Mossad Disuruh Beli Masker, Israel Terjunkan Agen Intelijen Perangi Virus Corona, Kini Menjelma Jadi Negara Paling Aman di Dunia

Senin, 20 April 2020 | 20:13
Arash Khamooshi for The New York Times

Israel

Gridhot.ID - Dalam kondisi yang cukup membingungkan ini tiap negara tentu memiliki berbagai macam cara.

Beberapa negara mencoba cara terbainya untuk bisa menghadapi wabah virus corona yang sedang menyerang.

Dari semua wilayah yang ada di dunia, ternyata ada satu yang dinobatkan sebagai yang teraman di tengah wabah virus corona.

Israel dinobatkan sebagai wilayah paling aman saat pandemi Covid-19 berlangsung, menurut survei yang dilakukan Deep Knowledge Ventures.

Baca Juga: Blak-blakan di Depan Syahrini, Najwa Shihab Ucap Puji Syukur Saat Tahu Istri Reino Barack Ogah Jadi Politikus: Sungguh Mengkhawatirkan Kalau Ia Dapat Posisi Penting

Perusahaan konsorsium yang berbasis di Hong Kong itu merilis daftar 40 negara teraman corona.

Deep Knowledge sempat menjadi buah bibir pada 2014, ketika menunjuk AI (Artificial Intelligence) sebagai anggota dewan. Israel memuncaki daftar dengan total skor 632.32 dari 76 kriteria penilaian yang diterapkan.

Dilansir dari Nikkei Asian Review Senin (6/4/2020), beberapa parameter itu di antaranya jumlah kasus virus corona, angka kematian, ukuran geografis dan demografi, kapasitas rumah sakit, dan keahlian medis.

Kemudian kriteria lainnya seperti GovTech atau sistem e-government dan kemampuan pertahanan.

Baca Juga: Pak Guru Avan: Bukan Masalah Rindu, Tapi Imbauan Mas Menteri Jelas Tak Bisa Saya Lakukan, Tak Semua Punya Smartphone dan TV

Secara keseluruhan Deep Knowledge menilai Israel memiliki keunggulan, setidaknya untuk saat ini sebagai negara teraman di pandemi Covid-19.

"Negara ini relatif kecil, terorganisir dengan baik, dan sistem manajemen GovTech mereka cukup efisien diterapkan secara nasional," kata Dmitry Kaminskiy, mitra pengelola Deep Knowledge Ventures.

Kaminskiy menerangkannya dalam sebuah wawancara, dan menambahkan peringkat dapat berubah dari waktu ke waktu.

Singapura berada di posisi kedua pada 1 April, diikuti Hong Kong di peringkat empat, dan Taiwan di posisi kelima.

Baca Juga: Asyik Makan di Warung Milik Ibunda Syahrini, YouTuber Ini Kaget Saat Tahu Harga Semangkok Bakso: Duh Garing Banget

Jepang di urutan keenam, sedangkan Korea Selatan di posisi 10. Lalu pada 12 April susunannya berubah.

Peringkat kedua dihuni Jerman dan disusul Korsel di urutan ketiga.

Australia dan China masing-masing berada di posisi 4 dan 5, diikuti Selandia Baru, Taiwan, Singapura, Jepang, dan Hong Kong di 10 besar.

Israel sendiri masih mempertahankan posisi puncak. Semua negara-negara itu memiliki sistem perawatan kesehatan yang mumpuni.

Baca Juga: Ngerasa Sudah Sehat dan Jenuh Diisolasi, PDP di Tegal Bikin Geger Usai Kabur Keluyuran di Kota, Petugas Medis: Tolong Jangan Bikin Repot Semuanya

Namun Kaminskiy berpendapat, Israel yang telah mengalami perang selama puluhan tahun punya keuntungan ekstra untuk menyegel perbatasan, menggerakkan sumber daya, dan menghadapi setiap ancaman geopolitik yang mungkin timbul dari pandemi.

www.dkv.global
www.dkv.global

Ranking keamanan negara terhadap wabah corona

Dr Arnon Afek yang bekerja di salah satu rumah sakit terbaik Israel berujar, semua sistem di Israel berbicara dalam satu "bahasa".

"Kami bekerja di masa damai untuk mempersiapkan, melakukan latihan, dan memastikan semua sistem kami berbicara dalam satu 'bahasa'."

"Semua rumah sakit, layanan darurat, tentara polisi... tahu cara bekerja karena kami melakukannya selama latihan," kata Dr Afek.

Baca Juga: Serius Buktikan Ancamannya, Anies Baswedan Tutup Puluhan Perusahaan dan Beri Peringatan Bagi yang Nekat Ngantor Selama PSBB: Kami Terus Menindak Tegas!

Ia dengan hati-hati menambahkan, mereka tidak pernah berlatih menghadapi krisis seperti ini sebelumnya.

Keselamatan tidak berarti kekebalan

Kaminskiy mengatakan sektor teknologi yang berkembang baik dan tingkat disiplin sosial dapat menghasilkan tingkat keselamatan yang tinggi.

Ammar Awards
Ammar Awards

PM Israel Benjamin Netanyahu (kiri) dan Menteri Kesehatan Israel Yaakov Litzman (kanan), saat memberi keterangan di Kementerian Kesehatan Israel di Yerusalem, 4 Maret 2020.

Namun, keselamatan tidak berarti kekebalan. Total kasus corona di Israel telah melampaui 13.000.

Baca Juga: Heboh Ribuan Cacing Keluar dari Tanah di Solo dan Klaten, Pihak BMKG Ungkap Soal Prediksi Gempa dan Tsunami, Simak Penjelasannya!

Sebagian besar infeksi ringan dan angka kematian mencapai 171 pada Minggu (19/4/2020).

Menteri Kesehatan Yaakov Litzman juga dinyatakan positif corona pada akhir Maret, membuat Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dikarantina untuk kedua kalinya.

Covid-19 di Israel terus menyebar, meski pemerintah menerapkan karantina pada pengunjung dari negara-negara terdampak parah, dan mulai 12 Maret diperluas menjadi sedunia.

Dalam upaya penanganan pemerintah menutup sekolah, melarang pertemuan lebih dari 10 orang, menyerukan warga untuk tetap di rumah, dan menggunakan pengawasan anti-terorisme berteknologi tinggi untuk melacak kasus.

Baca Juga: Batinnya Disergap Rasa Haru Baca Pesan Ibu-ibu, Luhut Binsar Pandjaitan: Saya Adalah Anak Sopir Bus AKAP dan Dilahirkan dari Seorang Ibu yang Tangguh Meski Tak Tamat Sekolah Rakyat

Kementerian Kesehatan juga memiliki aplikasi multibahasa yang memperingatkan pengguna akan kemungkinan paparan.

Meski begitu, kritik tetap dilayangkan masyarakat yang menuntut pemerintah seharusnya lebih siap, dan disiplin publik belum dilakukan menyeluruh.

Dr Eyal Leshem direktur Pusat Pengobatan Perjalanan dan Penyakit Tropis Sheba mengatakan, "Kami cukup yakin langkah-langkah social distancing telah efektif."

"Sekarang pertanyaannya adalah, apakah itu cukup efektif untuk mencegah lonjakan rawat inap dan kematian? Mengenai itu, kami belum tahu."

Baca Juga: Batinnya Disergap Rasa Haru Baca Pesan Ibu-ibu, Luhut Binsar Pandjaitan: Saya Adalah Anak Sopir Bus AKAP dan Dilahirkan dari Seorang Ibu yang Tangguh Meski Tak Tamat Sekolah Rakyat

Kemudian Dr Afek menambahkan, Israel belajar dari Korea Selatan dalam memperbanyak jumlah tes Covid-19.

Pelajaran lainnya adalah pemakaian masker.

"Itu salah satu hal yang telah kalian lakukan di China, di Jepang, dan kami harus belajar itu dari kalian. Itu sangat masuk akal."

Nikkei Asian Review mengabarkan, Mossad agen intelijen Israel bulan lalu membeli jutaan masker dan ribuan alat tes Covid-19 dari sumber rahasia, menurut media setempat.

Baca Juga: Lelang Jersey Ronaldo Seharga Rp 180 Juta demi Korban Corona, Martunis Ingat Kata-kata Ayah Angkatnya: Tuhan Akan Membalasnya Dua Kali Lipat

Warga Israel baru-baru ini diwajibkan mengenakan masker di tempat umum.

Negara startup Negara berpenduduk sekitar 9 juta orang ini memiliki reputasi sebagai "negara startup" dan memiliki 7 perusahaan dalam daftar unicorn terbaru CB Insights.

Sheba yang menempati peringkat 9 di daftar Newsweek tentang rumah sakit terbaik di dunia tahun ini, menjalankan pusat inovasi.

Mereka bekerja sama dengan para peneliti dan rumah sakit di Eropa, AS, dan Inggris.

Baca Juga: Lelang Jersey Ronaldo Seharga Rp 180 Juta demi Korban Corona, Martunis Ingat Kata-kata Ayah Angkatnya: Tuhan Akan Membalasnya Dua Kali Lipat

"Sejumlah besar startup sekarang bekerja dan berusaha membantu memerangi corona," kata Dr Afek.

"Berinvestasi dalam ventilator baru, diagnosis, pengobatan - semuanya sedang dilakukan di sini."

Banyak gawai digunakan untuk meminimalkan kontak berisiko antara petugas kesehatan dan pasien Covid-19, seperti sensor jarak jauh untuk memeriksa tanda-tanda vital.

Israel pun dikabarkan tidak menutup diri untuk memberi bantuan ke Palestina, yang pada awal April menempati peringkat 37 daftar Deep Knowledge Ventures tapi kini terlempar dari 40 besar.

Baca Juga: 36 Ribu Narapidana Dihadiahi Program Asimilasi di Tengah Pandemi, Belasan Diantaranya Kembali Lakukan Aksi Kriminal Usai Dibebaskan, Yasonna Laoly: Ini Bukti Koordinasi Pengawasan Berjalan Baik

Menurut pemberitaan Nikkei Asian Review, PBB yang biasanya kritis terhadap kebijakan Israel mengatakan, "Pemerintah Palestina dan Israel telah mempertahankan kerja sama yang erat dan belum pernah terjadi sebelumnya pada upaya yang bertujuan mengatasi epidemi."

Dr Afek mengatakan, penting bagi Israel untuk membantu. Para dokter Palestina telah mengunjungi rumah sakit Israel, sedangkan tim Israel dikirim ke Tepi Barat dan perbatasan Gaza untuk "berbagi pengalaman kami dengan mereka."

Dokter pun menyarankan bahwa begitu ada negara yang menang melawan virus, negara tersebut harus membantu negara lain yang membutuhkan.

Afek menyebut dirinya "cukup optimis", tetapi banyaknya penelitian tentang virus corona yang kini beredar membuatnya yakin akan satu hal.

"Tentu saja kita bisa mengalahkan virusnya."

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Survei: Israel Negara Paling Aman Saat Pandemi Covid-19"

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber Kompas.com