Laporan Wartawan Gridhot.ID, Candra Mega
Gridhot.ID - Permasalahan banjir di DKI Jakarta seakan tidak pernah terselesaikan.
Setelah ibu kota lumpuh akibat banjir di awal tahun,beberapa wilayah di Jakarta kembali tergenang air, Sabtu (18/1/2020).
Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pun enggan berkomentar banyak terkait banjir yang melanda ibu kota ini.
Dikutip dari Kompas, Ahok merasa tak perlu memberi masukan karena meyakini bahwa Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan lebih mampu dalam mengatasi banjir Jakarta.
Ia pun meminta masyarakat memberi kepercayaan kepada Anies Baswedan.
"Sudahlah, kita harus percaya Pak Anies itu lebih pintar ngatasinnya," kata Ahok di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (14/1/2020).
Komisaris Utama PT Pertamina itujuga enggan memberi masukan karena sudah banyak pihak yang menyampaikan saran soal langkah menanggulangi dan mengatasi banjir.
"Sudah banyak yang kasih masukan kok," ujarnya.
Sementara terkait sejumlah pihak yang unjuk rasa hingga menggugat Anies karena mendapat kerugian akibat banjir, Ahok juga tak banyak berkomentar.
"Aduh kalau soal demo gua enggak tahu lagi, aku sudah lulusan Mako Brimob, sudah lupa aku," kata dia.
Sebelumnya, 243 warga Jakarta mengajukan gugatan terhadap Anies ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Gugatan diajukan lantaran Anies dinilai lalai menjalankan tugas lantarantidak ada informasi peringatan dini terkait banjir dari Pemprov DKI Jakarta kepada masyarakat.
Di sisi lain, setiap gubernur di era jabatannya selalu berupaya untuk mengentaskan banjir di Jakarta.
Salah satu gubernur yang juga berupaya menyelesaikan permasalahan banjir ialah Ahok.
Cara kepemimpinan Ahok di era-nya dikenal keras dan tegas, termasuk dalam mengurus permasalahan banjir.
Menurut Ahok, normalisasi sungai dan waduk merupakan hal yang wajib dilakukanuntuk mengatasi permasalahan banjir.
"Prinsipnya begini, jika hujan turun terus menerus air di sungai maupun waduk dapat meluap, karena ada titik maksimal menampung air."
"Terlebih kurangnya daya tampung juga dikarenakan banyaknya bangunan yang berdiri di atasnya atau di pinggirannya," kata Ahok seperti dikutip dalam buku "Kebijakan Ahok" oleh Basuki Tjahaja Purnama.
Bagi Ahok, salah satu upaya mengatasi banjir, yakni normalisasi sungai dan waduk.
Di mana nantinya terdapat wadah yang lebih besar untuk menampung air, termasuk sungai dan waduk dibuat lebih dalam dan lebar.
Adapun normalisasi sungai dan waduk tersebut tentunya tidak terlepas dari penertiban bangunan liar di sekitar waduk dan sungai.
"Kebijakan penertiban inilah yang selalu dikaitkan dengan cara kepemimpinan saya yang disebut tidak manusiawi. Justru kalau saya membiarkan warga terendam banjir di setiap musim hujan lah yang tidak manusiawi," ujar Ahok.
Ahok menegaskan, saat normalisasi sungai, dirinya pun tidak asal menggusur warga di pinggir kali.
Warga di bantaran kali direlokasi ke sejumlah Rumah Susun (Rusun) yang ada.
"Toh, saya menggusur tidak asal gusur. Di sekitar area normalisasi saya relokasi ke rusun-rusun milik Pemprov DKI Jakarta, mulai dari Rusunawa Marina hingga Rusun Pulo Gebang di Jakarta Timur," ujar Ahok.
(*)