Bikin Soekarno Penasaran hingga Undang ke Istana, Inilah Sosok Idris dan Markonah Raja dan Ratu 'Fiktif' yang Umbar Janji Bantu Rebut Irian Barat dari Belanda, Ternyata Hanya Seorang Tukang Becak & PSK

Kamis, 30 Januari 2020 | 19:13
Kolase wartakotalive.com

Fenomena Kerajaan Fiktif, Presiden Soekarno Malah Sempat Mengundang Raja dan Ratu Fiktif ke Istana

Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade

Gridhot.ID - Belakangan ini fenomena kerajaan fiktif sedang marak di Indonesia.

Fenomena ini pun menghebohkan masyarakat karena penasaran dari mana asal-usul mereka muncul.

Sebut saja Keraton Agung Sejagat di Purworejo, Sunda Empire di Jawa Barat hingga Keraton Djipang di Blora.

Baca Juga: Wabahnya Bikin Khawatir Seluruh Lapisan Masyarakat di Dunia, Politikus Indonesia Ini Justru Sebut Virus Corona Sebagai Hamba Allah: Berbentuk Ghaib dan Bekerja Secara Misterius

Keraton Agung Sejagat mengklaim sebagai keraton penerus Kerajaan Majapahit dan memiliki kekuasaan di seluruh dunia.

Sementara, Sunda Empire memprediksi pemerintahan dunia akan berakhir pada 15 Agustus 2020 mendatang.

Petinggi Sunda Empire bahkan mengklaim mampu menata kembali tatanan dunia untuk mencapai perdamaian dunia.

Baca Juga: Dirakit Tangan Anak Bangsa, PT Pal Rilis Kapal Selam Jumbo KRI Alugoro-405, Indonesia Catatkan Sejarah Jadi Satu-satunya Negara di Asia Tenggara yang Mampu Buat Kapal Selam

Kini, muncul kerajaan lain seperti Sunda Empire dan Keraton Agung Sejagat bernama King of The King di Kota Tangerang.

Ternyata fenomena ini tak hanya muncul di zaman modern ini saja.

Melansir dari Wartakotalive.com, pada Zaman kepemimpinan Soekarno, juga pernah muncul raja dan ratu fiktif.

Bahkan raja dan ratu fiktif tersebut sampai membuat Soekarno penasaran dan secara hormat diundang ke Istana Presiden.

Baca Juga: Selama Ini Berada Di Balik Layar, Inilah Sosok Pemimpin Tertinggi Sunda Empire yang Terbongkar Pasca Kekuasaannya Diruntuhkan Polisi, BUkan Nasri Banks Ataupun Rangga Sasana

Mereka adalah Idris dan Markonah.

Keduanya mengaku sebagai raja dan ratu dari suku Anak Dalam di wilayah Lampung.

Sejarawan alumnus Universitas Pramadina Hendri F Isnaeni seperti dikutip Kompas tanggal 26 Februari 2017 mengatakan peristiwa itu terjadi sekitar tahun 1950-an.

Saat itu, Soekarno mudah percaya karena "raja" dan "ratu" itu berniat menyumbang harta benda mereka untuk merebut Irian Barat dari kekuasaan Belanda.

Baca Juga: Dipulangkan dari Rumah Sakit dengan Sambutan Suka Cita, Nenek 87 Tahun Ini Berhasil Disembuhkan dari Serangan Virus Corona, Momennya Diabadikan dalam Video dan Jadi Viral

Niat baik itu membuat Soekarno percaya hingga pasangan raja dan ratu itu pun mendapat sorotan media massa.

“Raja Idrus dan Ratu Markonah mendapat liputan media massa besar-besaran. Mereka juga sempat diterima Presiden Soekarno di Istana,” ungkap Hendri.

Keceplosan bahasa Jawa

Penampilan Ratu Markonah juga tak kalah menarik perhatian.

Markonah yang menjabat sebagai permaisuri Raja Idrus selalu memakai kaca mata hitam saat tampil di hadapan publik.

Namun, tak butuh lama, identitas asli Raja Idrus dan Ratu Markonah pun terungkap.

Baca Juga: Dicecar Jessica Iskandar Soal Kesulitannya Mengupas Buah, Nia Ramadhani Beri Pengakuan Menyesal Dengan Didikan Ibunya: Ini Salah Mama Sih!

istimewa
istimewa

Presiden Soekarno dalam sebuah acara. Ia pernah mengundang raja dan ratu yang ternyata fiktif ke istana

Media massa mulai mengulik latar belakang tamu istimewa Bung Karno itu.

Setelah ditelusuri, ternyata mereka bukan raja dan ratu dari suku Anak Dalam.

Asal usul Ratu Markonah juga akhirnya terbongkar setelah dia secara tidak sengaja menggunakan bahasa Jawa.

Baca Juga: Namanya Sempat Terseret Skandal Gundik Dirut Garuda, Tangis Adik Perempuan Kriss Hatta Pecah Saat Sampaikan Kata Perpisahan Sebagai Pramugari: Semoga Segala Keadaan Semakin Membaik

Fakta yang diketahui kemudian, Idrus dan Markonah adalah warga biasa.

Idrus diketahui berprofesi sebagai tukang becak, sedangkan Markonah adalah pekerja seks komersial (PSK) asal Tegal, Jawa Tengah.

Selain itu, Idrus juga pernah mengaku sebagai anggota Intel Kodam V Jaya dan anak buah petinggi TNI yakni Mayor Simbolon.

Idrus pun sempat memeras sejumlah pengusaha di Lampung sebelum akhirnya ditangkap polisi di Kotabumi, Lampung.

Baca Juga: Menhan Prabowo Subianto Beli Jet Tempur Ganas Buatan Perancis dan Rusia, Kekuatan TNI AU untuk Jaga Ruang Udara Indonesia Dinilai Masih Kurang, Harus Datangkan Pesawat Ini Jika Ingin Maksimal

Tak berselang lama, Kompas edisi 21 Agustus 1968 juga mencatat Ratu Markonah juga ditangkap polisi atas kasus prostitusi di Pekalongan, Jawa Tengah.

Dia harus menjalani hukuman penjara selama tiga bulan.

Markonah disebut biasa beroperasi sebagai PSK di daerah Semarang, Pekalongan, dan Tegal.

Baca Juga: Mendadak Jadi Buah Bibir Media, Aurelie Moeremans Blak-blakan Soal Kehidupan Kelam Masa Lalunya, Dari Dipaksa Foto Tanpa Busana hingga Diperlakukan Seperti Budak oleh Mantan Suaminya

Markonah mengaku telah bercerai dengan sang suami, ‘Raja’ Idrus sejak dirinya keluar dari penjara di Madiun atas kasus serupa.

Bahkan, Markonah mengaku kembali menceburkan diri sebagai PSK sejak bercerai dengan sang ‘Raja’.(*)

Tag

Editor : Nicolaus

Sumber Wartakotalive.com, harian kompas