Laporan Wartawan Gridhot, Desy Kurniasari
Gridhot.ID - Beberapa waktu lalu Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, dikabarkan positif terinfeksi virus corona (Covid-19).
Hal tersebut pun lantas membuat heboh publik.
Budi Karya kemudian menjalani perawatan berupa isolasi di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta.
Mengutip Kompas.com, belakangan ini kondisi kesehatan Budi Karya diungkap Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman yang mendapat laporan dari dokter yang merawatnya.
Menurutnya kondisi Menhub saat ini semakin membaik.
"Sekitar dua hari yang lalu saya sempat ke RSPAD Gatot Soebroto dan beliau makin membaik situasinya, seperti digambarkan oleh dokter yang di RSPAD Gatot Soebroto," kata Fadjroel dikutip dari Kompas.com, Sabtu (21/3/2020).
Berbeda cerita dengan kondisi Budi Karya yang semakin membaik, seorang dokter yang sempat merawatnya di Rumah Sakit Medistra sebelum dirujuk ke RSPAD Gatot Soebroto justru dikabarkan meninggal dunia.
Dilansir dari akun Twitter @Stevaniehuangg, dokter Ketty Herawaty Sultana wafat.
Dokter Ketty dikabarkan sempat merawat Menteri Perhubungan, Budi Karya, saat menjalani masa isolasi di RSPAD Gatot Subroto.
Ia kemudian terkonfirmasi positif terinfeksi virus corona.
"Gugur kembali pahlawan kita dokter Ketty Herawaty Sultana. Dokter umum yg sempat merawat Menhub Budi Karya. Selamat jalan dok. Terima kasih atas jasamu," tulis akun Twitter @Stevaniehuangg.
Melansir Tribunnews.com, mendiang dr. Ketty meninggal dunia pada Sabtu (4/4/2020).
Hal tersebut diungkapkan Humas Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dokter Halik Malik.
"Kami turut berduka, informasi beliau wafat kemarin," ujar Halik saat dihubungi Tribunnews, Minggu (5/4/2020) sore.
Halik membenarkan mendiang merupakan dokter yang sempat menangani Menhub Budi Karya Sumadi.
"Iya, itu bisa ditanyakan jauh lagi ke rumah sakit tempat beliau bertugas," ujarnya.
Halik mengungkapkan dokter Ketty meninggal dunia di RS Medistra Jakarta Selatan.
Sementara itu terkait informasi kapan dokter Ketty dinyatakan positif covid-19, Halik menyebut, IDI tidak memiliki datanya.
"Detil informasi testing swab tenggorok dan lain-lain, kami juga tidak mengetahui secara mendetail," ujarnya.
Halik menyebut, data lengkap berada di pemerintah dan rumah sakit yang menangani.
(*)