Freeport Indonesia Bukan Jadi Incaran Utama, KKB Papua Diam-diam Punya Akal Bulus, Rela Bersatu Demi Lengserkan Panglima TPNPB Goliath Tabuni

Jumat, 20 Maret 2020 | 19:13
Twitter/@goliathtabuni

Perpecahan di tubuh KKB Papua

Gridhot.ID - Kelompok Kriminal bersenjata (KKB) Papua yang sempat bersatu diperkirakan bakal terpecah belah.

Sebelumnya, beberapa kelompok KKB Papua sempat bersatu untuk mengincar PT Freeport Indonesia.

Meski tak keseluruhan, setidaknya ada empat kubu KKB Papua yang berkumpul.

Baca Juga: Terpecah Belah, Anak Buah Lekagak Telenggen Tiba-tiba Buat Onar Tanpa Perintah, Bakar Tempat Ibadah di Tembagapura, TNI Sebut KKB Selcius Waker yang Jadi Dalangnya

Kelompok yang kini berada di Tembagapura yaitu KKB Papua pimpinan Lelagak Telenggen, Egianus Kogoya, Jhony Botak, dan Gusbi Waker.

Namun, TNI mulai mencium akan terjadi perpecahan lagi di KKB Papua karena perebutan kekuasaan di jajaran Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB).

Hal ini diungkapkan oleh Wakapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf. Dax Sianturi.

Baca Juga: 19 Tahun Disembunyikan Demi Hilangkan Jejak, Adik Ipar Anggota KKB Papua Ini Tiba-tiba Serahkan Senjata Secara Sukarela, Bongkar Rahasia Besar yang Dilakukan Sang Kakak di Depan TNI

Dax menduga KKB Papua saat ini sedang berebut untuk melengserkan panglima TPNPB yang masih dipegang oleh Goliath Tabuni (GT).

1. Goliat Tabuni tak sekuat dulu

Dax menyebut kalau Goliath Tabuni saat ini sudah berumur dan tak sekuat dulu, itulah yang menyebabkan KKB Papua berusaha untuk menggesernya.

"Sebenarnya GT sudah cukup berumur dan secara fisik tidak lagi sekuat dulu.

Baca Juga: Bersatu Demi Rebut Freeport Indonesia, Kekuatan Anak Buah Lelagak Telenggen, Egianus Kogoya Hingga Gusbi Waker Tak Ada-apanya, Anggota TNI-Polri Mampu Hadang KKB dan Kuasai Balik 4 Kampung di Tembagapura

Namun, ketokohannya GT masih cukup berpengaruh bagi generasi di bawahnya.

"Kedudukan GT yang sudah semakin renta dijadikan peluang bagi pimpinan yang ada dibawahnya untuk menggeser GT," kata Dax, di Jayapura, Kamis (19/3/2020).

2. Meneror PT Freeport Indonesia untuk menaikkan pamor

KKB yang bergeser ke Tembagapura adalah kelompok Lelagak Telenggen (LT), Militer Murib (MM), Selcius Waker (SW), dan Gusby Waker (GW).

Baca Juga: 2 Tahun Jadi Pimpinan Tertinggi Polisi di Papua, Tito Karnavian Bocorkan Strateginya Redam Teror KKB Saat Jadi Kapolda, Mendagri: Negara Tidak Boleh Kalah Apalagi dengan Senjata

Sedangkan wilayah Tembagapura merupakan wilayah operasi KKB Papua pimpinan Jhony Botak.

Dhias Suwandi

Wakapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Dax Sianturi

Menurut Dax, Tembagapura yang di dalamnya ada kawasan operasional PT Freeport Indonesia (PTFI), dianggap KKB bisa menaikan pamor, sehingga peluang menjadi pimpinan tertinggi TPNPB sangat terbuka.

"Saat ini isu Tembagapura sedang memanas dan mereka berharap itu bisa menaikkan nama mereka sehingga keberadaan GT bisa semakin dilupakan," kata dia.

Baca Juga: Jika Bukan Karena Amerika Serikat, TNI Sebenarnya Mampu Tumpas KKB Papua dalam Hitungan Detik, Langkah Heli Apache Serbu Markas Kelompok Bersenjata Terhalang Karena Hal Ini

"Bisa jadi pergerakan KKB Papua ke Tembagapura untuk menggeser kedudukan GT yang selama ini kita dengar sebagai Panglima Tertinggi TPNPB," sambung Dax.

3. Propaganda menakuti masyarakat

Beberapa informasi mengenai pergerakan KKB ke Tembagapura juga dianggap sebagai sebuah propaganda untuk menakut-nakuti masyarakat.

Termasuk informasi mengenai Egianus Kogoya (EK), Pimpinan TPN OPM di wilayah Nduga, yang ikut bergerak ke Tembagapura dianggap tidak sesuai fakta.

Baca Juga: Berjalan Kaki Bagai Roda Besi, KKB Papua Sebut TNI Bisa Mati Jika Mengejarnya, Lekagak Telenggen dan Pasukannya Tampak Menyusuri Hutan dan Pegunungan, Videonya Beredar di Media Sosial

"Apa yang selama ini dipropagandakan TPNPB itu tidak sesuai fakta di lapangan, sebagian besar menggunakan nama EK untuk propaganda bahwa sudah terjadi penggabungan kekuatan," kata Dax.

4. Egonya masih tinggi

Dax menegaskan bila antar KKB Papua masih ada persaingan yang antar pimpinannya masih menyimpan ego yang tinggi.

Bahkan dalam satu kelompok kini sudah mulai ada ketidakpatuhan antara pimpinan dan anggotanya.

Baca Juga: Berkat Strategi Mertua SBY, KKB Papua Pimpinan Lodewijk Mandatjan Mau Kembali ke Pangkuan NKRI Tanpa Kontak Senjata

Hal ini seperti yang terjadi saat kelompok Selcius Waker membakar sebuah gereja di Kampung Opitawak, Distrik Tembagapura, pada 12 Maret 2020.

5. Pembakar gereja bukan perintah Lekagak Telenggen

Dax memastikan pembakaran sebuah rumah ibadah belum pernah dilakukan oleh KKB Papua, dan apa yang dilakukan oleh Selciu Waker bukan atas perintah atasannya Lekagak Telenggen.

"Di dalam tubuh mereka ada persaingan, masing-masing ingin menonjolkan dirinya supaya memiliki kedudukan lebih terhormat dibanding lainnya," kata Dax.

Baca Juga: 'Nyawa Lebih Penting, Babi Itu Milik Dunia, Kami Kasih Tinggal dan Sudah Pasti Akan Diambil KKB, Biar Tuhan yang Menghukum Mereka'

Ia meyakini, saat ini Lekagak Telenggen menyalahkan aksi tersebut karena setelah itu aparat berhasil melumpuhkan 4 anggota KKB Papua dalam sebuah kontak senjata di Kampung Opitawak, Minggu (15/3/2020).

"Yang membakar gereja sudah keluar jalur koordinasi, itu menunjukan tindakan membakar rumah ibadah ada rasa frustasi di antara mereka.

"Frustasi itu bisa mungkin terjadi karena mereka sudah semakin terdesak, bisa jadi mereka kehabisan logistik karena kita putus jalur logistik mereka," kata Dax.

Facebook/TNPNB
Facebook/TNPNB

KKB Papua

Baca Juga: Asal Ceplos Sebut Lekagak Telenggen Telepon Mayjen TNI Herman Asaribab Selama 1 Jam, Juru Bicara KKB Papua Tak Henti Cari Perhatian, Pernyataan Sebby Sambom Ternyata Hanya Omong Kosong Besar

Diberitakan sebelumnya, Dax sebelumnya juga pernah membeberkan kalau KKB Papua memang sedang terpecah belah.

Pihak Kodam XVII/Cenderawasih meyakini aksi-aksi KKB Papua selama ini dilakukan untuk menunjukan eksistensi mereka.

Terutama dalam satu tahun terakhir, KKB Papua yang ada di wilayah Nduga terus beraksi sehingga kelompok-kelompok yang berada di Puncak juga ingin menunjukkan keberadaannya.

Baca Juga: Murah dan Mudah Diperoleh di Pasar Gelap, Ini Spesifikasi AK-47 dan AR-15, Senjata Hasil Rampasan yang Jadi Andalan KKB Papua

"Untuk operasional mereka antara yang Ndugama (Egianus Kogoya) dengan kelompok Ilaga itu tidak terkordinir dalam satu komando.

"Artinya, apa yang terjadi di Ilaga itu bukan bagian dari aksi yang di Ndugama," ujar Wakapendam XVII/Cenderawasih, Letkol Inf Dax Sianturi, kepada Kompas.com, Jumat (18/10/2019).

Antar kelompok KKB Papua yang dulunya menamakan diri Organisasi Papua Merdeka ( OPM), menurut Dax, seperti terpecah belah dan saling bersaing.

Baca Juga: TNI/Polri Libas Gerombolan KKB Pakai Timah Panas, Distrik Tembagapura Dijamin Sudah Aman, Kapolda Papua Singgung Soal Pengungsi: Mayarakat Belum Berani Kembali

Sosok Egianus Kogoya yang belakangan ini mendominasi aksi-aksi kriminal di Papua diyakininya menimbulkan rasa iri dari kelompok lain yang ada di kabupaten sekitar Nduga.

"Selama ini kami monitor yang paling banyak melakukan aksi adalah Egianus.

"Di antara kelompok sayap militer OPM atau TPMPB ini juga ada semacam persaingan di antara mereka untuk menunjukkan siapa yang lebih hebat satu sama lain," kata dia.

Baca Juga: Ganjaran Setimpal untuk Musuh dalam Selimut! Oknum TNI Penjual Senjata dan Amunisi ke KKB Papua Akhirnya Divonis Penjara Seumur Hidup, Ini Sosoknya

"Sehingga ketika Egianus beraksi, kelompok yang di Ilaga juga mungkin terpicu untuk melakukan aksinya juga."

"Tetapi untuk satu komando saya rasa tidak ada," kata Dax.

Bahkan, kata Dax, di wilayah Puncak sendiri ada beberapa kelompok yang tidak saling terkoordinasi.

Baca Juga: 3 Jam Baku Tembak dengan KKB, Satu Anggota Brimob Gugur Tertembak di Mimika, Kapolda Papua Endus Pergerakan Egianus Kogoya Menuju Tembagapura

"Kelompok yang di Ilaga (Puncak) sendiri itu tidak dalam satu kesatuan.

Mereka juga ada faksi-faksi yang bergerak sendiri-sendiri," ucap dia.

Beberapa KKB Papua yang selama ini dikenal sering beraksi di Puncak, di antaranya, Lekagak Telenggen dan Militer Murib.

Baca Juga: Ganyang Masyarakat Tembagapura, Lihat Video Detik-detik KKB Teror Warga Timika, Semua Lari Kocar-kacir Dengar Suara Tembakan

"Pimpinan tertinggi di Ilaga itu banyak, tapi selama ini yang kami lihat aktif itu Lekagak Talenggen," kata Dax.

Namun, diyakini bila struktur organisasi OPM yang sekarang ada, sudah tidak terkoordinasi dengan baik.

Bahkan, Goliat Tabuni yang selama ini dianggap sebagai pimpinan tertinggi sudah lama tidak terlihat.

Baca Juga: Acungkan Panah, Leus Murib, Aparat Kampung Distrik Kuyawage Berani Usir KKB Papua Pimpinan Egianus Kogoya, Sempat Berontak Tapi Pikir Dua Kali untuk Kontak Senjata

"Di struktur organisasinya mereka membagi jadi Komando Daerah Pertahanan (Kodap), tapi pada dasarnya organisasi mereka itu antara ada dan tiada, yang selama ini cukup aktif hanya Kodap 3 Ndugama," ujar Dax.

Dax melihat klaim KKB Papua yang menyebut Goliat Tabuni sebagai jenderal besar hanya sebagai bentuk penghormatan di antara mereka terhadap sosok Goliat Tabuni yang dianggap sebagai tokoh yang memimpin perlawanan mereka.

Diakui bila pada 2018, TNI berhasil mengetahui titik persembunyian Goliat Tabuni, tetapi yang bersangkutan dapat melarikan diri.

Baca Juga: Kedekatan dengan TNI Jadi Alasan Kembali ke NKRI, Satu Anggota KKB Ngaku Simpan Senpi dan 2 Butir Amunisi Kaliber 22 di Tengah Hutan Papua, Pilih Serahkan Diri Secara Sukarela Usai Nekat Terjun ke Jurang

"Goliat Tabuni sangat jarang terkoneksi dengan yang ada di Timika, Ndugama."

"Goliat lebih ada di Mulia, Kabupaten Puncak Jaya," kata Dax.

Terkait dengan beberapa kerusuhan yang terjadi di Papua, yang dipicu oleh isu rasisme, Dax mengakui hal tersebut ikut terkait dengan aksi-aksi yang dilakukan KKB Papua beberapa waktu terakhir.

Baca Juga: Terus Menerus Cari Perhatian, KKB Papua Ikut Beri Pernyataan Soal Kabar Wakil Bupati Nduga Mengundurkan Diri dari Jabatan, Sebut Wentius Nimiangge Copot dan Letakkan Seragam di Samping Jasad Hendrik Lokbere Demi Keadilan Rakyat

Menurut dia, isu rasisme menjadi pelecut KKB Papua yang selama ini terus berpindah di hutan-hutan di wilayah pegunungan Papua.

"Namun, memang kami memonitor, dengan adanya beberapa kerusuhan yang terjadi, yang menurut kepolisian itu didalangi oleh KNPB dan UNLWP, timbul suatu gerakan solidaritas dari mereka yang berada di hutan," kata Dax.

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul: "KKB Papua Diduga akan Terpecah Belah Lagi, Saling Berebut Melengserkan Panglima TPNPB Goliat Tabuni."

(*)

Tag

Editor : Candra Mega Sari

Sumber Surya.co.id