Menhan Prabowo Subianto Beli Jet Tempur Ganas Buatan Perancis dan Rusia, Kekuatan TNI AU untuk Jaga Ruang Udara Indonesia Dinilai Masih Kurang, Harus Datangkan Pesawat Ini Jika Ingin Maksimal

Rabu, 29 Januari 2020 | 13:42
Heru Sri Kumoro/Kompas.com

Teknisi sedang menyiapkan pesawat Sukhoi milik TNI Angkatan Udara sebelum terbang di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (13/8/2014).

Gridhot.ID - Pembaharuan alutsista untuk pertahanan Indonesia terus diusulkan oleh menteri Pertahanan, Prabowo Subianto.

Menhan akan terus memperkuat alutsista dengan belanja mesin perang dari negara-negara maju.

Belakangan ini dikabarkanPrabowo Subianto berencana untuk membeli jet tempur generasi 4.5 Dassault Rafale lansiran Prancis memang patut dipertimbangkan.

Baca Juga: Mobilnya Dicegat Usai Hadiri Syukuran, Mantan Bupati Nias Disuguhi Aksi Pelemparan Kotoran oleh Warga: Sangat Tak Positif, Kita Ini Bangsa Beradab!

Rafale ialah salah satu jet tempur jempolan dunia yang memang didesain untuk menghadapi tuntutan peperangan udara masa kini.

Apalagi Indonesia juga bakal segera kedatangan jet tempur ganas dari Rusia, Sukhoi Su-35 untuk menggantikan armada F-5 II Tiger TNI AU.

Jika kedatangan dua penempur kelas berat itu maka bisa dipastikan ruang udara Indonesia lebih terjaga karena dikawal jet-jet tempur wahid.

Baca Juga: Terkapar di Ruang Isolasi RSHS Bandung, 2 Orang Pasien Diduga Terjangkit Virus Corona, Salah Satunya Ngaku Sempat Kunjungi China Dua Minggu Sebelum Sakit

Untuk saat ini sebagai penjaga ruang udaranya, Indonesia mengandalkan barisan F-16 C/D 52ID, Sukhoi Su-27/30, Hawk 109/209 dan T-50i Golden Eagle.

Sebagai workhorse dan tulang punggung kekuatan udara nasional, maka T-50i dan F-16 paling tinggi tingkat readiness-nya.

Maka dirasa sangat perlu untuk menambah kekuatan udara nasional Indonesia demi terwujudnya Angkatan Udara berkelas dunia.

Namun apakah dengan menambah jet tempur cukup untuk membuat AU kita disegani?

Baca Juga: Jadi Musuh Bebuyutan dalam Persaingan Perekonomian Global, Donald Trump Putuskan Lakukan Gencatan Senjata Perang Dagang dengan Tiongkok, Tawarkan Bantuan untuk Kendalikan Wabah Corona

The Telegraph
The Telegraph

Boeing Wedgetail milik AU Australia

Tentunya tidak, karena pertempuran udara masa kini menuntut sebuah kerjasama tim untuk tetap menguasai Air Superiority.

Indonesia sangat sangat butuh apa itu yang namanya jenis pesawat Airborne Warning And Control System (AWACS).

Mengutip Britannica.com, pesawat AWACS ialah pesawat untuk melakukan pengawasan jarak jauh dengan radar yang dibawanya.

Baca Juga: Disinyalir Tersebar dari Makanan Ekstrem, Pria Ini Justru Suguhkan Aksi Menjijikkan di Depan Kamera, Makan Bayi Tikus di Tengah Ramainya Wabah Virus Corona

Ia juga bisa menjadi markas komando di udara dimana bisa mengarahkan jalannya pertempuran baik di darat, laut dan udara.

Mengutip nato.int, AU Amerika Serikat (AS) misalnya punya seabrek pesawat jenis ini mulai dari Boeing 737 Wedgetail hingga P-8 Poseidon.

AU AS berkali-kali menggunakan markas terbang ini dalam menyukseskan kampanye militer mereka di Irak, Afghanistan, konflik Laut Cina Selatan (LCS) dan operasi-operasi tempur lainnya di seluruh belahan dunia.

Kegunaan pesawat ini amat banyak, ia bisa menuntun pergerakan pasukan kawan untuk segera menghantam target, menuntun pergerakan rudal hingga fungsinya yang amat penting yakni mata-mata.

Baca Juga: Kembali Muncul 'Kerajaan Fiktif' Baru, Rajanya Klaim Diri Sebagai 'King of The King', Punya Hak Melantik Seluruh Pemimpin Negara di Dunia hingga Berkuasa Atas Otoritas Swiss Bank dan IMD

Tribunnews
Tribunnews

Laksdya TNI Yudo Margono, Pangkogabwilhan I saat memantau kapal coast guard China dari atas udara.

Ambil contoh Australia yang sudah menerapkan di AU mereka bagaimana peperangan udara masa kini bakal dijalankan.

Australia mengakusisi Boeing 737 Wedgetail, F/A-18 E/F Super Hornet, EA-18G Growler hingga pesawat tempur generasi kelima F-35 Lightning II.

Jika semua unsur udara itu terbang menjalankan operasi militer maka harus diakui akan sulit dihentikan.

Baca Juga: Ironis, Perawat di China Mengangis Histeris Kelelahan Tangani Ratusan Pasien Terjangkit Virus Corona, Presiden Xi Jinping Justru Kepergok Bersenang-senang Rayakan Imlek

Ingat dengan aksi slonong boy coast guard China di Natuna? saat itu selalu memantau pergerakan target dari atas udara menggunakan pesawat Boeing 737-200 Surveillance 'Camar Emas' dari Skadron 5 TNI AU yang perannya hampir mirip dengan pesawat AWACS.

Penting sekali bukan kegunaan pesawat jenis ini.

Terlepas dari itu, penggunaan radar yang ada didaratan untuk mendukung operasi pertahanan udara nasional juga harus dilakukan.

Sekarang Kementerian Pertahanan Indonesia diberi anggaran paling besar dibanding lainnya, apakah pengadaan pesawat ini bisa direalisasikan?(*)

Artikel ini telah tayang di Sosok.id dengan judul "Walau Punya Su-35 dan Rafale Seabrek Sekalipun, Angkatan Udara Indonesia Tak Akan Maksimal Jika Faktor Ini Tak Dipenuhi"

Tag

Editor : Nicolaus

Sumber Sosok.id