya lepas dari potensi terjadinya gempa bumi.

Baca Juga: Nangis Terus Kerena ASI Tetap Mengalir Meski Sudah Keguguran, Istri Gilang Dirga Akhirnya Jalani Program Bayi Tabung, Ternyata Segini Biayanya

Ini terbukti dari kejadian gempa bumi magnitudo 6 yang terjadi pada 5 Juni 2015 di wilayah Ranau dan gempa bumi magnitudo 5,7 yang berpusat di 413 km timur laut Kota Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara pada 25 Februari 2015.

Hingga kini, data penelitian kegempaan di Kalimantan memang masih minim.

Secara garis besar, gempa bumi di Indonesia disebabkan oleh zona tumbukan antara Lempeng Eurasia dengan Lempeng Indo-Australia.

Baca Juga: Impiannya Ditentang Sang Ayah yang Berprofesi Sebagai Polisi, Penyanyi Dangdut Ini Nekat Pergi ke Jakarta, Ngamen di Lampu Merah dengan Penghasilan Rp 10 Ribu Demi Bisa Makan

Menurut Minster dan Jordan (1978 dalam Yeats, 1997), Lempeng Eurasia yang bergerak ke arah tenggara dengan kecepatan sekitar 0,4 cm per tahun bertumbukan dengan Lempeng Indo-Australia yang bergerak ke arah utara dengan kecepatan sekitar 7 cm per tahun.

Zona tumbukan ini berada di sebelah barat Pulau Sumatra, selatan Pulau Jawa, hingga selatan Bali dan Nusa Tenggara, dan membentuk palung laut yang dikenal sebagai zona subduksi.

Sementara, letak Pulau Kalimantan yang jauh dari zona subduksi membuatnya lebih stabil secara tektonik.

Baca Juga: Ingin Tahu Apakah Uang Bisa Membeli Kebahagiaan, Seorang Miliader Bagi-bagi Duit Rp 123 Miliar, Syaratnya Sangat Mudah, Hanya Perlu Jadi Pengikut di Akun Twitter Pribadinya, Tertarik?

Namun, benarkah Pulau Kalimantan lebih aman dari kejadian gempa bumi?

Ternyata jawabannya tidak.

Pulau Kalimantan masih memiliki risiko diguncang gempa.

Risiko guncangan gempa diperkuat dengan adanya endapan batuan yang lunak di morfologi dataran Pulau Kalimantan.

Baca Juga: Hubungannya Tak Pernah Ada Kejelasan, Gading Marten Kembali Pamer Kemesraan dengan Juria Hartmans di Jalanan Kota London: Kita Lagi Jalan-jalan

Sementara itu, perlu diingat Pulau Kalimantan memiliki struktur geologi yang didominasi oleh sesar dan lipatan, dua faktor yang bisa memicu terjadinya gempa bumi.

Secara umum sesar-sesar di Pulau Kalimantan mempunyai tiga arah, yaitu utara – selatan, barat laut – tenggara, dan barat daya – timur laut.

Lipatan yang terdapat pada bagian timur Kalimantan pada umumnya berarah barat daya – timur laut.

Baca Juga: Ahmad Dhani Ketakutan, Rumahnya yang Jadi Saksi Bisu Pengusiran Maia Estianty Dijual Rp 12 Miliar, Bebi Romeo Enggan Membeli, Ini Alasannya

Pola struktur geologi tersebut terbentuk akibat aktivitas tektonik yang terjadi sebelumnya.

Berdasarkan kompilasi data dari beberapa peneliti (Hamilton, 1979; Moss; Simons dkk., 2007; Hutchison, 2007), diperoleh beberapa nama sesar di Pulau Kalimantan.

Yakni, Sesar Tinjia di Serawak, Sesar Adang di Kalimantan Barat, Sesar Sangkulirang di Kalimantan Timur, Sesar Paternoster di Selat Makassar.

Baca Juga: Alami Sakit Perut Tak Tertahankan, Remaja Ini Ternyata Alami Penyumbatan Usus, Asal Telan Boba Tanpa Dikunyah Jadi Penyebabnya

Di samping itu, juga terdapat penunjaman Borneo di barat laut Sabah, penunjaman Sulu di timur laut Sabah, dan penunjaman Sulawesi Utara di timur Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur.

Inilah yang menyebabkan Pulau Kalimantan tidak sepenuhnya lepas dari risiko gempa bumi.

Artikel ini telah tayang dari Intisari Online dengan judul Benarkah Pulau Kalimantan Sangat Aman dari Ancaman Gempa Bumi?

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber intisari