Gridhot.ID - Pengobatan ala Ningsih Tinampi kini terus menjadi sorotan masyarakat.
Ditambah lagi Ningsih Tinampi baru saja membuat pernyataan kontroversial.
Tak khayal pengakuannya itu membuat Ningsih Tinampi banjir kecaman, terlebih pengobatan yang dilakukannya memang jauh dari kesan medis.
Dimana metode pengobatan ala Ninsih tinampi ini dikhususkan bagi mereka yang terkena gangguan mahluk gaib.
Meski begitu banyak kecaman, nyatanya pengobatan Ningsih Tinampi tetap saja ramai pengunjung sampai pasien penyakit fisik pun dibuat penasaran untuk mencobanya.
Bahkan, antreannya sudah mencapai Januari 2021, itupun diklalim beberapa minggu kemarin, yang artinya saat ini mungkin antriannya jauh lebih panjang.
Hal ini tentu memunculkan pertanyaan mengapa hal ini bisa terjadi, apalagi seperti yang dikatakan diatas pengobatan ala Ningsih Tinampi memang jauh dari kesan medis.
Melihat fenomena tersebut, jika ditilik dari sisi medis pengobatan Ningsih Tinampi ini ternyata bisa disamakan dengan efek plasebo.
Dilansir dari WebMD, plasebo merupakan sebuah pengobatan medis yang terlihat nyata, namun sebenarnya bukan obat sama sekali.
Pengobatan itu bisa berupa pil, suntikan, dan beberapa jenis pengobatan lain seperti yang dilakukan Ningsih Tinampi.
Dimana obat yang digunakan obat "palsu" atau tidak mengandung zat aktif dan tidak dapat mempengaruhi kesehatan, inilah mengapa plasebo disebut juga sebagai obat kosong.
Para ilmuwan sering menggunakan plasebo selama penelitian untuk membantu mereka memahami efek obat baru dan membedakan mana efek obat yang memang sesungguhnya terjadi, dan mana yang sebenarnya hanya sugesti belaka.
Melalui berbagai kejadian dan percobaan, plasebo terbukti menyumbangkan sekitar 35-75 % kesembuhan pada pasien dengan beberapa jenis penyakit.
Kesembuhan itu diperkirakan bukan hanya diakibatkan oleh obat plasebo, melainkan juga hal-hal lain yang di luar itu.
Sejumlah peneliti dari Jerman mengatakan, penemuan baru bahwa efek plasebo juga mejangkau tulang belakang dan mungkin dapat membantu upaya mencari cara yang lebih baik untuk mengatasi rasa sakit dan gangguan lain.
Dengan menggunakan teknologi pencitraan modern, para peneliti tersebut menemukan bahwa keyakinan sederhana pada pengobatan rasa sakit cukup efektif menghambat sinyal sakit di wilayah tulang belakang yang disebut "the dorsal horn", yang memberikan mekanisme biologis yang kuat saat "obat" itu bekerja.
"Ini berakar sangat dalam di area awal sistem saraf pusat, dan memberikan dampak yang kuat," kata peneliti yang memimpin penelitian itu, Falk Eippert dari University Medical Center Hamburg-Eppendorf.
Eippert dan sejumah koleganya menggunakan pencitraan resonansi fungsional, atau fMRI, untuk mengamati perubahan pada aktivitas tulang belakang.
Mereka memberikan panas yang menyakitkan ke lengan 15 pria sehat dan membandingkan respons tulang belakang saat mereka berpikir telah diobati dengan krim anestesi atau placebo.
Nyatanya, kedua krim itu tidak aktif, tetapi hasil pemindaian fMRI menunjukkan kegiatan syaraf berkurang secara mencolok pada pria yang merasa yakin mendapatkan anestesi.
Kemampuan obat palsu dengan komponen tidak aktif untuk menghasilkan keuntungan klinis secara nyata itu telah lama membingungkan para dokter dan membuat frustrasi pada produsen obat.
Para pasien biasanya diberi obat percobaan atau contoh dalam percobaan klinis dan ternyata mereka yang mendapatkan plasebo juga membaik, sehingga sulit untuk memastikan apakah obat baru itu berfungsi.
Efek plasebo cukup kuat pada pengobatan sistem saraf, seperti depresi atau rasa sakit.
Biasanya, para ahli melihat efek itu sebagai dampak psikologis, tetapi penelitian baru di Jerman itu merupakan bukti terbaru bahwa ada komponen fisik yang penting.
Namun, apa yang menolak sinyal sakit pada tulang belakang saat plasebo diberikan masih belum jelas.
Meskipun Eippert menduga sejumlah bahan kimia termasuk opioid, noradrenalin dan serotonin alami mungkin terkait dengan hal itu.
Dalam jurnal Science, Eippert dan para koleganya menulis bahwa penelitian ini membuka jalan untuk memperkirakan kemanjuran dan lokasi yang memungkinkan untuk pengobatan baru bagi berbagai bentuk rasa sakit, termasuk rasa sakit kronis.
Artikel ini telah tayang di Gridhealth dengan judul Ini Alasan Medis Kenapa Pasien Pengobatan Ningsih Tinampi Bisa 'Sembuh'.
(*)