Laporan Wartawan Gridhot.ID, Candra Mega
Gridhot.ID -Virus corona yang berasal dari China memberi dampak kecemasan bagi seluruh dunia.
Menurut BBC, hingga hari ini WHO mengumumkan bahwa virus corona berada di status darurat global.
Situasi ini memicu kepanikan dan ketakutan masal, karena virus ini dianggap mengancam umat manusia di dunia.
Data lain, Daily Mirror menyebut pada Jumat (31/1/2020) jumlah pasien virus corona melonjak melewati angka 7.000 pasien.
Sedangkan jumlah yang meninggal hingga Sabtu (1/2/2020) lebih dari dua ratus orang, dan masih ada kekhawatiran terus bertambah.
Meskipun setidaknya 7.771 orang didiagnosis menderita penyakit tersebut di China.
Kemudian sekitar 259, orang telah meninggal, jumlah itu ternyata masih misterius.
Pemerintah China mungkin telah membuat kesalahan besar mengenai virus corona pada masa lalu.
Kini wabah tersebut telah meluas dan menjadi ancaman nomor satu di negeri panda tersebut.
Sebenarnya wabah itu bisa diatasi andaikan perkataan dokter ini didengarkan oleh pemerintah China pada masa lalu.
Baca Juga: 'Jika Aku Tidak Bisa Hidup Lagi, Maka Kalian Semua Akan Mati Bersamaku Juga'
Mengutip World of Buzz,Selasa (4/2/20), dokter mata Li Wenliang menjadi pahlawan yang tidak pernah di dengarkan oleh pemerintah China.
Sebenarnya, masalah virus corona sudah diketahui sejak lama namun pemerintah China tutup mata dan mengabaikan peringatannya.
Kisahnya berawal pada 30 Desember 2019, Li Wenliang kala itu mengirim peringatan di kelompok alumni kedokteran di akun WeChat miliknya.
Ia memperingatkan bahwa sudah ada 7 pasien yang berada di bangsal isolasi di departemen oftalmologi di rumah sakitnya.
Mereka mengalami kondisi mengerikan yang diduga berasal dari pasar makanan laut lokal dengan diagnosis sidrom pernapasan akut parah (SARS).
Namun, cuplikan pesan itu bocor, Li dipanggil polisi setempat selama beberapa hari.
Kemudian, ia ditegur karena menyebarkan desas-desus online yang mengganggu ketertiban sosial.
Namun, Li terus merawat pasien dan salah satu dari mereka datang karena glaukoma tetapi mengalami demam.
Kemudian pasien didiagnosis dengan pneumonia setelah melakukan pemindaian paru-paru.
Pada 12 Januari, Li akhirnya menderita virus karena merasa tubuhnya tidak sehat, ia dipindahkan ke bangsal isolasi sementara orang tuanya juga terinfeksi.
30 Januari tes menunjukkan hasilnya negatif, tapi Li masih berada di ruang isolasi.
Pada saat ini, berita internasional melaporkan bahwa China telah menangkap pelapor yang telah memperingatkan tentang corona virus baru pada awal kemunculannya.
Para kritikus khawatir bahwa mungkin ada penutupan pandemi potensial.
Pelapor awalnya dianggap sebagai wartawan atau aktivis, tetapi sekarang telah terungkap bahwa setidaknya satu dari mereka adalah seorang profesional medis.
Rumor lain yang saat ini beredar di negara China bahwa kedelapan yang ditangkap adalah dokter.
Bak nasi telah menjadi bubur, Mahkamah Agung Tiongkok mengatakan seharusnya negara mendengarkan perkataan Li ketika wabah pertama kali muncul.
Mereka mengatakan delapan warga Wuhan saat itu seharusnya tidak ditangkap karena mereka sepenuhnya tidak bersalah.
"Mungkin jika masayarakat percaya rumor saat itu dan mulai memakain masker dan tindakan sanitasi, serta menghidari pasar hewan liar, mereka akan selamat," katanya.
Pada 29 Januari, pengadilan tinggi Tiongkok mengkritik polisi Wuhan karena menegur delapan warga yang menyebarkan desas-desus mengenai virus tersebut.
Kini, namanya telah dihapus, Li mengatakan ia akan berada di garis depan untuk ikut memerangi virus tersebut begitu ia pulih.
Ia mengatakan merasa lega setelah pengadilan tinggi mengkritik polisi.
"Lebih penting bagi orang untuk mengetahui kebenaran, keadilan tidak terlalu penting bagi saya," katanya.