Laporan Wartawan Gridhot, Desy Kurniasari
Gridhot.ID - Zaman sekarang, orang mudah tergoda untuk beralih kepada gawainya ketika sedang berbicara tatap muka.
Fitur lengkap yang tersedia pada smartphone atau jenis gawai lainnya membuat orang-orang lebih senang bermain dan tenggelam dalam dunianya sendiri bersama gawainya dan mengabaikan lawan bicaranya.
Selain dapat berpengaruh pada kesehatan mental dan fisik, hal ini juga dapat menurunkan kualitas hubungan seseorang jika dilakukan terus menerus.
Mengutip Kompas.com, terlalu asyik dengan gadget dan tidak peduli dengan lingkungan sekitar ternyata dapat memunculkan rasa benci dan cemburu.
Situasi di atas disebut phubbing atau situasi di mana kita merasa diabaikan oleh lawan bicara kita karena mereka lebih memilih sibuk dengan gadgetnya.
Oleh karena itu, untuk menghindari phubbing terjadi, Satgas Yonif R 142 melatih dan mengembangkan bakat serta hobi anak-anak di perbatasan RI-PNG.
Dilansir dari tniad.mi.id, hal itu disampaikan Dansatgas Pamtas Yonif R 142/KJ Letkol Inf Ikhsanudin dalam rilisnya di Atambua, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, Senin (9/3/2020).
Diungkapkan Dansatgas, pelatihan musik bagi anak-anak SD Inpres Motaain itu bertepatan dengan peringatan Hari Musik Nasional yang jatuh setiap tanggal 9 Maret.
“Tidak banyak yang tahu bahwa peringatan Hari Musik Nasional merupakan wujud apresiasi bangsa Indonesia kepada musisi sekaligus pencipta lagu Indonesia Raya, yaitu W.R Supratman,” ujar Ikhsan.
Untuk diketahui, peringatan Hari Musik Nasional bukan hari libur nasional melalui Kepres Nomor 10 tahun 2013 tanggal 9 Maret 2013.
“Sebagai ekspresi budaya universal dan multi dimensi, musik juga dapat menghadirkan nilai luhur kemanusiaan, maka Satgas mencoba melatih dan menyalurkan bakat maupun hobi anak-anak di sini akan musik,” kata Ikhsan.
“Lagi pula, dengan budaya dan karakter warga NTT, kita berharap agar ke depan akan muncul musisi-musisi ataupun penyanyi yang andal,” imbuhnya.
Dikatakan Ikhsan, dihadapkan dengan dunia digital saat ini, musik dapat mengajarkan anak-anak untuk saling peduli, empati dan bekerja sama membangun harmoni bangsa yang rukun dan damai.
“Tidak jarang, dari musik justru hadir semangat kebangsaan dan persatuan. Salah satunya ya W.R. Supratman,” tegas Ikhsan.
Selain itu, lanjut dia, dengan bermain musik bersama-sama, maka dapat menghindarkan anak- anak dari ketergantungan terhadap gadget yang saat ini marak.
“Phubbing (kependekan dari phone-snubbing), atau tindakan acuh seseorang terhadap lingkungan sebagai akibat dari penggunaan gadget yang berlebihan,” terang Ikhsan.
“Ini tentu sangat berlawanan dengan nilai -nilai bangsa, ibaratnya gadget itu sebagai candu, maka akan membentuk sosok yang anti sosial, introvert, apatis, egois, ataupun tidak peduli terhadap diri maupun lingkungannya, ” tambahnya.
Dikatakannya kemudian, berangkat dari dampak negatif phubbing tadi maka dirinya mengirimkan grup band satuan untuk melatih anak-anak bermain musik.
“Selain itu, juga menyalurkan bakat dan hobi mereka bersama band satuan kita , yaitu Ksatria Band,” tuturnya lagi.
Selain melatih band, menurut Ikhsan, ditengah kegiatan selaku Satgas Pamtas, mereka juga ikut membantu mengajar di sekolah sekitar.
“Diantaranya tentang wawasan kebangsaan, bela negara, peraturan baris berbaris, bahaya radikalisme, hingga bahaya narkoba. Termasuk mengajak mereka untuk menghindari penggunaan gadget dalam hari-hari tertentu,” pungkasnya.
Sementara itu, salah seorang anak siswa kelas IV Jerri Jose Nardos (9) menyampaikan ucapan terima kasih atas pelajaran seni musik yang diberikan.
“Kami merasa senang abang-abang dari TNI sudah datang ke sekolah kami dengan membawa gitar dan mengajari kami bermain musik,” tandasnya. (*)