Kengeriannya Tertutup Wabah Corona, Penyakit Misterius di Ethiopa Ini Diduga Muncul Gara-gara Kelakuan China, Tubuhnya Demam Sampai Membengkak, Korban Sempat Ungkap Pelaku Sebenarnya Sebelum Meninggal Dunia

Kamis, 05 Maret 2020 | 13:13
via World of Buzz

China dituduh menyebarkan wabah mematikan di negara ini

Gridhot.ID - Virus Corona sedang menjadi momok mematikan bagi masyarakat dunia.

Banyaknya korban yang berjatuhan membuat banyak orang enggan berpergian jarak jauh.

Ditambah lagi mudahnya virus itu menular ke orang lain membuat banyak orang semakin was-was.

Namun, tahukah Anda ada beberapa penyakit misterius lain yang hingga saat ini nyaris tak terendus oleh dunia, padahal gejalanya lebih mengerikan dari virus corona.

Baca Juga: Ngaku Tak Mau Ikut Campur Retaknya Rumah Tangga Laudya Cynthia Bella, Mantan Istri Engku Emran Malah Blak-blakan Singgung Masalah Kedewasaan, Sebut Mantan Pemain Surga yang Tak Dirindukan Sebagai Sosok Emosional

Menurut The Guardian, sebuah penyakit misterius muncul di Afrika tepatnya di Ethiopia di mana penduduknya meninggal setelah menderita gejala parah.

Menurut keterangan, mereka yang terinfeksi akan menunjukkan gejala mata dan telapak tangan menguning, sebelum mereka mulai berdarah dari hidung dan mulut.

Tubuh mereka kemudian mulai bengkak, hingga alami demam.

Mereka yang sudah dalam kondisi ini, akan mengalami kurang nafsu makan, dan sulit tidur hingga berakhir meningggal dunia.

Baca Juga: Mencak-mencak Istrinya Disalahkan Masyarakat, Ahok Bongkar Borok Veronica Tan di Depan Banyak Orang: Saya Hanya Dikasih 2 Pilihan, Cerai atau Menerima Ada Laki-laki Lain

Sayangnya informasi tentang penyakit ini sedikit diketahui dan disorot dunia, namun belakangan kabar beredar menyebut China adalah penyebab munculnya penyakit ini.

Lantas bagaimana bisa penyakit yang berada di Afrika disebabkan oleh China?

Menurut beberapa penelusuran, banyak yang menyebut penyakit misterius ini muncul dari proyek gas alam China terdekat di wilayah Somalia Ethiopia.

Para pejabat di Addis Ababa membantah tuduhan krisis kesehatan di wilayah itu menskipun ada kecurigaan air disana sudah tercemar limbah kimia.

Baca Juga: Anaknya Tunjukkan Kelakuan Seperti Ini, Adik Ipar BCL Berlinang Air Mata Saat Gelar Tahlilan Ashraf Sinclair di Negeri Jiran, Sepupu Noah Buat Orangtuanya Sesenggukan

"Ada racun mengalir dalam curah hujan dari Calub (ladang gas) dan bertanggung jawab atas epidemi ini," kata salah satu korban bernama Khadar Abdi Abdullahi.

Korban berusia 23 tahun dari kota Jigjiga jatuh sakit dan dirawat di rumah sakit.

Namun, dokter mengeluarkannya karena mereka mengatakan tidak ada lagi yang bisa mereka lakukan untuk merawatnya. Korban akhirnya meninggal.

Baca Juga: Bandara Soekarno Hatta Sepi Penumpang Pasca Pemberitaan Corona, Soleh Solihun Bagikan Potret Santuy di Ruang Tunggu: Enak Nih, Jadi Bisa Rebahan

Penasihat pemerintah daerah Somalia mengklaim bahwa "ada penyakit baru yang belum pernah terlihat sebelumnya di daerah ini."

"Tanpa perlindungan kesehatan publik, sangat jelas bahwa POLY-GCL menggunakan bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan manusia."

Dilaporkan bahwa Petroleum Investment POLY-GCL China tahun lalu mengkonfirmasi rencana untuk membangun pipa gas alam sepanjang 767 km yang membentang dari Ethiopia ke Djibouti.

Hal itu untuk mengangkut gas Ethiopia ke terminal ekspor di negara Laut Merah.

Baca Juga: Banyak Wanita yang Menginginkan Suaminya, Artis Ini Punya Siasat Jitu Agar Tak Dipoligami, Singgung Soal Pulang ke Rumah Orang Tua

Seorang mantan insinyur dari perusahaan China menuduh ada tumpahan cairan pengeboran termasuk asam sulfat yang secara teratur mencemari lingkungan.

Tumpahan ini menjadi racun mentah dan membuat negeri tersebut mengalami pandemi mengerikan.

Penduduk mati karena racun yang tumpah akibat kecerobohan China yang tidak terkonfirmasi dan hingga kini bahkan tidak diketahui dunia.

Menurut keterangan wabah tersebut sudah muncul sejak beberapa tahun silam, sementara data yang tercatat koban sudah ada sejak 2014.

Baca Juga: Disekap dan Dipalak Preman Pasar, Pedagang Ayam Pasar Ini Buat Tunggang Langgang Gerombolan Pelaku, Ternyata Bukan Sosok Sembarangan

Xuseen Sheekh Siraad, ketua distrik Dhoobaweyn, memperkirakan setidaknya ada 2.000 kematian sejak 2014.

Sebagian besar korban adalah pengembala nomaden, atau orang yang pindah-pindah rumah, yang kontaknya dengan pemerintah Ethiopia terbatas.

Banyak yang menguburkan mayat mereka tanpa memberi tahu pejabat setempat.

Sebagian besar mereka tidak berobat, dan meninggal tanpa teridentifikasi oleh petugas medis, namun diketahui mereka memiliki gejala yang sama.

Baca Juga: Pribadinya Tak Jauh Dari Sang Kakak, Inilah Sifat Beringas Adik Perempuan Kim Jong Un, Buat AS Berpikir 2 Kali Berurusan dengan Sosok Ini

Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul Lagi-lagi China Disebut Biang Keladinya, Muncul Penyakit Misterius di Afrika, Pasien Alami Telapak Tangan dan Mata Menguning, Pendarahan Lalu Mati, Sudah Ada 2.000 Orang Mati.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber intisari