Gridhot.ID -Kematian siswi SMP di Jakarta Timur SN (14) yang melompat dari lantai empat gedung sekolah belakangan menyita perhatian publik.
Di media sosial Twitter, peristiwa yang menimpa SN bahkan masuk dalam daftar trending topik pada Minggu (19/1/2020) pukul 09.30 WIB.
Akun Twitter @digeeembok sempat menyebut SN adalah korban bully, meski rumor yang beredar tersebut dibantah oleh pihak sekolah.
Kini, kasus hampir serupa terjadi pada seorang pelajar di Tasikmalaya.
Siswi kelas VII SMPN 6 Tasikmalaya ditemukan dalam kondisi meninggal di gorong-gorong depan gerbang sekolah pada Senin (27/1/2020).
Korban yang ditemukan dalam balutan seragam pramuka, sebelumnya pernah mengaku korban perundungan atau bullying.
Rundungan itu bernada mengejek yakni bau lontong karena ibu korban adalah pedagang lontong di pasar.
Mayat perempuan berseragam Pramuka yang diketahui salah seorang pelajar SMP berusia 13 tahun di Tasikmalaya pernah mengaku sering di-bully dengan sebutan bau lontong oleh temannya di sekolah.
Pasalnya, selama ini ibu kandungnya berprofesi sebagai pedagang lontong dan berasal dari keluarga prasejahtera asal Kelurahan Linggajaya, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya.
Saat diketahui jenazah anaknya ditemukan di drainase depan sekolahnya, ibu kandung bersama kerabat korban terlihat menangis histeris di Ruang Kamar Mayat RSUD dr Soekardjo, Kota Tasikmalaya, Senin (27/1/2020) petang.
Keterangan itu diungkapkan seorang kerabatnya, Ade Munir (56), saat mendampingi ibu kandung korban di rumah sakit.
Menurut Ade, korban dikenal sebagai anak yang senang di rumah dan jarang bermain sampai sore, apalagi sampai tak pulang.
Dia menuturkan, berdasarkan keterangan ibundanya, korban terlihat murung dan senang berdiam diri sepekan sebelum diketahui hilang.
"Kata ibu korban, korban sering di-bully di sekolah. Dikatai bau lontong karena ibunya berdagang lontong," tutur Ade.
Ade menambahkan, korban tidak pulang sejak Kamis (23/1/2020) sore.
Awal penemuan mayat itu sendiri berawal saat hujan dan air meluap ke jalan sehingga membuat warga curiga ada sampah yang menyumbat di drainase itu.
Nining (48), salah seorang warga setempat yang rumahnya berhadapan dengan SMPN 6 Tasikmalaya, mengungkapkan mangatakan, awalnya setiap hujan gorong-gorong di depan rumahnya airnya selalu meluap ke jalan.
"Tak biasanya kalau hujan juga biasanya gorong-gorong ini lancar," kata Nining di lokasi kejadian, Senin sore.
Untuk mengetahui penyebab air tersebut meluap, warga pun mengecek drainase itu. Benar saja, saat dicek ditemukan ada orang di dalamnya.
"Saat dicek hanya terlihat itu awalnya kerudungnya. Kami kaget ada kayak mayat, langsung lapor polisi," jelasnya.
Hal sama dikatakan warga setempat bernama Jajang (56), ia menduga jenazah tersebut telah beberapa hari tersembunyi di saluran drainase tersebut.
Soalnya, saat kali pertama diketahui warga, baunya telah menyengat seperti bau bangkai tikus dan tercium sampai ke pemukiman warga di depan sekitar drainase tersebut.
Setelah meyakini bahwa benda yang menghambat saluran drainase itu sesosok mayat, warga pun langsung melaporkan kejadian ini ke kepolisian.
"Sempat dicek oleh warga karena di gorong-gorong itu menyengat bau bangkai. Saat mencoba dicek benda apa yang mampet di gorong-gorong, ternyata manusia," ungkapnya.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Tasikmalaya Kota AKP Dadang Sudiantoro mengatakan, mayat perempuan tersebut ditemukan pertama kali oleh satpam sekolah.
"Kali pertama ditemukan kaki korban setelah dilakukan galian tembok beton drainase untuk memastikan ada mayat. Sekarang kita masih mengumpulkan keterangan dan hasil otopsi jenazah," ujarnya.
Guna mengetahui penyebab kematian korban, kata dia, polisi telah memintai keterangan saksi serta membawa jasad korban untuk diotopsi.
"Kalau penyebabnya sampai saat ini belum bisa menyimpulkan. Hanya saat ditemukan masih berseragam lengkap Pramuka. Kita cek ke lapangan betul di gorong-gorong dekat sekolah," jelasnya.
Ribuan siswa dan para guru SMPN 6 Tasikmalaya, Selasa (28/1/2020), menggelar sholat gaib untuk teman mereka yang ditemukan tewas di saluran drainase depan sekolahnya, Senin (27/1/2020) kemarin.
Tangisan histeris teman-temannya pecah saat mereka mendoakan korban seusai shalat gaib secara berjamaah di lapangan sekolah.
"Sekolah memang telah dirundung musibah atas meninggalnya DY, salah satu siswa pintar dan sangat ceria saat berada di dalam kelasnya. Namun, selama ini tidak ada firasat apa pun saat ditemukannya di dalam gorong-gorong meski sebelumnya ibu kandungnya sempat menanyakan hari Kamis kenapa tidak pulang ke rumah," jelas Kepala SMPN 6 Tasikmalaya Nina Nartalina, seusai pelaksanan shalat gaib, Selasa (28/1/2020) pagi.
Sementara itu, salah satu teman sekelas korban, Silfia Handayani, mengaku dirinya tak menyangka temannya ditemukan meninggal mengenaskan di gorong-gorong dekat sekolah.
Ia terakhir bertemu dengan korban pada Kamis (23/1/2020) sepulang sekolah sore hari. Saat itu, hujan deras dan korban mengaku akan berteduh terlebih dahulu.
Sementara Silfia pulang terlebih dahulu. Namun, saat keesokan hari, korban tak masuk sekolah tanpa keterangan dan sempat ditanyakan oleh para guru.
"Kami sedih dan tak menyangka korban telah meninggal di saluran air gorong-gorong tepat depan sekolah. Namun, saya bersama teman lainnya tadi pagi berdoa hingga menunaikan shalat gaib dan membaca surat Yasin. Ini dilakukan untuk terakhir karena kepergian sahabat itu untuk selamanya," pungkasnya.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Tasikmalaya AKP Dadang Sudiantoro mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap bagian luar jenazah, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuhnya.
"Kalau penyebabnya belum bisa disimpulkan, kita masih kumpulkan keterangan dan bukti-bukti. Pelaksanaan otopsi pun kita sudah seizin pihak keluarga," ucap Dadang.
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Dihina Bau Lontong Karena Ibu Pedagang Lontong: Siswi SMP Ini Ditemukan Tewas di Gorong-gorong(*)