Nyamar Pakai Sendal Jepit Bolong dan Kaos Oblong, Sosok Jenderal Polisi Ini Lakukan Pengecekan Kinerja Bawahannya, Sempat Dicuekin Saat Buat Laporan ke Polsek, Endingnya Tak Terduga

Minggu, 01 Maret 2020 | 16:13
Kolase Sripoku.com/Tribunnews.com

Kisah Jenderal Polisi Bintang 3 Dicuekin Bawahannya Saat Menyamar Untuk Lapor Kasus Kejahatan Tapi Ini yang Ia Dapati: Tidak Siap Melayani Kita Ganti!

Gridhot.ID -Seorang anggota polisi diwajibkan mampu menjaga keamanan dan kenyamanan masyarakat.

Hal itu sudah menjadi tugas dan kewajiban anggota polisi sebagai abdi negara.

Tak peduli pangkatnya apa, mereka harus siap bersinggungan langsung dengan masyarakat.

Baca Juga: Duda Kaya Kabarnya Dekat dengan Zaskia Gotik, Inilah Sosok Mantan Istri Sirajuddin Mahmud, Ratu FTV yang Kini Tak Pernah Lagi Tampil di Televisi

Hal itu yang coba diterapkan oleh salah satu Jenderal Bintang Tiga di jajaran kepolisian bawahannya yang langsung bersinggungan dengan kehidupan masyarakat.

Namun apa yang didapati oleh Jenderal tersebut saat ingin melihat apa yang dilakukan bawahannya di tingkat Kepolisian Sektor (Polsek).

Meski sering kali menerima laporan pengaduan dari masyarakat, namun apa yang didapat oleh Jenderal satu ini berbanding terbalik.

Baca Juga: Jadi Sosialita Kaya Raya, Sarwendah Justru Cuci Baju Pakai Papan Penggilasan, Kesederhanaan Istri Ruben Onsu Tuai Pujian, Netizen: Salut Banget Sama Bunda!

Dalam peluncuran buku "Mengubah Pelayanan Polri dari Pimpinan ke Bawahan" karya Suhardi Alius, 11 Maret 2013 silam, dirinya bercerita saat melakukan sidak mendadak dengan cara menyamar.

Suhardi yang kala itu menjabat sebagai Kepala Divisi Humas Polri menuturkan pengalamannya saat menjabat sebagai Wakapolda Metro Jaya.

Di sana ia menceritakan saat menyamar menjadi warga biasa untuk mengetahui kegiatan anak buahnya kala itu.

Dirinya pun berpura-pura ingin melaporkan tindak kejahatan yang menimpanya ke polsek terdekat.

Baca Juga: Satu Kampung dengan Ahok, Sosok Ini Ternyata Kerap Nampang di Layar Kaca Sebagai Anggota Kepolisian, Dikenal Jadi Figuran Sinetron Padahal Punya Profesi yang Sangat Mulia

Untuk meyakinkan agar penyamarannya tak terbongkar oleh bawahannya, Pak Hardi (nama samaran) hanya mengenakan kaus biasa dengan celana jins dan sandal jepit.

Apa yang dilakukannya kala itu, semata-mata demi mengetahui bagaimana petugas kepolisian memberi pelayanan pada masyarakat.

(SRIPOKU.COM/TRESIA SILVIANA)
(SRIPOKU.COM/TRESIA SILVIANA)

Sendal Jepit

Sesampainya di sebuah kantor polsek, penyamarannya pun bisa dikatakan berhasil saat beberapa petugas kepolisian tidak mengenali jati dirinya.

Baca Juga: Dulu Sanjung Engku Emran Setinggi Langit, Ayah Laudya Cynthia Bella Kini Ogah-ogahan Jawab Rumor Keretakan Rumah Tangga Putrinya, Mendadak Ucap Kata Maaf dan Menangkupkan Kedua Tangan

Namun apa yang ia dapati saat mencoba mengutarakan maksud kedatangannya untuk melaporkan tindak kejahatan yang menimpanya.

Dirinya sempat dipingpong oleh petugas yang ada di sana, ia pun disuruh ke sana kemari hanya untuk sekedar melaporkan tindak kejahatan.

Mendapati perlakuan seperti itu, Pak Hardi tetap tidak membuka identitasnya.

Yang terakhir dirinya pun disuruh melapor ke Pospol dan akhirnya ia turuti dengan tetap menutupi jati dirinya.

Saat berada di Pospol itulah dirinya tercengang mendapati perlakuan berbeda dari salah satu anggota kepolisian yang cukup senior di kantor polsek tersebut.

Baca Juga: Ucapannya Kerap Bikin Panas Telinga, Farhat Abbas Bak Diganjar Karma, Seteru Hotman Paris Ternyata Gagal Nikahi Sang Kekasih Hati Gara-gara Mahar 4 Miliar, Padahal Ngakunya Kaya Raya

"Apa yang saya dapatkan di Pospol? Seorang Bintara sudah tua, tapi pelayanannya baik," ucap Pak Hardi, mengutip dari Wartakotalive.com.

Keesokan paginya, Pak Hardi langsung menghubungi pimpinan Polres setempat untuk memanggil Bintara itu.

Selanjutnya, Pak Hardi memberikan hadiah kepada polisi tua yang tulus membantu masyarakat yang sedang kesusahan.

Baca Juga: Judi Tak Lagi Dilakoni, Lady Rocker Indonesia Ini Tobat Setelah Tertampar Ucapan Cucunya, Tangan Bergetar Saat Ngaku Tak Pernah Salat Hingga Doyan Mabuk-mabukan Selama Hidupnya

(TRIBUNNEWS.COM/HERUDIN)
(TRIBUNNEWS.COM/HERUDIN)

Suhardi Alius

Sementara kepada para polisi yang setengah hati membantu warga, Pak Hardi langsung mengambil tindakan tegas.

Dari beberapa polsek, tercatat sejumlah polisi dicopot dari jabatannya karena dinilai tak tanggap dalam bertugas.

"Yang tidak siap dalam pelayanan dan tidak tanggap kita ganti," katanya, mengutip dari Wartakotalive.com.

Penyamarannya itu sering dilakukannya di beberapa kesempatan, seperti yang dilansir dari Sripoku.com, Suhardi sempat menyamar untuk berpura-pura melaporkan tindak kejahatan hipnotis di kantor Polsek Menteng.

Perlakuan kurang baik pun ia dapatkan dari anak buahnya yang tak sadar siapa sosok yang sedang dihadapinya itu.

Baca Juga: Berulang Tahun, Gadis SMA di Pekanbaru Ini Malah Berikan Hadiah untuk Teman Sekelasnya, Pesannya Mengharukan

Tak hanya itu di hari yang lain ia mencoba lagi melakukan penyamaran yang sama di Polsek Gambir.

Masih dengan laporan hipnotis yang sama, namun di sana ia mendapat perlakuan berbeda padahal wilayah yang dilaporkan jauh tidak masuk polsek tersebut.

Puas dengan pelayanan yang diberikan anggota Polsek Gambir, Suhardi pun pulang dan menelepon Kapolres Jakarta Pusat yang saat itu dipimpin Kombes Pol Hamidin.

Baca Juga: Seolah Jadi Lelucon, Virus Corona Dijadikan Lagu Bergenre Dangdut Koplo, Warganet Berikan Kecaman: Kebiasaan Orang indonesia, Memanfaatkan Situasi Demi Duit

Suhardi tanpa ragu meminta Kapolres untuk mempertemukannya dengan dua anggota Polsek Gambir yang menerimanya malam itu.

Kemudian sebagai Wakapolda Metro Jaya saat itu memberikan penghargaan kepada kedua anggotanya dan dijadikan ikon pelayanan di Polres Jakarta Pusat.

"Wakapolda turun dan keluyuran ke bawah bukan untuk mencari kesalahan, tapi sidak dilakukan untuk melihat kualitas pelayanan anak buahnya," ujar Suhardi saat itu.

Wikipedia
Wikipedia

Suhardi Alius

Melansir Wikipedia, Komisaris Jenderal Polisi Drs Suhardi Alius M H adalah tokoh Kepolisian Republik Indonesia (Polri).

Baca Juga: Dihakimi Masa di Hadapan Polisi Bersenjata, Kematian Sopir Truk Ini Bikin Keluarga Berang, Sebut Aparat Tak Profesional Menangani Kasus Penganiayaan

Pada 20 Juli 2016, ia ditunjuk dan dilantik oleh Presiden Jokowi sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), menggantikan Jenderal Polisi Tito Karnavian yang dipromosikan menjadi Kapolri.

Ia sebelumnya juga menjabat sebagai Sekretaris Utama Lemhannas menggantikan Boy Salamuddin, sejak 16 Januari 2015 hingga Juli 2016.

Sebelumnya ia pernah menjabat sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri sejak tanggal 24 November 2013 hingga 16 Januari 2015 menggantikan Komjen Pol.

Sutarman yang terpilih menjadi Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri).

Baca Juga: Putranya Meninggal Dunia Karena Serangan Jantung, Ayah Ashraf Sinclair Ceritakan Pengalamannya Saat Bertandang ke Jakarta, Bersyukur Karena Hal Ini

Sebelum diangkat sebagai Kabareskrim, Suhardi menjabat sebagai Kapolda Jawa Barat menggantikan Irjen Pol. Tubagus Anis Angkawijaya sejak Juni 2013 hingga November 2013.

Pria yang berdarah Minang dan fasih berbahasa Sunda ini pernah menjabat sebagai Kepala Divisi Humas Polri menggantikan Anang Iskandar.

Seiring penunjukannya sebagai Kabareskrim, Suhardi kini menjadi angkatan 1985 pertama yang sudah mampu menembus pangkat jenderal bintang tiga. (*)

Artikel ini telah tayang di Sosok.id dengan judul "Kisah Jenderal Polisi Bintang 3 Dicuekin Bawahannya Saat Menyamar Untuk Lapor Kasus Kejahatan Tapi Ini yang Ia Dapati: Tidak Siap Melayani Kita Ganti!"

Tag

Editor : Nicolaus

Sumber Sosok.id