Laporan Wartawan Gridhot, Desy Kurniasari
Gridhot.ID - Ranu Manduro menjadi sebuah tempat wisata yang sempat viral di media sosial beberapa waktu lalu.
Lokasinya berada di bekas galian tambang di kawasan Desa Manduro, kecamatan Ngoro, Mojokerto, Jawa Timur.
Sekilas, pemandangan alam di Ranu Manduro terlihat mirip dengan tempat di dalam film Jurassic Park.
Melansir Tribunvideo.com, Ranu Manduro merupakan sebuah nama yang berasal dari Ranu yang merupakan penyebutan telaga atau danau bekas galian tambang.
Bekas galian tersebut menjadi sebuah telaga karena menampung air hujan.
Sementara nama Manduro merupakan nama desa, lokasi tempat wisata tersebut berada.
Bebatuan dan hamparan sabana menjadi pemandangan indah di Ranu Manduro yang disebut mirip dengan tempat di dalam film Jurassic Park.
Keindahan alam Ranu Manduro tidak diragukan lagi, alamnya yang masih asri membuat Ranu Manduro sering dijadikan spot foto yang Instagramable.
Setelah sempat viral, tempat wisata Ranu Manduro di Mojokerto, Jawa Timur (Jatim) dikabarkan rusak dan dipenuhi sampah.
Hal itu diungkapkan oleh seorang warganet melalui akun Twitternya @Roes_lim.
Mengutip Kompas.com yang menghubungi pemilik akun tersebut, Rois Syafii mengatakan dia sendiri yang mengambil video tersebut.
"Iya bener video dari hape saya," ujarnya, Kamis (27/2/2020) sore.
Rois bercerita, dirinya mendatangi Ranu Manduro pada Selasa (25/2/2020).
Karena rumahnya berada di Kota Sidoarjo sehingga memudahkan untuk mencapai lokasi wisata yang viral dan terletak di Ngoro, Mojokerto tersebut.
Waktu itu belum ada pedagang dan penentuan tarif masuk, sehingga lokasinya masih bersih.
Namun sewaktu kembali menyambangi Ranu Manduro pada Kamis (27/2/2020), ia mengaku terkejut.
Ranu Manduro dikabarkan penuh sampah
Pasalnya setiap pengunjung dikenai tarif masuk Rp 5.000 untuk motor dan Rp 10.000 untuk mobil.
"Tapi aku belum tahu jelas yang membuat itu dari pengelola lahan atau dari warga. Makanya tadi pagi kucoba pastiin. Karena sebelumnya enggak bayar," ujarnya.
Yang membuatnya terkejut, mulai banyak sampah di sekitar lokasi wisata, sejak masuk hingga di tempat wisata.
Menurutnya hal itu karena banyak pedagang.
"Sebelumnya 2 hari yang lalu enggak ada. Sekarang sudah banyak pedagang," kata pria berusia 27 tahun itu.
Namun, berdasarkan informasi yang dikumpulkan Gridhot, kawasan padang savana di Ranu Manduro kini ditutup untuk umum.
Dilansir dari Surya.co.id, padang savana Ranu Manduro yang bertempat di lokasi bekas area pertambangan sirtu tersebut ditutup oleh pemilik lahan dari PT Wira Bumi.
Terlihat papan pengumuman pada plang besi yang tertulis 'Dilarang Keras Wilayah Pertambangan Tanpa Izin' terpasang di pintu masuk menuju kawasan tersebut.
Kepala Desa Manduro Manggung Gajah, Eka Dwi Firmansyah, membenarkan kawasan padang savana Ranu Manduro ditutup oleh pihak pemilik lahan.
Ranu Manduro, Desa Manduro, kecamatan Ngoro, Mojokerto, Jawa Timur.
"Iya ditutup (PT Wira Bumi, Red)," ujarnya singkat.
Eka mengatakan, pihaknya bersama warga berupaya berkoordinasi dengan pemilik lahan yakni PT Wira Bumi agar membuka kembali kawasan Ranu Manduro untuk kepentingan masyarakat setempat.
Pasalnya, di sana banyak pengunjung dari luar kota yang ingin menikmati pemandangan alam di Ranu Manduro secara otomatis bisa menambah penghasilan warga setempat.
"Saya masih bantu warga minta izin perusahaan di Surabaya," ungkapnya.
Belum ada keterangan resmi dari pemilik lahan terkait penutupan kawasan Ranu Manduro yang merupakan bagian dari bekas area pertambangan sirtu tersebut.
Penutupan ini berselang satu hari setelah tim Divisi Pariwisata dari Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Pemkab Mojokerto yang meninjau langsung ke lokasi Ranu Menduro.
Baca Juga: Viral Pak Polisi Kawal Taksi Online, Ternyata Ini yang Diangkut dalam Mobil
Kepala Dipaspora Kabupaten Mojokerto, Amat Susilo menjelaskan bahwa Pemkab Mojokerto bukan yang menutup kawasan Ranu Manduro tersebut.
Ranu Manduro ramai dikunjungi wisatawan
"Itu bukan dari Pemkab Mojokerto keliatannya (Penutupan, Red) yang punya lahan," jelasnya.
Ia mengatakan, dari hasil kajian di lapangan pihaknya memastikan bahwa lahan Ranu Manduro ini merupakan milik perusahaan swasta.
"Iya mas itu ternyata lahan milik swasta kalau dijadikan tempat wisata ya terserah saja namun agar segera diurus perizinannya," terangnya.
Masih kata Susilo, pihaknya tidak melarang ada masyarakat maupun pengunjung yang berada di Ranu Manduro. Terpenting, mereka harus waspada dan berhati-hati lantaran tempat itu merupakan lokasi bekas tambang.
"Untuk pengunjung juga harus hati-hati karena bekas galian dikhawatirkan tanahnya masih labil apalagi sekarang cuaca hujan masih ekstrem," celetuknya.
Ditambahkannya, pihaknya juga memberikan kesempatan seluas-luasnya dan mempersilahkan dari yang bersangkutan bermaksud membuka lokasi itu menjadi tempat wisata.
Pemkab Mojokerto secara internal untuk sementara tidak menutup tempat ini kecuali ada yang keberatan dan melanggar aturan.
"Terserah yang punya lahan kalau akan dijadikan wisata harus mengurus perizinannya," tandasnya.(*)