Grid Hot - Seputar peristiwa terkini

Jadi Perwira Kesayangan Soeharto Hingga Berjuluk Raja Intel, Jenderal TNI Ini Berani Banting Baret Merah di Depan Sang Komandan, Sampai Tak Ada yang Berani Melawannya

Sabtu, 01 Februari 2020 | 20:13
Grid Networks Jenderal TNI (Purn) Benny Moerdani pernah memimpin pasukan untuk menyusup ke Irian Barat (Papua) dalam operasi tempur bersandi Pasukan Naga.

Jenderal TNI (Purn) Benny Moerdani pernah memimpin pasukan untuk menyusup ke Irian Barat (Papua) dalam operasi tempur bersandi Pasukan Naga.

Gridhot.ID - Jenderal TNI (Purn) Benny Moerdani sangat berbakat di bidang intelijen.

Benny Moerdani menjadisalah satu perwira kesayangan Soeharto.

Ketika Soeharto berkuasa jabatan Benny Moerdani begitu mentereng hinga disebut sebagai 'raja intel'.

Baca Juga: Jemput WNI dari Wuhan, Batalyon Kesehatan TNI AU Akan Langsung Lakukan Hal Ini Setibanya di Indonesia, Rencana Sudah Matang Butuh Waktu 28 Hari Sebelum Dibiarkan

Pada tahun 1962, Benny Moerdani yang berpangkat Mayor bergabung dengan pasukan Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat (RPKAD).

Benny pernah memimpin pasukan untuk menyusup ke Irian Barat (Papua) dalam operasi tempur bersandi Pasukan Naga.

Dalam pertempuran sengit melawan pasukan marinir Belanda, salah seorang anak buah Benny, Lettu Agus Hernoto mengalami luka tembak di kedua kakinya dan pada bagian punggung sehingga terpaksa ditinggalkan di medan laga.

Baca Juga: Caper ke Pemerintah Indonesia, KKB Pimpinan Lekagak Telenggen Tega Aniaya Warga Tak Berdosa, Terus Berusaha Pamer Eksistensi Usai Markasnya Diobrak-abrik TNI

Agus tertangkap pasukan marinir Belanda sewaktu melakukan operasi pembersihan dan kemudian ditawan.

Pasukan Belanda sendiri memperlakukan Agus sesuai konvesi Jeneva, ia dirawat hingga sembuh tapi kedua kakinya terpaksa diamputasi mengingat luka tembaknya sudah membusuk.

Setelah operasi Pasukan Naga selesai dan Irian Barat kembali ke pangkuan RI, Agus mengalami infalid dan memakai kaki palsu masih bertugas di lingkungan RPKAD dan satu batalyon dengan Benny.

Baca Juga: Kerahkan Hercules dan Boeing 737 untuk Evakuasi WNI dari Wuhan, Ini Spesifikasi Pesawat yang Digunakan TNI AU, Muat Banyak dan Siap Selamatkan Warga Indonesia dari China

Suatu kali (1965) terjadi kebijakan di lingkungan RPKAD yang salah satu keputusannya adalah prajurit invalid tidak boleh bergabung lagi dengan RPKAD.

Atas keputusan itu, Benny menyatakan ‘protes’ terhadap kebijakan komandan RPKAD waktu itu, Moeng Pahardimulyo.

Benny bersikeras prajurit seperti Agus harus tetap berada di satuan RPKAD mengingat jasa dan pengorbanannya bagi bangsa serta negara yang demikian luar biasa.

Baca Juga: Berpangkat Komandan, Anggota KKB Pemasok Senjata dan Amunisi di Intan Jaya Ini Tewas Ditembak Mati TNI, Nyawanya Melayang Saat Lakukan Transaksi Jual Beli

Atas sikap ‘mbalelo’ itu, Benny kemudian dipanggil KASAD Jenderal Achmad Yani dan berakibat didepaknya Benny dari satuan RPKAD.

Benny yang kemduian dipindahkan ke Kostrad lalu ditarik oleh tokoh intelijen Ali Murtopo, hingga akhirnya menjadi orang nomor satu di dunia intelijen Indonesia.

Karier Benny bahkan terus melesat dan menjabat sebagai Panglima TNI.

Baca Juga: Takut Tertular Virus Corona, Warga Natuna Geruduk Gedung DPRD, Panglima TNI Mantap Tunjuk Pangkalan Militer Jadi Tempat Isolasi WNI dari Wuhan

Suatu kali sebagai Panglima TNI, pada tahun 1985 Jenderal Benny diundang Kopassus (semula RPKAD) untuk memberikan baret merah kehormatan Kopassus kepada Raja Malaysia, Yang Dipertuan Agung Sultan Iskandar.

Sebelum memberikan baret kehormatan Jenderal Benny beristirahat di ruang komandan Kopassus, Brigjen Sintong Panjaitan.

Hadir pula di ruang kerja Sintong, KASAD Jenderal Try Sutrisno, Wakil KASAD Letjen TNI Edi Sudrajat dan Wakil Komandan Kopassus Kolonel Kuntara.

Baca Juga: Diam-diam TNI AL Amati Pergerakan Tiongkok, Laksamana Muda Muhammad Ali Bocorkan Strategi China Menagi Persaingan di Laut China Selatan, Nekat Pakai Cara Licik Ini Meski Langgar Hukum Internasional

Jenderal Benny lalu diberikan baret merah Kopassus oleh Sintong, tapi di luar dugaan baret malah dibanting oleh Benny ke meja dan terpelanting jatuh di lantai.

Semua Perwira Tinggi yang berada di ruang Sintong terkejut melihat Benny yang begitu marah dan berwajah seram.

Rupanya, Jenderal Benny masih sangat marah terkait dirinya pernah didepak sebagai anggota RPKAD di era kepemimpinan Kolonel Moeng Parhadimulyo.

Baca Juga: Ada di Samping Prabowo Saat Bahas Kekuatan Militer di Rusia, Sosok Mantan Jendral TNI Ini Bikin Netizen Penasaran, Bukan Orang Sembarangan, Pernah Buat Mossad Israel Turunkan Senjata di Depan Perdana Menterinya

Tapi menjelang upacara pemberian baret kehormatan Kopassus kepada Raja Malaysia, Jenderal Benny ternyata bersedia mengenakan baret merah kebanggaan Kopassus.

Semua jadi lega dan upacara pun berjalan lancar.

Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul: "Saat Benny Moerdani Banting Baret Merah Kopassus Kebanggaannya di Depan Sang Komandan."

(*)

Tag

Editor : Candra Mega Sari

Sumber Intisari Online